PART 15 •Setitik Rasa Kecewa•

99.5K 5.4K 182
                                    

                                  •••

"Bara, Vania mau beli boneka Marsha yang pake baju warna ungu," tunjuk Vania mengarahkan tangannya pada boneka Marsha yang terpajang di dalam lemari kaca.

Bara menatap boneka yang di tunjuk Vania dan berjalan menuju boneka itu, "Lo yakin mau beli yang ini?"

"Iya, emang kenapa? Mahal ya?" tanya Vania polos sambil menatap boneka Marsha dengan raut sedih.

Sekarang mereka berada di Mall, Vania berkeinginan untuk membeli boneka Marsha karena menurutnya bonekanya perlu teman yang sejenis.

Itu alasan yang aneh menurut Bara, tetapi ketika ia menolak. Vania menangis meraung-raung lalu merengek meminta pergi ke Mall.

Sekarang disinilah Bara, bersama perempuan pendek yang menggendong boneka Marsha berbaju pink dan ingin membeli lagi boneka Marsha namun yang berbaju ungu.

"Bukan mahal, tapi aneh aja sih. Ini boneka Marsha kecil dan di jual 799.000 Rupiah. Keuntungannya apa?" Bara heran dengan jaman sekarang yang tidak masuk akal dalam memberikan harga suatu produk.

"Ini bonekanya bisa bicara lohh, kalo Bara enggak mau beliin Vania. Vania bisa nabung di celengan ayam Vania kok, gak masalah," kata Vania tersenyum lebar walaupun hatinya sedih.

"Gak perlu, biar gue yang beliin," Bara memanggil mas-mas toko untuk membuka lemari kaca yang di dalamnya berisi boneka Purple Marsha.

Ketika boneka impian Vania sudah ada di genggaman Bara, mereka berjalan menuju kasir untuk membayar lalu langsung pulang.

Itulah niat awal Bara, namun sepertinya tidak tercapai. Seseorang yang postur tubuhnya begitu Bara kenali sedang berjalan bergandengan tangan bersama seorang lelaki.

Darah uang semula mengalir tenang dalam tubuh Bara, kini mulai mendidih akibat hatinya yang mulai terbakar melihat adegan so sweet itu.

Rahang kokoh Bara mengeras, tangannya terkepal, dan tatapan matanya berubah menjadi singa yang haus mangsa. Tangannya sangat gatal seakan ingin mencari korban.

"Lo bayar sendiri!" bentak Bara kemudian melempar dompetnya kepada Vania untuk pergi meninggalkannya.

Fokus Bara hanya pada satu titik, yaitu seorang perempuan yang berjalan berdampingan dengan seorang lelaki dan bergandengan tangan pula.

"MAKSUD LO APA!?" bentak Bara menarik cowok itu lantas memukul rahang lelaki itu dengan begitu keras.

"AHH..." ringis lelaki yang dipukul Bara, namun setelah ia mendongak untuk menatap siapa orang yang memukulnya, ia lantas membalas balik pukulan dengan tak kalah kerasnya.

"HEY!! STOP! STOP!" teriak perempuan itu melerai pertengkaran antara dua cowok satu spesies itu.

"Karen, biarin aku hajar dia!" Jack menghempaskan tangan Karen yang memegang lengannya untuk melerai.

Karen terkejut, kedua bahunya terangkat. Kedua matanya menatap malu orang-orang yang menatap adegan pukul-pukulan secara langsung.

Karen malu dengan kedua cowok itu, bagaimana bisa ia memiliki keberanian untuk action seperti ini? Di tempat yang ramai pula!

"BERHENTI ATAU AKU PERGI!" teriak perempuan itu keras hingga adegan pukul-memukukul itu terhenti.

Bara dan Jack menoleh ke sampingnya, melihat Karen yang ngos-ngosan setelah berteriak menghabiskan seluruh tenaga suaranya.

Mereka berhenti dengan Jack yang menindih tubuh Bara seraya mencengkram kerah bajunya, sedangkan Bara yang menyiapkan kepalan tangannya untuk memukul Jack.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now