PART 7 •Ngebut•

180K 9.6K 604
                                    

                                                                  •••

Bara merebahkan kepalanya diatas meja, suasana kelas sangat hening karena yang mengajar sekarang adalah guru terkiller seantero sekolah, mata pelajaran Kimia membuatnya pusing setengah mati.

Ari dan Bagas sedang asik-asiknya bercanda, membuat pesawat-pesawatan lalu ia lemparkan secara diam-diam ke bangku para perempuan. Mereka terkikik saat perempuan itu menoleh pada mereka dengan tatapan membunuh.

"Ahahahhaha" tawa mereka berdua sontak membuyarkan fokus anak-anak, guru yang mengajar menatap mereka dan menyuruh mereka maju dengan gerakan tangan.

Mereka saling melirik lalu maju kedepan dengan santai seraya menyugar rambut mereka kebelakang, sudah dihukum masih saja tebar pesona.

"KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELAS!" teriak Pak Atma dengan lantang dan mengarahkan jari telunjuknya ke pintu kelas.

Ari bersiul seraya menatap Bagas disampingnya, mereka berdua berjalan dengan santainya sambil bersiul lalu melambai-lambaikan tangan.

Bara terkekeh dibangkunya dan melirik Leo disebelahnya, sepertinya temannya sudah bermimpi dengan Indah. Kini hanya dirinya saja yang tidak tahu ingin melakukan apa.

Bara malas keluar kelas, dirinya mager untuk berjalan. Jika saja ia ingin keluar saat ini pun di bisa langsung keluar kelas dengan santai.

Bara mengambil ponselnya dan melihat beberapa notifikasi masuk dari Line, matang melebar ketika melihat nama Karen Sayang muncul di layar. Dia dengan segera membalasnya dan tersenyum ketika membaca.

Entah kenapa saat melihat kata Bunny, hatinya tiba-tiba menghangat. Bara suka ketika Karen mau manggilnya Bunny.

Karen Sayang: HAII BUNNYYY!!!
Karen Sayang: Lagi ngapain?
Karen Sayang: Lagi bolos ya?
Karen Sayang: Jangan bolos, nanti jadi anak bodo gimana? Kan Karen yang malu jadinya.
Karen Sayang: Kalo misalnya Bunny gak naik kelas, Karen gak mau ngomong ataupun temenan lagi sama Bunny.

Bara Denza: Siapa yang bilang aku bolos? Aku di kelas kok lagi belajar.

Bara tersenyum geli melihat gaya bahasanya yang tiba-tiba berubah. Mana ada sejara yang mengatakan seorang Bara Denza belajar?

Karen Sayang: Hahaha jangan bohong deh sama Karen, nanti kalo bohong hidungnya panjang lhoo.

Bara Denza: Oya? Siapa takut? Seorang Bara gak pernah takut.

Karen Sayang: Aku gak ada bilang kamu takut yaa, dasar GR 😝😝.

Bara Denza: 💗💋.

Bara berpikiran pasti saat ini pipi Karen memerah dan tersenyum malu-malu. Bara sangat hapal seperti apa itu Karen.

"BARA DENZA! KENAPA KAMU SENYUM-SENYUM!?" Bentak pak Atma dari depan kelas.

Kini semua perhatian anak-anak teralihkan pada Bara, dai menatap dingin semuanya dan pergi dari kelas setelah membawa tasnya.

"Anak itu benar-benar tidak tahu sopan santun."

                                        •••

Saat ini Bara sudah sampai di sekolah Karen, SMP NUSA BAKTI. Suasananya masih sepi karena jam pulang belum berbunyi dan Karen pasti masih di kelas.

Bara masuk kedalam sekolah dan berjalan menuju kantin, lalu mengeluarkan Batang candunya dan duduk sambil menunggu bel pulang berbunyi.

Dirinya sama sekali tidak peduli, merokok dikawasan sekolah. Yang terpenting anak-anak belum keluar dari kelas, bukan?

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now