14. (Jeon Fam) Menyesal

369 76 7
                                    

I'd climb every mountain
Kan kudaki semua gunung
And swim every ocean
Dan kurenangi semua laut
Just to be with you
Demi untuk bersamamu
And fix what I've broken
Dan perbaiki yang tlah kulakukan
Oh, cause I need you to see
Oh, karena kuingin kau tahu
That you are the reason
Bahwa kaulah alasannya

If I could turn back the clock
Andai bisa kuputar kembali waktu
I'd make sure the light defeated the dark
Kan kupastikan cahaya kalahkan gelap

I'd spend every hour, of every day
Kan kuhabiskan seluruh waktu, setiap hari
Keeping you safe
Pastikan kau aman sentosa

I don't wanna fight no more
Aku tak ingin bertengkar lagi
I don't wanna hide no more
Aku tak ingin sembunyi lagi
I don't wanna cry no more
Aku tak ingin menangis lagi
Come back I need you to hold me
Kembalilah, kuingin kau mendekapku
(You are the reason)
(Kaulah alasannya)
Come a little closer now
Mendekatlah
Just a little closer now
Mendekatlah
Come a little closer
Mendekatlah
I need you to hold me tonight
Malam ini kuingin kau mendekapku

***

Yein menatap lurus bulir-bulir hujan yang membasahi jendela. Telunjuknya menari di atas embun, membentuk hati. Entah apa yang ia rasakan saat ini, Yein sendiri bingung.

"Aku rindu, tapi juga membencimu," bisiknya pada desau angin musim semi yang menerpa.

Segala memori indahnya dengan Jungkook berputar bagai kaset rusak, membuatnya tersenyum namun menangis di saat yang sama.

Cinta memang terkadang seperti itu, menyapa, kemudian memeluk namun juga menusuk. Yah, cinta memberimu kebahagiaan, namun juga kesakitan di saat yang sama.

Sementara Yein tengah duduk di depan jendela, lain halnya dengan Jungkook. Lelaki itu kini tengah mengguyur tubuhnya dengan air dingin di bawah shower. Rasa sakit dan sesak di hatinya tak mampu ia bendung. Ia marah, ia kecewa, dan ia menyesal pada dirinya sendiri. Seandainya ia bisa lebih memahami Yein dan bisa bijak untuk mencari tahu mengapa Yein berubah, semua pasti tidak akan sepelik ini.

Kini Jungkook sendirian, merasa hampa, dan rindu.

Sudah tengah malam, dan hujan masih mengguyur tiada henti. Jungkook memakai piyamanya, dan terduduk di sudut ranjang.

Ternyata, rasanya menyesal lebih sakit daripada kehilangan.

Jungkook takut Yein meninggalkannya, tapi lebih takut Yein tidak lagi mencintainya. Yah, pergi namun masih mencintai tidak akan sesakit bertahan namun tak lagi dilandasi perasaan.

Di tengah ketakutannya, sekarang Jungkook bingung, haruskah besok ia berjuang menemui wanita itu, ataukah membiarkannya sendirian dulu.

***

Pagi hari saat Jungkook membuka mata, ia baru sadar bahwa ia tertidur dengan posisi badan setengah duduk dan... sendirian.

Tidak ada Yein yang memeluknya.

Tidak ada Yein yang mengganggunya.

Tidak ada Yein yang manja padanya.

Tidak ada Yein yang marah-marah padanya.

Tidak ada Yein. Yah, Jungkook hanya sendirian sekarang.

Jungkook memutuskan untuk membersihkan diri dan membuat sarapan setelahnya. Lagi-lagi Jungkook meringis, mengingat moment setiap pagi di mana Yein biasanya akan datang dan memeluknya dari belakang sambil bertanya, "Kau memasak apa?"

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusDär berättelser lever. Upptäck nu