PART 6 •Pertengkaran•

182K 10K 382
                                    

                                         •••

Bara berjalan dengan langkah lebar menuju kelas Guntur, 12 IPA 1. Bagaimanapun juga Bara benci seseorang yang dengan beraninya mengambil apa yang sudah menjadi miliknya.

Karen adalah miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Jika tidak ingin berurusan dengan Bara, lebih baik jangan berbuat daripada celaka dikemudian hari.

Bara menendang pintunya sekeras mungkin setelah sampai di kelas cowok culun itu, cowok yang dengan beraninya mencari gara-gara dengannya.

"MANA SI CULUN ITU!?"

Suasana kelas yang tadinya ramai akan candaan kini berubah menjadi tegang dan sunyi, kedatangan cowok yang terkenal brandal membuat mereka semua takut dan memilih untuk bungkam dari pada memiliki urusan dengannya.

"LO SEMUA BISU ATAU APA! ORANG NANYA YA DIJAWAB!" bentak Bara hingga menggelegar hingga ke penjuru kelas.

Anak-anak masih tidak berani untuk menjawab, sampai akhirnya seorang murid lelaki menggunakan kacamata yang duduk di pojok kelas mengangkat tangan lalu berdiri dari duduknya seraya melepas earphone yang menyumpal telinganya.

"Kenapa?" tanya Guntur tenang dengan wajah datarnya.

Bara menatap tajam orang yang berdiri di pojok kelas dan berjalan dengan langkah lebar-lebar lalu menarik kerah baju seragamnya kasar.

"Berani lo sama gue?" tanya Bara pelan tetapi aura menakutkan tetap terpancar dalam dirinya saat mengucapkan kata-kata itu.

"Apa yang buat gua takut sama lo?" jawab Guntur menantang seraya menarik kerah baju seragam Bara tak kalah eratnya.

Bara lantas memukul rahang Guntur keras hingga dia terjungkal ke belakang hingga kepalanya terbentur kaki kursi, kacamatanya pun terpental hingga hilang kemana.

Saat Guntur mengambil posisi untuk bangkit, Bara dengan sigap menginjak perut Guntur dan menendang kepalanya hingga hingga kini kepalanya terbentur kaki meja.

Bara benar-benar kalap, yang menguasai pikiran dan hatinya kini hanya sebuah ambisi untuk menghabisi Guntur agar cowok itu menyerah untuk mendekati Karen.

Guntur terengah-engah dibawah kaki Bara, jantungnya berdetak melebihi ritme karena kaki Bara yang tadi sempat menendang tepat di bagian jantungnya.

Bara tidak memiliki rasa kasihan sama sekali, jika dia marah dia tidak segan-segan untuk menghabisinya. Tak peduli lawannya lebih tua atau lebih muda. Yang jelas, Bara tidak suka diusik jika ketenangannya diganggu.

"Lep--lepas--in" rintih Guntur kesakitan.

Pukulan Bara memang benar-benar tidak bisa ditandingi, juara 1 dalam pertandingan kick boxing Internasional membuatnya begitu pintar dalam berbagai ilmu bela diri.

Sedari kecil dirinya memang suka memukul dan menendang sesuatu, sejak kecil dia memang nakal bahkan dia pernah memukul seorang anak perempuan karena ia menghilangkan pulpen bergambar Ironman miliknya dulu.

Anak-anak kelas menetap perihatin dengan keadaan Guntur sekarang, diantara mereka tidak ada yang berani melawan seorang Bara yang sudah terkenal dengan ilmu bela dirinya.

Bahkan yang menjadi ketua dalam ekstrakurikuler ilmu bela diri, Bara lah orangnya. Sekali saja absen dalam ekstrakurikuler itu, maka habislah riwayat kalian.

Bara tersenyum miring mendengar rintihan yang dikeluarkan Guntur, kakinya masih belum lepas dari perutnya. "Gue kesini bukan tanpa alasan, cukup jauhin Karen. Hidup lo bakalan kembali tenang seperti semula."

BARA POSSESSIVUMWo Geschichten leben. Entdecke jetzt