Part 17

10.1K 277 5
                                    

~~~

“Faldo, tunggu!” teriak seorang perempuan dari arah belakang.

Faldo menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

“Ck, Mak Lampir,” ucapnya lalu kembali membalikkan tubuhnya dan melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.

“Ih Faldo, tunggu dong,” Rebecca mencekal tangan Faldo lalu sedikit menariknya supaya Faldo berhenti.

“Lo tuh apaan sih, Re,” Faldo menghempaskan tangan Rebecca lalu kembali berjalan tanpa memedulikan Rebecca di belakangnya.

“Faldo, please, listen to me,” pinta Rebecca.

Faldo menghentikan langkahnya karena ia tak mau terlalu lama diikuti oleh Rebecca.

“Apaan? Gue kasih waktu lima menit dari sekarang,” tutur Faldo memberi kesempatan.

Rebecca menarik nafasnya berat sebelum akhirnya ia melanjutkan kata-katanya. “Gue mau lo dateng ke rumah gue nanti malem buat dinner bareng keluarga gue,” Rebecca menatap iris mata Faldo dalam-dalam berharap Faldo menuruti permintaannya walau hanya untuk kali ini saja.

“Kalo gue nggak mau?”

“Oke, kalo lo nggak mau dateng ke rumah gue nggak apa-apa. Tapi gue yang bakal dateng ke rumah lo buat dinner bareng nyokap bokap lo,” ujar Rebecca dengan nada sedikit mengancam.

“Hei, Rebecca. Lo tuh harusnya sadar, lo siapa?” lirih Faldo.

“Kapan sih, Do, lo mau ngerubah sikap lo ke gue?” tanya Rebecca dengan nada yang sedikit naik.

“Percuma lo tanya berkali-kali, karena jawabannya pasti sama. Gue juga ogah sama lo,” Faldo mulai menaikkan nada bicaranya dengan Rebecca.

“Terserah lo. Pokoknya nanti malem gue yang bakal dateng ke rumah lo buat dinner sama nyokap bokap lo,” Rebecca memperjelas kembali keputusan yang sudah ia buat.

“Lo mau ke rumah gue? Oke, dateng aja.” Faldo tersenyum miring lalu meninggalkan Rebecca sendiri.

♦♦♦

To : Reno
Hai, Ren. Lagi sibuk nggak nih? Ke rumah dong, ada yang mau gue ceritain.

Sye mengirimkan sebuah pesan singkat untuk sahabat lamanya itu dan memintanya berkunjung ke rumahnya karena ada sesuatu yang ingin ia ceritakan pada Reno.

From : Reno
Lo nggak sekolah Sye? Oke, lima belas menit lagi gue sampe.

Sye tersenyum membaca pesan dari Reno yang selalu ada di saat dia membutuhkan. Sye melemparkan ponselnya ke atas bantal yang berada tepat di sebelahnya. Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam selimutnya untuk menepis hawa dingin yang ditimbulkan dari AC yang ada di kamarnya.

Tak sampai lima belas menit, Reno sudah smpai di rumah Sye dan langsung menuju kamarnya.

TOK...TOK...TOK...

“Sye, ini gue, Reno,” tutur Reno setengah berteriak dari balik pintu kamar Sye.

“Bentar, Ren,” Sye bergegas membuka pintu kamarnya untuk Reno.

“Hai,” sapa Reno.

“Hai, Ren. Ayo masuk,” perintah Sye.

“Kata Tante Sarah lo lagi sakit ya? Sakit apa? Udah ke dokter?” Reno terlihat begitu perhatian dengan keadaan Sye.

“Cuma demam biasa kok, ini juga udah agak mendingan,” jelas Sye.

“Oh gitu, ini gue bawain marshmello kesukaan lo sama bunga. Tapi bunganya diminta sama nyokap lo, katanya mau dia urus dulu,” ucap Reno antusias.

Love Is Miracle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang