PART 27 •Fatal•

98.9K 3.8K 72
                                    

                                    •••

Di siang harinya, Setelah Bara selesai membasuh tubuhnya ia akan pergi menuju minimarket untuk membeli rokok dan sabun wajah.

Tidak dengan Karen karena perempuan itu entah saat ini keberadaannya tidak terdeteksi oleh penglihatan namun ia tahu jika pacarnya itu tak akan jauh-jauh darinya.

Bara mengambil parfumnya lantas menyemprotkannya sangat banyak pada bomber jaket yang saat ini di pakainya.

Seraya bersiul, membenarkan tataan rambutnya supaya membentuk model pompadour. Siapa tahu saja Karen bisa semakin terpikat oleh pesonanya.

Setelah dirasa wajahnya sudah menawan dan rupawan ia pun membuka pintu kamarnya dengan santai namun seseorang di hadapannya membuat ia terkejut.

"Mau kemana kamu?" tanya Karen mengangkat kepalanya, angkuh seolah dengan menodong orang.

"Aku? Aku mau beli minuman di minimarket , yang," alibi Bara tersenyum, mengelus rambut kekasihnya.

"Beli minuman apa mau ngerokok?"

DORRR

Akhirnya ucapan tajam sang kekasih pun keluar juga setelah sekian lama menanti, kekasihnya itu jika sudah menyindir pasti sangat tajam sekali.

"Rokok? Ngapain aku beli rokok? Aku.. Mau beli minuman kok," bela Bara, sewot. Memalingkan wajahnya agar ia tak tertangkap sedang berbohong.

Karen memincingkan matanya, mengeluarkan sorot menyelidik seraya bersedekap dada. "Aku gak percaya sama kamu."

Bara memutar kepalanya menghadap Karen, mengerutkan keningnya pura-pura bingung. "Terus apa yang bisa buat kamu percaya?"

"Jangan merokok selama 1 Bulan," ucap Karen menaikkan sebelah alisnya, membentuk seringaian jahat.

Bara gelagapan, ia bingung ingin jujur apa tidak. Jika ia berbohong, maka lidahnya akan tersiksa selama 30 hari tanpa menghisap nikotin itu.

Menghela nafas dalam-dalam, sebelum mengeluarkan beberapa patah kata dalam satu tarikan nafas. "Aku masih merokok, aku belum berhenti."

Karen tersenyum kemenangan, akhirnya kekasihnya mengakui juga. Percuma saja ia mencoba berbohong, terlihat sekali oleh gelagatnya yang sepertinya gelisah.

Bara menatap perempuan di hadapannya, ia tak ingin pacarnya marah jika kebiasaannya merokok belum juga hilang dan membuatnya berpaling ke lain hati.

Sangat susah sekali untuk menghilangkan kebiasaan merokok jika ia sudah sangat kecanduan dengan batang nikotin itu, Bara tak yakin.

"Apa sih yang buat kamu susah banget buat berhenti?" erang Karen frustasi, mencengkram kedua bahu lebar kekasihnya.

"Aku gak bisa... Itu udah kebiasaan buat aku," lirih Bara menatap Karen, memohon.

"Aku bisa! Aku yang bakal bantu kamu buat berhenti dari kebiasaan buruk kamu, aku benci asap dan aku gak mau punya cowok yang hobi berasap."

Karen lantas membawa Bara menuju pelukannya, menarik kepalanya agar menyandar pada bahu mungilnya. Mengelusnya seperti kucing kesayangan.

Seperti Misa.

Bara memejamkan matanya, merasa sangat nyaman berada dalam pelukan hangat perempuan yang begitu ia cintai.

Saking cintanya sampai ia merasa berada dalam alam bawah sadarnya.

                                         •••

BARA POSSESSIVUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang