Part 5✔

15.5K 415 3
                                    

"Apa yang orang lain lakukan terhadapmu adalah cerminan dari dirimu selama ini."

~~~

"Hai, Do. Udah makan?" tanya Rebecca memecah lamunan Faldo.

"Lo siapa? Ngapain lo tanya-tanya?" jawab Faldo ketus.

"Ih sayang, kamu tuh apaan sih kok jutek banget," balas Rebecca dengan nada yang alay.

Mata Faldo membelalak mendengar perkataan yang baru saja Rebecca lontarkan padanya.

Sayang.

"Lo tuh udah nggak waras ya? Pacar gue bukan, berani banget manggil gue sayang." tegas Faldo.

"Emang aku bukan pacar kamu. Tapi calon pacar kamu 'kan?" pekik Rebecca penuh percaya diri. Entah apa yang ada dalam pikirannya, perempuan ini ngotot sekali untuk menjadi kekasih Faldo.

"Lo tuh nggak punya harga diri ya? Lo perempuan tapi lo ngemis-ngemis cinta ke gue? Murahan banget sih lo," ucap Faldo dengan nada yang tinggi.

"Jaga omongan kamu ya, Do,"

"Kenapa hah? Emang nyatanya gitu kan? Rebecca seorang perempuan yang rela menurunkan harga dirinya demi mengemis cinta pada laki-laki bernama Refaldo Gilang Ariwijaya." hina Faldo yang lalu pergi meninggalkan Rebecca.

Rebecca terkejut mendengar perkataan Faldo. Kata-kata yang baru saja Faldo ucapkan sangat membuat Rebecca malu. Rebecca juga seorang perempuan. Seorang perempuan yang kodratnya pasti memiliki rasa suka kepada lawan jenis. Tidak hanya perempuan, tapi laki-laki pun juga sama. Memiliki kodrat untuk menyukai lawan jenisnya.

Rebecca tak mau diam sampai di situ. Perkataan Faldo sudah cukup membuatnya sakit hati. Maka dari itu, ia bersumpah bahwa ia akan tetap berjuang untuk mendapatkan Faldo dengan cara apapun.

♦♦♦

Taman belakang sekolah. Tempat di mana Faldo melampiaskan segala beban dalam hidupnya. Tapi kali ini justru membuat beban hidup Faldo bertambah.

"Heh culun, ngapain lo disini?" ucap Faldo pada seorang perempuan yang sedang duduk di kursi taman.

Merasa terpanggil, perempuan itu pun menoleh. Matanya membulat, wajahnya merah, terlihat seperti orang yang akan meluapkan emosinya.

"Sye. Bukan culun," Sye menekankan pada bagian akhirnya.

"Terserah lo. Sekarang ngapain lo di sini?" tanya Faldo kesal.

"Kayaknya dari tadi aku di sini nggak liat ada peringatan 'Sye dilarang datang ke sini' ya kak," balas Sye yang membuat Faldo merasa di skak-mat oleh adik kelasnya sendiri.

"Lo tuh ya, adik kelas tapi kurang ajar banget,"

"Kalo kakak bilang aku kurang ajar, kakak salah besar. Karena apa yang aku lakuin ke kakak itu tergantung apa yang kakak lakuin ke aku," ucap Sye setengah emosi.

Jleb. Faldo tak menyangka jika Sye berani bicara seperti itu. Selama Faldo sekolah di SMA itu, belum pernah ada perempuan yang berani bicara setegas itu padanya.

Faldo terdiam kaku. Lidahnya kelu. Ia terngiang kata-kata Sye.

Kalo kakak bilang aku kurang ajar, kakak salah besar. Karena apa yang aku lakuin ke kakak itu tergantung apa yang kakak lakuin ke aku.

Love Is Miracle [COMPLETED]Where stories live. Discover now