PART 42 •Love Or Obsession?•

75K 3.6K 172
                                    

Perasaan yang dimiliki Bara itu benar Cinta atau hanya obsesi?

•••

Waktu tak terasa terus berjalan, 2 anak panah dalam jam itu terus berputar menandakan bahwa waktu berjalan begitu cepatnya.

Seorang perempuan yang berada di pojok Cafe seorang diri kini terbengong menatap ke depan, perempuan itu sendirian dan hanya di temani oleh secangkir teh hangat.

Sejak pagi hingga siang, Karen sama saja kali tak beranjak dari tempat duduknya. Terus saja duduk di sana menunggui seseorang yang tak pasti akan datang.

Para pelayan pun sejak tadi tak henti-hentinya menatap Karen dengan heran, hal langka bagi mereka menemukan pelanggan yang sejak tadi tak mau keluar dari Cafe.

Bahkan salah satu pelayan sempat berpikir bahwa Karen adalah perempuan yang depresi.

Karen melihat jam di pergelangan tangannya, sudah jam 12 siang. Itu berarti sudah setengah hari ia menunggui dia yang tak kunjung datang.

"Bara.. Kamu kapan dateng?" gumam Karen dengan perasaannya yang tiba-tiba gelisah.

Ia tahu bahwa Bara sudah membaca pesannya tadi pagi sebelum berangkat, maka dari itu ia menguatkan hatinya bahwa cowok itu pasti akan datang.

Namun malah hal sebaliknya yang terjadi, kakinya gatal ingin pergi dari sini namun apalah daya jika dia yang membuat janji. Tak enak bila ia pulang sebelum tamu datang.

Perutnya sebenarnya lapar, tetapi ia tidak membawa uang lebih. Niatnya hanya ingin bicara sebentar untuk menjelaskan semuanya pada Bara tetapi apa yang malah terjadi?

Hati dan pikirannya terus berperang antara ia harus menunggu atau melangkahkan kakinya untuk keluar Cafe dan pulang.

Tetapi disini tubuhnya berkhianat, kakinya seakan kaku untuk di gerakkan melangkah dalam artian Karen harus menunggui dia yang tak pasti akan datang.

"Mbak, apa ada sesuatu yang ingin di pesankan?" tanya seorang pelayan sambil menyerahkan buku menu padanya.

"Oh, enggak mbak. Makasih, saya masih kenyang."

Tentu saja itu hanya alibi semata, jika dia membawa uang lebih pasti dia sudah memesan makanan banyak untuk memanjakan perutnya.

Berjam-jam terlewati hingga kini hari sudah beranjak malam, bayangkan saja sedari pagi sampai malam Karen masih saja betah-betahnya menunggu dia.

Sudah pukul 9 malam.

"Apa sebaiknya gue pulang aja ya?" gumamnya pada dirinya, berpikir sejenak lalu mengangguk sendiri.

Sepertinya cowok itu memang tak akan datang, pikirnya.

Perempuan itu berjalan dengan lesu keluar dari cafe setelah melakukan pembayaran di kasir, tak terasa sebentar lagi Bumi akan turun hujan kembali.

Tetapi sayangnya Karen tak membawa jas hujan ataupun payung. Alasannya sama, karena ia berpikir mungkin ini tidak akan menghabiskan waktu lama.

JDARR...

terdengar suara petir menyambar, jalan yang saat ini Karen pijaki pun sepi oleh pejalan kaki. Mungkin ketika hujan, pejalan kaki memilih untuk berteduh di ruko-ruko kosong sebentar.

Tanpa perempuan itu sadari, sejak pertemuannya dengan Jack tadi pagi ternyata cowok itu belum juga beranjak pulang.

Jack masih menunggu Karen dari luar Cafe untuk berjaga-jaga sebab cowok itu yakin kalau Bara pasti tidak akan datang ke Cafe.

BARA POSSESSIVUMDove le storie prendono vita. Scoprilo ora