6. (Jeon Fam) Takut

320 59 4
                                    

Jungkook menatap Yein yang masih terlelap di dekapannya. Padahal, mentari sudah merangkak naik yang menandakan pagi sudah hampir berlalu, dan siang telah menyambut, tetapi wanita itu sepertinya sangat lelap. Diam-diam Jungkook tersenyum saat Yein melenguh lirih ketika ia bergerak.

Jungkook menyingkirkan helaian anak-anak rambut yang menutupi wajah cantik Yein. Ditatapnya dengan lembut wajah yang kata orang bilang, sangat mirip dengannya. Kemudian Jungkook tersenyum lebar begitu mengingat kejadian semalam. Ketika Yein marah dan hendak kabur ke rumah appa-nya, tetapi saat menjelang tidur, Yein malah merengek ingin dipeluk. Dia benar-benar menggemaskan. Jadi, bagaimana bisa Jungkook menyukai gadis lain, saat Yein saja selalu membuatnya bergetar dan takut kehilangannya di saat yang sama?

Mencium kening wanitanya sebentar, Jungkook hendak memindahkan kepala Yein ke atas bantal, tetapi Yein malah mengerang kesal di dalam tidurnya. Membuat Jungkook terkekeh kecil.

"Yein-a," bisiknya di depan telinga Yein. "Ini sudah hampir siang. Suamimu harus pergi bekerja," lanjutnya. Kemudian kembali menatap wajah Yein, tetapi wanita itu masih enggan membuka mata. Jungkook menggeleng pelan. Semenjak hamil, Yein benar-benar tidur sangat nyenyak.

Karena yakin Yein tidak akan bangun dalam waktu dekat sementara ia harus pergi ke kantor, Jungkook memutuskan untuk membangunkannya sebentar.

"Yein-a," panggilnya. Tidak ada respon apapun.

Jungkook mengecup bibir Yein sekilas, kemudian kembali memanggil namanya. Tapi Yein hanya melirih pelan dan lanjut tertidur. Jungkook tertawa pelan.

"Astaga, kenapa dia bisa menggemaskan dan menyebalkan di saat bersamaan?" monolognya.

Jungkook kembali mencoba. Kini ia menciumi seluruh wajah Yein bertubi-tubi, sampai Yein menggerak-gerakkan kepalanya. Benar saja, setelahnya ia membuka mata dan menatap Jungkook dengan tatapan polos khas bangun tidur. Jungkook yang mendapat tatapan itu, tersenyum. Betapa menakjubkannya wajah bidadari saat terbangun dari tidurnya, pikir Jungkook.

"Akhirnya, istriku bangun," gumam Jungkook. "Sementara, lepaskan dulu pelukanmu. Tidurlah di atas bantal ini. Aku harus bekerja, Sayang."

Yein hanya mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menatap wajah Jungkook yang jaraknya begitu dekat dengan wajahnya. Tentu saja hal itu mengundang tawa Jungkook.

"Sepulang aku kerja, kau boleh memelukku sepuasmu lagi," bisik Jungkook yang kemudian mengecup kening Yein dan menengakkan tubuh. Menyimpan kepala Yein di atas bantal.

Kemudian Jungkook mendengar Yein bermonolog, "Bukannya semalam kita marahan, ya?" Sontak saja Jungkook menggeleng pelan karena tingkah Yein. Ia lantas kembali mendekat pada Yein.

"Kita tidak marahan. Kau hanya kesal semalam. Tapi kau sendiri yang malah merengek ingin kupeluk saat tidur."

Yein terlihat mengkerucutkan bibir dengan mata mendelik pada Jungkook. "Iyakah?" tanyanya polos. "Kurasa tidak. Kau saja yang tidak bisa tidur tanpa memelukku! Cih, dasar manja!" decak Yein. Wanita itu sudah tersadar seutuhnya sekarang.

Jungkook tentu saja tergelak karena kalimat yang terlontar dari mulut Yein barusan. Apa mungkin wanita itu semalam mengigau atau apa? Jelas-jelas dia yang minta dipeluk. Bahkan tadi, dia mengerang kesal saat Jungkook hendak memindahkan kepalanya ke atas bantal. Ck, untung saja Jungkook ingat bahwa sekarang sudah hampir siang dan ia harus segera pergi ke kantor, kalau tidak, mungkin Jungkook akan terus menggoda Yein dan menerkamnya.

***

Jungkook baru saja selesai mandi. Dilihatnya Yein terlelap dengan posisi meringkuk seperti janin. Sementara kemeja dan jas yang akan ia pakai sudah tersampir di atas kursi di depan meja rias. Jungkook tersenyum kecil, itu pasti Yein yang menyiapakannya sebelum ia terlelap kembali.

Jungkook segera memakai pakaiannya, kemudian menyisir rambutnya yang basah. Setelah selesai, ia merangkak naik ke atas ranjang, sekadar mengusap perut Yein yang mulai membuncit dan menciumnya.

"Kesayangan Appa, jangan nakal di dalam sana, ya. Jaga eomma," bisik Jungkook lembut, kemudian melenggang pergi meninggalkan kamar setelah mengusap puncak kepala Yein.

***

Yein terbangun pada siang harinya. Ralat, siang hari menjelang sore. Yein tidak tahu ia bisa tidur senyenyak itu. Mungkin bawaan bayinya juga. Di luar, hujan turun lumayan deras, sehingga mengundang kantuk lagi. Tapi jika tidur kembali, bisa-bisa ketika bangun, ia pusing. Maka Yein putuskan untuk membersihkan diri dengan air hangat saja.

Setelah membersihkan diri, Yein berjalan ke dapur, hendak mengisi perutnya yang keroncongan. Lantas ia tersenyum, menatap meja makan yang ternyata sudah tersedia banyak makanan. Mulai dari kimchi, japchae, hingga beef yang sudah hampir dingin. Ah, Jungkook pasti menyiapkan ini sebelum ia pergi bekerja. Mendadak kekesalannya pada Jungkook lenyap jika mengingat semua yang telah Jungkook lakukan untuknya. Di saat seharusnya ia yang menyajikan makanan untuk suami, justru tanpa keberatan Jungkook yang malah selalu menyiapkan makan untuknya.

Yein duduk di kursi meja makan. Tapi setelah dipikir-pikir, beef lebih enak dimakan ketika masih panas, apalagi di udara yang dingin seperti ini. Jadilah akhirnya Yein berinisiatif untuk memanaskan dahulu beef dan japchae-nya. Tapi naas, tangannya terkena percikan minyak beef yang panas ketika ia membalikkan beef. Otomatis Yein berjengit, kemudian meringis sakit. Memang lukanya tidak seberapa, tetapi itu sungguh perih.

Akhirnya, Yein makan sambil terisak. Bukan sepenuhnya terisak karena sakit. Tapi terisak karena ia sadar betul, memanaskan makanan untuk dirinya sendiri saja ia tidak becus, apalagi menyiapkan makanan untuk Jungkook? Mendadak Yein merasa payah sekali.

Selesai makan dan mencuci piring, Yein hanya termenung di depan televisi. Ia hanya berpikir, apakah mungkin, Jungkook tidak akan berpaling? Sementara, Yein sangat payah dalam hal apapun. Apakah mungkin, cinta Jungkook akan terus seperti ini, atau suatu saat ia akan berpaling? Lama sekali, Yein hanya termenung dengan pemikiran-pemikiran tentang hati Jungkook, sampai akhirnya tanpa sadar, air matanya meluruh dan ia terisak keras.

***

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu