PART 1 •Menyeramkan•

308K 19.2K 2.2K
                                    

***

Karen melirik takut-takut saat lelaki itu sudah tepat dihadapannya, dia baru tahu kalau ada luka dibagian sudut kanan bibirnya.

Sekarang di dalam pikirannya sudah menerka-nerka siapakah gerangan lelaki ini? Apakah dia teman dari abangnya? Apa benar?

"Kenalin, aku Bara Denza. Temen kakak kamu, Devan. Gak usah takut gitu natapnya, aku bukan kanibal." kata cowok itu seraya menyodorkan tangannya.

Karen menatap ragu tangan itu, tangannya begitu besar sehingga jika bertautan mereka terlihat seperti gajah dan kelinci.

Karen memutuskan menyambut uluran tangan itu. "Aku, Karen." jawab Karen takut-takut.

Bara tahu bahwa Karen sangat takut padanya, terlihat sekali dari tatapan matanya yang lebih dominan melihat kebawah.

Apa yang ia takutkan dari Bara Denza? Bara tidak akan memukul jika dia tidak membuat kesalahan.

"Karen aja? Gak punya nama panjang?" goda Bara mencoba menunjukkan bahwa dirinya tidak semenyeramkan seperti yang ada di pikirannya.

"Karen Finda Abraham." cicit Karen seraya meremas rok birunya, gugup sekaligus takut.

Cowok di depannya ini tampan tapi sayangnya fisiknya begitu menyeramkan, seperti anak nakal di novel-novel.

Baju di keluarkan, dasi yang hanya menggantung di leher, rambut acak-acakan, wajah penuh luka, dua kancing teratas dibuka, dan sepatu putih.

Mau jadi apa masa depannya nanti?

"Gak usah liatin aku kayak gitu, aku gak seburuk yang kamu pikirin. Ayo pulang." kata Bara ketika dirinya melihat Karen yang menatapnya dari bawah ke atas, seperti sedang menilai.

Bara lantas menarik pergelangan tangan Karen halus menuju mobil Lamborghini Aventador Lp700-4 nya, lalu membukakan pintu untuk Karen.

Karen tersenyum kikuk saat melihat perlakuan manis Bara untuknya, padahal mereka baru saja ketemu dan tidak terlalu kenal dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karen tersenyum kikuk saat melihat perlakuan manis Bara untuknya, padahal mereka baru saja ketemu dan tidak terlalu kenal dekat.

Ini semua karena abangnya.

Abangnya yang begitu ia sayangi yang membuatnya harus panas dingin didalam mobil, berdua dengan makhluk terseram di dunia melebihi hantu.

***

"Makasih y..aa, Kak Bara." ucap Karen terputus-putus setelah keluar dari mobil mahal Bara.

"Iya, sama-sama." jawab Bara seraya tertawa kecil.

Karen hanya membalasnya dengan senyum canggung dan memilih untuk masuk saja, dia sudah tidak tahan dengan kecanggungan ini.

Tetapi sebelum masuk, Bara memegang tangannya untuk tetap diam sementara waktu.

"Kalo misalkan kita ketemu lagi, jangan canggung lagi ya." kata Bara halus sebelum berbalik dan melajukan mobilnya meninggalkan Karen.

"Dia itu sebenarnya kenapa sih?" tanya Karen bingung pada dirinya sendiri.

***

"ABANGGG!!!! KARENNN KESELLL SAMA ABANGG JELEKKK!!!" teriak Karen setelah masuk ke dalam rumah.

"Hufff... Abang dimana lagi?" tanya Karen kemudian menaiki tangga menuju lantai atas, kamar abang sialannya.

"DORRR!!" teriak Karen tiba-tiba setelah membuka pintu kamar Devan, niatnya mengejutkan abangnya tetapi abangnya sama sekali tak terkejut.

"Apaan sih kamu, Ren? Garing banget yaa siang-siang." ucap Devan lalu kembali melanjutkan aktivitasnya, bermain ponsel sambil berbaring.

"Katanya abang gak bisa jemput aku, tapi kenapa sekarang dirumah? Abang bohong yaaa?" tuduh Karen seraya naik ke kasur abangnya dan mulai memukuli abangnya membabi-buta.

"Abang udah selesai ekstra, Karen. Daripada kamu nunggu lama hayooo?? Pilih mana?"

Karen jadi klimpungan sendiri, mana yang akan ia pilih? Nunggu lama atau di jemput teman abangnya? Ahh.. Pilihan yang susah.

"Ih, auk ah." jawab Karen jutek sambil berlalu meninggalkan kamar abangnya.

Sepeninggal Karen, Devan terkekeh melihat tingkah laku adiknya. Seperti sedang takut dan ingin menghindar, memangnya ada apa dengan Bara?

Sebegitu takutkah dia dengan mantan pengguna Narkoba itu?



***

Setelah Bara mengantar Karen pulang, dirinya memutuskan juga untuk pulang dan menikmati waktunya untuk menonton TV.

Entahlah, tinggal dirumah megah nan mewah sendiri. Membuatnya bingung harus melakukan apa?

Uang yang banyak dan rumah yang megah, sama sekali tidak pernah bisa menghilangkan kebosanan akutnya.

Dirinya sudah bukan pecandu Narkoba lagi, kini dirinya hanya pecandu Rokok dan Alkohol. Tidak lebih.

Oh, yaa. Mempermainkan wanita juga kelebihannya, jika kita punya uang yang banya kenapa tidak kita manfaatkan dengan baik?

Setidaknya menyewa seorang wanita untuk satu malam lalu esok paginya dilemparkan uang sekoper juga tidak buruk, kan?

Dengan itu mungkin, akan sedikit menghilangkan rasa bosan Bara untuk sendiri.

Semuanya Sendiri, tinggal sendiri, hati sendiri, status sendiri, tidur sendiri kecuali saat malam-malam tertentu saja. Seperti saat ia ingin melepaskan, mungkin?

Bara terduduk di karpet cokelat berbulu depan TV yang sudah menayangkan film Fifty shades of freed, film kesukaan Bara.

Disampingnya sudah ada 2 botol Vodka, juga batang candu yang kini sudah terselip diantara jarinya.

"Karen Finda Abraham..." guman Bara seraya menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya.

"Cantik.. Imut.. Dan polos." gumam Bara lagi seraya menyeringai kecil.

"Gua suka... Setidaknya gue bisa modus sedikit," kekeh Bara mengingat pemikiran konyolnya.

Konyol sekali jika dipikir-pikir dirinya yang mencoba mendekati seorang gadis kelas 3 SMP.

Jujur, Bara tidak pernah menggunakan bahasa aku-kamu dengan orang yang baru ia kenal.

Bara akan menggunakan bahasa lo-gue pada semua orang, termasuk orang yang di kenal dan yang tidak dikenal.

Tetapi kenapa kini mulutnya tiba-tiba mengatakan aku-kamu? Pada Orang yang baru ia kenal?

"Lo mulai aneh-aneh, Bar."

***

Minggu, 3 Desember 2017.
08.21 WITA.

SUDAH DI REVISI

{IG: @ Cintaa.y}

BARA POSSESSIVUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang