9. (Min Fam) Shock

383 50 10
                                    

Yoongi mungkin bodoh, atau mungkin ia hanya pura-pura bodoh. Jelas, apa yang ia rasakan saat ini adalah cemburu. Perasaan tak suka saat melihat Jiae berbincang hangat dengan pria lain. Perasaan marah saat melihat Yoo Jiae tertawa, karena pria lain. Perasaan kesal saat melihat Jiae, berinteraksi sangat manis dengan lelaki lain.

Yoongi menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangan kuat-kuat. Ingin rasanya ia berjalan cepat ke hadapan Jiae, kemudian meninju rahang lelaki tak dikenal yang tengah berbincang dengannya. Yoongi marah saat melihat tawa Jiae, yang bahkan tak pernah ia lihat selama dengannya.

Namun tidak. Yoongi tidak akan sebodoh itu, kan?

"Yoongi-ssi, kau sudah datang?"

Ditatapnya Jiae yang terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna peach yang sangat pas di tubuhnya. Jiae memang cantik, tetapi malam ini, ia berkali-kali lebih cantik. Apalagi saat tersenyum. Sayang, senyum wanita itu sudah lenyap sejak ia menyadari kehadiran Yoongi.

Ya, kau adalah penyebab semua derita yang Jiae alami.

"Ah, dia teman yang kautunggu?" tanya lelaki tak dikenal yang duduk di hadapan Jiae. "Pacarmu?" bisiknya kemudian pada Jiae, yang masih bisa Yoongi dengar.

Lelaki itu lantas menatap Yoongi dan tersenyum kecil. "Baiklah. Aku permisi. Maaf telah meminjam Jiae sebentar," ucapnya pada Yoongi. "Jiae-ya, nanti hubungi aku." Lelaki itu menyimpan kartu nama di hadapan Jiae. Lantas setelahnya ia membungkuk empat puluh lima derajat sebelum pergi.

"Apa kau menunggu lama?" tanya Yoongi datar.

Yoongi menggeser salah satu kursi dan duduk di atasnya. Mata kecilnya tak beralih dari wajah Jiae yang mempesona bak bidadari malam ini. Namun egoismenya yang tinggi, memaksa Yoongi untuk menyembunyikan binar kekaguman di matanya. Bahkan bibir yang sangat ingin tersenyum menatap wajah ayu itu juga ia tekan kuat, agar tetap tampil datar.

"Tidak. Aku baru saja datang," balas Jiae dengan suaranya yang terdengar begitu indah memasuki gendang telinga Yoongi.

"Tadi itu..."

"Kim Jongin. Mantan tunanganku."

Ucapan Jiae tersebut, meski dilontarkan dengan nada biasa dan wajah santai, tetapi berhasil membuat Yoongi terhenyak.

Kim Jongin? Mantan tunangan? Itu artinya... dia laki-laki yang seharusnya menikahi Jiae?

"Dia?" Yoongi menatap Jiae dengan salah satu alis yang melengkung.

Jiae mengangguk kecil, kemudian menatap Yoongi dengan penuh pengertian. Bahkan, senyuman wanita itu terbit. Yoongi tak mengerti dengan apa yang Jiae pikirkan. Bagaimana bisa wanita itu tidak mendendam kepada siapa pun? Kepada dirinya, yang menyebabkan semua kekacauan terjadi. Dan kepada Kim Jongin, yang meninggalkannya hanya karena fisiknya tak lagi sempurna. Bukankah setidaknya, ia tidak bersikap seramah itu, kan?

"Kita belum memesan makanan," ucap Jiae, sangat jelas jika wanita itu mengalihkan pembicaraan.

Yoongi terdiam sejenak, menelisik lebih jauh raut wajah Jiae. Dan wanita yang masih menyandang gelar sebagai istrinya itu sangatlah santai. Jujur, hal itu justru membuat Yoongi bertanya-tanya.

***

Yang Yoongi tahu, Jiae adalah wanita yang tak banyak bicara dan jarang berekspresi ceria. Wanita itu senantiasa menampilkan ekspresi datar dan jarang sekali tertawa. Tapi setelah melihat interaksinya dengan Jongin tadi, Yoongi yakin, dulu Jiae adalah gadis ekspresif yang banyak tertawa. Entah mengapa, menyadari hal itu, hatinya terasa tercubit.

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusWhere stories live. Discover now