PART 43 •Can We Be Friend?•

75.3K 3.3K 41
                                    

Pas kalian baca part ini tolong puter lagu diatas, lagunya enak banget buat ngiringin kalian pas baca part ini.

Buruan ambil earphone terus pencet tuh video di mulmed abis itu langsung baca part ini. Yang jelas kalo gak di dengerin, part ini gak bakal masuk ke otak 😂😂.

🔴WARNING🔴:

TAPI WAJIB! HARUS PUTAR LAGU DI ATAS SUPAYA LEBIH MENGENA DI HATI KALIAN!!!

~Justin Bieber, bloodpop - Friends.
                                         
                                          •••

I Can't make my heart to love you! Please your understanding

-Karen Finda Abraham


                                         •••

Terdengar suara isakan kecil dari sudut kamar yang hanya di terangi oleh lampu yang remang-remang, gadis cantik yang sedang terduduk seraya memeluk lututnya itu sedang menangis.

Tentu saja menangis karena suatu hal, suatu hal yang seharusnya tidak patut ia tangisi. Ini bukan kesalahannya, jadi untuk apa dia menangisi hal yang semu?

Setidaknya dengan menangis dapat membuat pikiran dan hatinya cukup tenang, walau sedikit.

"Hiks.. Hiks.."

Malam ini hujan mengguyur Bumi begitu derasnya, satu pertanyaan yang ingin Karen tanyakan. Mengapa mereka bersedih di waktu yang bersamaan? Padahal mereka tidak menangisi hal yang sama.

TOK TOK TOK

"Dek, abang mau ngomong sebentar!!" teriak seseorang dari luar yang sudah di pastikan itu Devan, si cowok tengil.

Karen tak juga membuka pintunya.

"Ada orang yang nyari kamu!" teriak Devan sekali lagi yang membuat kesadaran gadis di pojok kamar teralihkan.

Karen berdiri dari posisi meringkuknya, membuka pintu dan pemandangan abangnya yang ingin kembali mengetok pintu terpampang dengan jelas.

Devan menyengir, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Eh, udah keluar toh. Di luar aja yang cariin, gak tahu siapa."

Karen mengernyit, tanpa membalas perkataan Devan gadis itu tanpa aba-aba langsung berlari ke bawah dan membuka pintu utama mansionnya.

Tetapi...

Bukan dia yang Karen harapkan datang..

"Jack...?"

Sontak kedua mata Karen melebar, di hadapannya seorang lelaki dengan penampilan yang berantakan, pipinya yang lebam-lebam juga baju kaosnya yang sedikit ada bercak darah.

Karen bergidik ngeri melihat pemandangan ini, "Lo ngapain, Jack?"

"Aku mau minta tolong sama kamu buat ngobatin ini," Jack menunjuk luka yang mengeluarkan darah di sudut bibirnya.

Karen tersenyum canggung, "Gimana ya? Gue bisa, cuman gak enak aja sama keluarga gue soalnya kan lo cow--"

"Kasih masuk aja, Ren." celetuk Dante tiba-tiba dari arah belakangnya lantas pria itu menghampiri mereka.

"Kamu siapa?" tanya Dante sebagai bentuk perkenalannya.

"Saya Jack, Om."

"Kamu.. Pacarnya Karen ya?"

BARA POSSESSIVUMМесто, где живут истории. Откройте их для себя