PART 31•Always Mine•

78.3K 3.6K 91
                                    

"Jangan harap kamu bisa bebas dari aku, you just mine and always mine."

                                             -Bara Denza

                                       •••

"Kalo kamu gak sanggup, haruskah kita mengakhiri hubungan kita ini?"

"Gak ada artinya juga kalo kamu sebagai cowok saja sudah lelah, bagaimana denganku?"

Seketika rahang tegas milik Bara mengeras, tujuannya menjemput Karen adalah untuk meminta maaf tetapi kenapa ini yang malah terjadi?

"Aku kesini gak minta putus," tekan Bara menatap Karen tajam.

Ia tidak ingin ada kesalahan lagi disini, sampai kapanpun Bara tidak akan pernah memutuskan hubungan ini bagaimanapun kedepannya ia akan tetap mempertahankannya.

Bara mencengkeram lengannya, menarik Karen supaya mendekat padanya. Sambil berbisik, "Jangan harap kamu bisa bebas dari aku, you just mine and always mine."

Sambil menyeringai nakal, Bara lantas menarik tengkuk sang gadis lantas mencium bibirnya secepat kilat. Melumatnya habis-habisan hingga sang gadis susah bernafas.

"Ahh.. Bara! Cukup!" ucap Karen mendorong bahu pacarnya, ini terlalu sesak Karen tak bisa bernafas.

"Argh!! Kenapa sih, sayang?" erang Bara frustasi, ia sedang dalam mode nikmatnya tetapi malah teganggu.

Terganggu hanya karena Karen yang tidak ahli dalam berciuman, sepertinya Bara harus mengajarinya sering-sering.

"Kamu keterlaluan, Bara!" jerit Karen kesal, menendang tulang kaki Bara hingga menimbulkan suara Krak.

"ARGHH!! SHIT! FUCK!" umpat Bara melompat-lompat seraya mengaduh.

"AHAHAHAHAHAAH! ADUHH LUCU BANGET SIH!?" Tawa Karen keras sampai-sampai ia harus memegangi perutnya yang terasa begitu sakit.

"Pacar macam apa seperti ini?" gumam Bara sebal.

"Aku adalah pacar yang baik ahahahaha, lucu deh Bang.." olok Karen sambil menirukan gaya Bara yang tadi saat sedang kesakitan.

"Awas ya kamu! Aku bales nanti, dan akan aku pastikan bisa lebih panas dan menyakitkan dari ini. Tunggu saja, sayangku belahan jiwaku," seringai Bara misterius.

                                         •••

Sedari tadi Karen tak henti-hentinya untuk merengut kesal, perasaannya begitu dongkol dengan lelaki yang kini asik dengan teman-temannya.

Sambil bersedekap dada, ia menoleh untuk melihat Bara namun disaat yang bersamaan Bara juga menoleh padanya dan dengan segera Karen mengalihkan pandangannya.

Karen tak ingin bertatap muka dengan orang ter ter ter termenyebalkan sepelanet, bukan sedunia.

Hari ini seharusnya Karen sekolah, tetapi pacarnya yang menyebalkan itu malah mengajaknya ke warung kopi di belakang sekolahnya.

Siapa yang tidak kesal, sebal, dongkol, ingin mencaci-maki coba?

Setelah mereka berbaikan tadi pagi, setelah Karen menendang tulang kaki Bara yabg menyebabkan cowok itu menjadi seperti ini.

Cepat sekali cowok itu balas dendam.

"Kamu kenapa diem aja sih, yang?" tanya Bara menarik pinggang Karen supaya merapat padanya.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now