20. (Min Fam) Keputusan

358 53 3
                                    

Hari ini untuk pertama kalinya lagi Yoongi dan Jiae menginjakkan kaki di rumah keluarga Yoongi. Ada perasaan takut yang amat pekat yang dirasakan keduanya. Tapi mereka percaya, cinta mereka yang tulus mampu mengatasi rasa takut itu dan juga mampu mengatasi setiap kesulitan yang ada. Mereka percaya.

Keduanya disambut oleh tatapan tajam ayah Yoongi. Namun sekali lagi, mereka takkan gentar karena mereka yakin akan hati masing-masing.

"Kau masih berani menampakkan wajah di rumah ini setelah kebejatan yang kaulakukan?" tanya Sang ayah sarkas.

"Appa, aku akan bertanggung jawab," ucap Yoongi tiba-tiba. Dan pada saat itu, tangan Jiae menggenggamnya semakin erat.

"Jadi, kau akan meninggalkan Jiae?"

"Tidak."

"Apa maksudmu---" Ayah Yoongi terlihat murka, tetapi istrinya dengan segera menahan sebelum ia kembali lepas kembali.

"Aku akan bertanggung jawab terhadap bayi itu dengan satu syarat, aku akan menikah dengan Nayeon setelah dia melahirkan. Dan selama itu, aku tidak akan meninggalkan Jiae." ucap Yoongi mantap. Diliriknya Jiae yang tersenyum sendu. Yoongi tahu ini sulit dan menyakitkan untuk Jiae, tetapi Yoongi tak memiliki pilihan apapun lagi sekarang.

"Kenapa kau tidak meninggalkan Jiae lebih cepat? Kau sadar, apa yang kaulakukan itu akan sangat melukainya!" Ibu Yoongi angkat bicara ---bukan sebagai ibu dari Yoongi atau ibu mertua dari Jiae, tapi lebih bicara sebagai sesama perempuan. Karena ia tahu betul, tidak ada hati yang baik-baik saja setelah menerima pengkhianatan yang begitu menyakitkan.

"Eommonie, aku tidak keberatan. Aku sendiri yang meminta Yoongi melakukan ini."

"Jiae-ya..."

"Aku baik-baik saja," ucap Jiae tampak tulus meski suara yang keluar dari bibirnya terdengar bergetar.

"Lalu, apa kau siap dengan konsekuensinya jika menikahi Nayeon setelah melahirkan?" tanya sang ayah kembali pada Yoongi.

Yoongi bergeming sesaat sebelum menjawab dengan pasti, "Ya. Aku akan menerima konsekuensi atas kesalahan dan atas keputusan yang kuambil."

***

Apa yang lebih membahagiakan dari memiliki seseorang yang teramat mencintaimu? Rasanya tak ada. Dan Yoongi begitu bahagia bisa memiliki Jiae, meski tak tahu kapan kebahagiaan itu akan berhenti.

Kini, kedua insan itu tengah duduk di sebuah lapangan dengan rerumputan hijau sebagai alas. Begitu banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan waktu berdua layaknya mereka. Namun di antara banyak pasangan di sana, hanya merekalah yang terlihat tersenyum sendu, tak seperti yang lainnya.

"Ji," bisik Yoongi, menunduk untuk menatap wajah Jiae yang tengah bersandar di bahunya. "Kau tahu, sebenarnya aku ingin memiliki seorang malaikat kecil yang akan memanggil kita Eomma dan Appa di masa depan," lanjut Yoongi sedikit lirih.

Dipeluknya oleh Yoongi bahu sempit Jiae dengan penuh kehangatan kemudian melanjutkan kalimatnya yang belum tuntas, "...tetapi aku sadar, itu hanya akan menjadi anganku yang takkan pernah sampai."

"Mengapa? Kita bisa memiliki seorang malaikat kecil jika kau mau." Jiae mendongak, menatap Yoongi dan tersenyum kecil.

"Aku tidak ingin melukaimu lebih jauh lagi."

"Maksudmu, kau takut meninggalkanku jika aku bersama dengan seorang anak ---karena anak itu akan mengingatkanku padamu?" Jiae menyentuh pipi Yoongi dengan jari-jari rampingnya, mengusapnya dengan lembut. "Dengar Yoongi, perpisahan mungkin sudah jadi keputusan kita. Aku akan baik-baik saja, dan akan lebih baik-baik saja jika bersama seorang malaikat kecil."

"Tidak, Ji. Kau akan semakin kesulitan. Dan aku tidak siap untuk merindukan dua orang sekaligus. Itu akan sangat menyakitkan."

Jiae menghela napas pelan, kemudian beralih duduk di depan suaminya dan tersenyum lebar. "Baiklah. Bisa kita lupakan sejenak apapun yang terasa sulit? Bukankah tujuan kita ke sini untuk bersenang-senang dan menikmati kebersamaan kita, hm?"

Yoongi diam, tapi beberapa detik berikutnya tersenyum lebar dan meraih tangan Jiae, berdiri dan berjalan beriringan berpegangan tangan.

"Kau ingin ke mana? Makan steak, nonton film, atau ke Taman bermain?" tanya Yoongi dengan senyuman secerah mentari.

Jiae tersenyum jenaka. "Apakah ini kencan kita?" tanyanya.

***

Marriage Life Lovelyz ➖ HiatusTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon