Sesampainya Sye di taman, ia tidak mendapati Faldo di sana. Justru yang ia temui hanyalah anak-anak lain yang sedang menghabiskan waktu istirahat mereka. Sye berjalan menuju bangku taman lalu duduk di sana sambil menunggu Faldo datang. Belum ada lima menit Sye duduk di sana. Tiba-tiba saja ada seorang anak laki-laki yang datang menghampirinya.

“Ternyata lo selama ini bohongin kita?” ucap anak laki-laki itu.

Sye membulatkan matanya mendengar perkataan laki-laki itu. Belum sempat Sye menjawab pertanyaan laki-laki itu, dia sudah lebih dulu pergi dari hadapan Sye.

Apa ini hukuman dari Kak Faldo? Bilang ke semua anak kalo gue nyamar? Terus buat apa dia bersikap manis ke gue kemaren-kemaren? Basi.

Sye menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Ia tak tahu bagaimana nasibnya setelah nanti semua orang tahu siapa dia sebenarnya. Tidak lama kemudian, ada seseorang yang tiba-tiba mengejutkannya. “Kalo dasarnya cantik, kenapa harus nyamar?” ucap perempuan itu seraya tersenyum miring yang kemudian berlalu dari hadapan Sye.

Tiba-tiba saja ada yang melepas ikat rambut Sye dari arah belakang. Sye langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang membuka kucir rambutnya. Pupil matanya membulat sempurna setelah mengetahui bahwa Faldo lah yang melakukannya. “Kak Faldo?”

“Perhatian semuanya!” gertak Faldo yang membuat semua murid yang ada di taman itu merapat untuk memperhatikan Faldo berbicara. “Kalian liat cewek ini. Seperti apa yang udah gue omongin ke kalian tadi. Dia itu cewek cantik yang nyamar jadi cewek culun buat cari cowok yang bener-bener sayang sama dia, bukan karena materi atau apapun. Tapi sayangnya, gue nggak peduli tentang siapa dia. Yang gue tau, sekarang gue udah terlanjur jatuh hati ke dia. Dan hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, gue bakal ungkapin apa yang selama ini udah gue simpen sendiri.” ucap Faldo panjang lebar dan berhasil membuat seluruh murid perempuan yang melihat adegan itu menjerit kecil.

Faldo membenarkan posisi berdirinya hingga kini ia benar-benar berhadapan dengan Sye. “Jujur, waktu pertama gue tau kalo lo bohongin gue tentang siapa lo sebenernya, jujur gue kecewa. Tapi, rasa kecewa itu seketika hilang ketika lo udah berani ngakuin semuanya secara langsung ke gue. Dan, sesuai dengan apa yang gue bilang kalo gue mau kasih hukuman buat lo. Hukumannya adalah lo harus jawab pertanyaan gue setelah ini,” ucap Faldo yang berhasil membuat Sye bingung akan perkataannya.

“Pertanyaan apa?” tanya Sye seraya mengernyitkan keningnya.

“Apa lo bersedia buat bales perasaan gue?” tanya Faldo dengan sebuah buket bunga mawar di tangannya. “Gue tau kalo lo suka bunga candytuft, bukan mawar. Tapi, gue mau jadi yang paling berkesan di hati lo. Yaitu dengan cara ngasih sesuatu yang beda dari yang orang lain kasih ke lo. Jadi, apa jawaban lo?”

Sye terdiam sejenak lalu menelan salivanya dalam-dalam sebelum ia menjawab pertanyaan Faldo. “Iya.”

Faldo menaikkan satu alisnya lalu tersenyum miring ke arah Sye. “Iya? Iya apa?” goda Faldo yang membuat Sye malu.

“Ya iya. Ya pokoknya iya,”

“Jadi, kita jadian?” tanya Faldo sekali lagi yang kemudian dibalas anggukan oleh Sye.

Faldo merengkuh tubuh Sye  ke dalam pelukannya erat-erat. Sepertinya, hari itu adalah hari paling membahagiakan bagi Faldo. Hari itu, dia sudah berhasil memiliki Sye dan ia berjanji dalam hati kecilnya bahwa ia akan selalu menjaga Sye dan tidak akan pernah membiarkan satu tetes air mata jatuh dari pelupuk matanya, apalagi karenanya.

“Wiiihhh bentar lagi kita dapet pajak nih,” sindir Rey yang baru saja keluar dari tempat persembunyian mereka bersama dengan Bisma, Una, dan Qilla.

“Atur aja atur, kalian mau di mana atur aja,” ucap Faldo dengan senyum lebarnya.

“Oke, cafe biasa jam delapan. Oke?” ujar Qilla menimpali yang kemudian dibalas anggukan antusias dari teman-temannya.

♦♦♦

“Eh bagong, lo kan punya sendiri. Kenapa punya gue di embat juga?” protes Bisma pada Rey yang mengambil sushi miliknya.

“Ya elah cuma satu juga,” ucap Rey membela diri.

“Cuma satu? Cuma? Eh, lo kira cuma satu itu apaan? Kerikil? Mau satu kek, dua kek, tiga kek, tetap aja lo ngembat punya gue. Dasar bagong!”

Mereka yang melihat perdebatan antara Bisma dan Rey pun tertawa karena panggilan yang Bisma berikan untuk Rey. “Udah-udah, Kak Bisma kalo kurang tambah lagi aja,” lerai Sye yang kemudian dibalas dengan anggukan mantap oleh Bisma.

Mereka semua sangat menikmati momen itu. Kebahagiaan mereka adalah ketika mereka melihat orang-orang yang mereka sayangi, bahagia dengan orang terkasihnya. “Guys, let’s take some pictures!” ajak Qilla seraya mengeluarkan ponselnya lalu mereka mengabadikan momen itu di ponsel Qilla.

“Habis ini kita mau ke mana?” tanya Una seraya memasukkan makanannya ke dalam mulut.

“Main game, yuk!” ajak Sye antusias yang kemudian dibalas anggukan oleh teman-temannya.

“Ayok! Udah lama juga gue nggak main game rame-rame,” ujar Rey menyetujui.

Setelah mereka selesai makan malam, mereka langsung menuju ke sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki area permainan yang cukup menyenangkan. Sesampainya mereka di sana, mereka langsung berjalan bergegas menuju area permainan tersebut.

“Do, main itu yuk!” ajak Sye seraya menunjuk sniper game yang ada di ujung ruangan itu.

“Emang kamu bisa main gituan?”

“Bisa,” balas Sye singkat yang kemudian menarik Faldo menuju sniper game untuk bermain bersama.

~~~

Rafifah Taqiyah & Septiranny Rizqika

Follow ig : rafifahranny.ofc

Love Is Miracle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang