13. (Bhuwakul Fam) Berbagi Denganku

253 31 6
                                    

Bambam memperhatikan Sujeong yang termenung dengan bubur yang masih utuh di pangkuannya. Sangat khawatir rasanya melihat keadaan Sujeong yang memprihatinkan sejak ia pulang barusan.

Jujur, sebenarnya Bambam lelah setelah perjalanan jauh. Setelah pekerjaan selesai, Bambam segera pulang sehari sebelum jadwalnya. Ia merindukan Sujeong. Lebih rindu karena ternyata Sujeong mengandung buah hati mereka. Namun yang didapati Bambam ketika pulang, malah Sujeong yang tergeletak pingsan dan menangis tersedu setelahnya.

Bambam tidak pernah melihat Sujeong sekacau ini. Dan ini mengganggunya.

"Jeong, buburnya dingin." tegur Bambam, karena Sujeong tak kunjung memakan buburnya.

Seolah baru sadar akan lamunannya, Sujeong mengerjap dan menatap Bambam. "Maaf," lirih wanita itu.

Bambam menggeleng pelan. Mendekat ke arah Sujeong dan mengambil bubur di pangkuannya kemudian ia letakkan di atas nakas.

Bambam meraih kepala Sujeong, menyimpannya di pundak kirinya.

"Apa yang mengganggu pikiranmu, hm? Ceritakan padaku." Bambam mengecup singkat kening Sujeong.

Tak ada jawaban.

"Apa karena mimpi buruk tadi?" tanya Bambam lagi.

Kali ini lebih baik dari tadi, Sujeong mengangguk ringan.

"Hei, apapun yang kau mimpikan, itu hanya bunga tidur. Jangan terlalu dipikirkan, ya?"

"Bam, aku..." Sujeong memejamkan mata, menghentikan ucapannya.

"Hm? Kau kenapa?" Bambam memegang bahu Sujeong, memaksa wanita itu menatapnya. Namun Sujeong bergeming. "Hei, cerita."

"Tidak apa, Bam. Lupakan saja."

"Ya Tuhan!" Bambam mengerang frustasi. "Aku suamimu, Jeong. Jika kau memiliki kekhawatiran apapun maka, berbagi denganku."

Sujeong diam lagi. Dan Bambam semakin jengah.

"Kau yang cerita, atau aku yang cari tahu sendiri ceritamu?" tanya Bambam akhirnya.

"Bam!" protes Sujeong.

"Baiklah, kenapa? Kau bingung karena terlalu merindukanku, hm?"

"Bukan itu."

"Lantas? Kau marah karena aku terlalu tampan?"

Sujeong menggeleng sebal.

"Kau takut aku selingkuh dengan orang bule?"

"Bukan!"

"Lalu apa?" Bambam gregetan. Sujeong juga greget, ingin memukul Bambam.

"Sudahlah. Tidak ada apa-apa," gumam Sujeong akhirnya, memeluk perut Bambam dan menyandarkan kepala di dada bidang lelaki tersebut.

"Tuh, kan, kau hanya merindukanku," respon Bambam dengan cengiran dan gelengan kepalanya.

***

Bambam memindahkan kepala Sujeong ke atas bantal dan membenarkan posisi tidur wanita itu. Lantas ia turun dari ranjang, hendak memanggil dokter untuk memastikan keadaan Sujeong. Bagaimana pun, kondisi Sujeong sangat rentan mengingat ia tengah mengandung. Bambam tidak mau Sujeong kenapa-napa, dan ia akan melakukan yang terbaik sebagai suami dan calon ayah.

Beberapa saat, dokter datang dan memeriksa keadaan Sujeong yang terlelap. Dari wajahnya saja, Bambam tahu Sujeong kelelahan. Namun Bambam tidak tahu apa yang membuat Sujeong lelah.

Bambam makan jjangmyeon sendirian. Kemudian menata obat-obatan yang dokter berikan untuk Sujeong ke atas nampan. Seperti dugaannya, dokter juga bilang bahwa Sujeong kelelahan dan banyak pikiran.

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang