1. Ranti

631 34 0
                                    

Suara televisi yang menyiarkan berita infotainment seperti menjerit di telingaku. Tangan kananku berusaha meraba dimanakah remote TV kuletakkan sejenak lalu. Tapi jari-jariku hanya merasakan halusnya bed cover biru mudaku. Entah dimana remote itu berada. Aku akhirnya menyerah mencarinya dan hanya berbaring menatap langit-langit kamarku yang berwarna putih.

Semua infotainment sore ini seperti tiada henti memberitakan tentang Devon Regner, artis muda papan atas yang baru tadi siang dalam konferensi pers menyatakan bahwa dia sedang dekat dengan seorang wanita. Aneka kemasan berita mereka sajikan. Mulai dari yang sekedar informasi sampai investigasi. Mereka berusaha menguak fakta siapakah wanita yang akhirnya berhasil membuat sang artis fenomenal jatuh hati.

Aku berbaring di tempat tidurku dengan tubuh lelah luar biasa. Hidungku mencium aroma pengharum ruangan yang memberikan kesan bahwa aku sedang berada di tengah perkebunan apel yang buahnya telah siap dipanen. Sedikit banyak hal itu membuatku merasa lebih tenang. Aku merasa kelelahan seperti habis lari marathon. Seharian ini aku harus menghindari para wartawan infotainment yang mengejarku tanpa lelah dan memaksaku mengeluarkan komentar atas kejadian yang baru saja terjadi.

Tidak.

Aku bukan artis.

Aku hanya wanita biasa berumur hampir empat puluh tahun yang masih lajang. Pekerjaanku adalah seorang manager artis. Kebanyakan aku memanajeri artis-artis pendatang baru. Berawal dari rasa iba pada para artis pendatang baru yang sering ditipu oleh para production house, aku merasa dengan background pendidikanku sebagai sarjana hukum dapat membantu para artis muda itu untuk lebih teliti dan hati-hati dalam memahami kontrak kerja.

Aku sering berpindah artis karena saat artis yang aku tangani aku anggap sudah bisa mandiri, aku merelakan mereka bersama manager yang lebih mumpuni dalam mengurus jadwal mereka yang super padat.

Dalam lima belas tahun pengalamanku bekerja sebagai manager artis, baru kali ini aku benar-benar merasa kelelahan lahir batin. Hal itu tak lain tak bukan adalah karena artis yang kutangani saat ini adalah artis paling merepotkan dan paling sering seenaknya sendiri, yang baru saja mengeluarkan pernyataan kontroversial yang membuat semua infotainment menggila.

Ya. Benar.

Aku adalah manager Devon Regner.

Aktor muda berbakat paling laris yang dicintai infotainment karena selalu bikin ulah kontroversial. Tapi meskipun demikian, Devon sangat diinginkan oleh banyak sutradara untuk bermain dalam film arahan mereka. Hal itu tidak lain karena selain Devon mempunyai tampilan visual yang luar biasa menarik, Devon juga memiliki kemampuan akting yang luar biasa. Apa pun genre filmnya, begitu Devon menjadi salah satu aktornya, film tersebut bisa dipastikan laris ditonton.

Aku menghela napas dalam-dalam. Seharian ini rasanya aku capek menjawab pertanyaan para wartawan infotainment karena kemarin saat konferensi pers mempromosikan film terbarunya yang berjudul Fatamorgana, Devon kembali membikin sebuah kontroversi. Saat itu salah satu wartawan mengatakan bahwa ia mengagumi akting menawan Devon di film Fatamorgana saat membawakan peran pemuda yang jatuh cinta. Menanggapi hal itu, Devon dengan tanpa ragu mengatakan bahwa dirinya bisa berakting sebagus itu karena saat ini ia sudah mempunyai wanita yang ia cintai. Sehingga berbagai gambaran emosi pemuda yang sedang jatuh cinta bisa sangat alami tergambar di raut wajahnya.

Jawaban Devon itu tentu saja seperti menjatuhkan magnet di antara paku-paku besi. Sontak semua perhatian tersedot pada pernyataan Devon. Para wartawan seperti menggila mendengar pernyataan Devon. Mereka langsung maju menyeruak menuju Devon dengan tidak terkendali. Mereka saling mendorong berebut untuk mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan tentang siapa wanita yang Devon cintai.

Semua orang tahu Devon bukanlah artis yang pernah terlihat bersama seorang wanita dengan akrab. Devon terkenal sangat dingin pada wanita. Meski banyak artis-artis muda cantik yang mengklaim dirinya dekat dan akrab dengan Devon, ia tidak pernah menanggapinya.

Reading RainbowWhere stories live. Discover now