PART 24 •Permintaan Bara•

84.5K 4.1K 33
                                    

                                     •••

Bara bersama kedua temannya, sedang asik menikmati waktu bolos mereka di warung belakang sekolah.

Disinilah tempat biasa mereka untuk bolos, menikmati angin sambil menghisap sebatang tembakau dan nongkrong irit.

Tak apa bila ia bolos, rasanya pahit sekali jika Bara menahan rasa gejolak ingin menyentuh rokok. Sebab sedari pagi ia tak merokok.

Ia tak bisa merokok di hadapan Karen, pacarnya itu anti dengan asap. Jadi Bara hanya berusaha tahan untuk lebih baik merokok di sekolah.

"Woy, gimara rasa pacaran?" tanya Farhan seraya menyentil rokoknya agar abunya jatuh dalam asbak.

"Rasa pacaran? Yang jelas gak kaya suami-istri," jawab Bara cuek, menghisap rokoknya sesekali menyeruput kopi panasnya.

"Ahahah, emang lo berhadap banget kaya suami-istri. Tahan lah, bro."

"Gue selalu tahan hasrat gue, ini cobaan punya pacar seksi kaya Karen," sahut Bara tersenyum membayangkan kemolekan tubuh pacarnya.

"Oh ya? Karen seksi ya? Seksian mana sama gue?"

"Ahaha, lucu ya. Seksian banci lampu merah daripada lo," ejek Bara.

"Oh, ya? Berarti pacar lo kalah dong, Karen vs Banci lampu merah? Sapa menang?"

"Karen lah, gak ada yang bisa menghilangkan nama karen yang sudah berbekas dalam hati abang,"

"Aseeekkk, Baper hayati Bang."

Pembicaraan mereka terus berlanjut, sampai sebuah suara dering ponsel Bara menghentikan pembicaraan mereka.

Bara menaruh rokoknya di atas asbak dan mengangkat telpon yang sejak tadi mengganggu, "Hallo?"

"Ha-hallo, Kak Bara," jawab orang di seberang sana dengan tergagap dan terdengar seperti orang yang menahan takut.

"Siapa lo?" jawab Bara dingin, mengernyit. Orang yang menelponnya adalah namor tak dikenal.

"Aku... Sera temennya Karen."

"Oh, napa?"

"Karen... Sama Jack--"

Belum selesai Sera menjelaskan maksud dan tujuannya untuk menelpon, Bara telah terlebih dahulu memustuskan sambungannya.

Karena dia tahu apa kelanjutan dari apa yang Sera katakan, Jack melakukan sesuatu pada pacarnya dan ini bukanlah hal yang baik.

"Gue cabut," Bara mengambil kunci mobilnya dan bergegas meninggalkan warung kecil itu menuju pakiran sekolah.

Ia tak memiliki waktu banyak, Jack bukan sembarang orang. Dia sangatlah berbahaya jika sudah berhubungan dengan perempuan yang ia cintai.

                                        •••

Bara membuka pintu mobilnya kasar, tak peduli apakah nanti pintunya harus rusak. Yang berkecamuk dalam pikirannya hanyalah Karen.

Dia berjalan menuju kantin dengan langkah tergesa-gesa dan ketika sampai sebuah penampakan luar biasa terpampang jelas di hadapannya.

Jack menggenggam tangan pacarnya sambil tersenyum, Bara tak bisa melihat ekspresi wajah pacarnya karena sekarang posisinya membelakangi.

INI TAK BISA DIBIARKAN!!!

"LEPASIN TANGAN SAMPAH LO ITU!" Bentak Bara berjalan menghampirinya dan menarik kerah seragamnya kuat sehingga refleks Jack berdiri.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now