PART 19 •Akhirnya Pacaran Juga•

115K 5.1K 190
                                    

                                     •••

"Saat itu usiaku masih 15 tahun dan duduk di bangku SMP kelas 9, seumuran kamu. Ketika itu aku frustasi dan aku melampiaskannya pada rokok, narkoba, alkohol, dan ganja."

"Maaf bila aku baru mengatakannya sekarang, aku tidak ingin kamu menjauhiku saat mengetahui cerita laluku," jelas Bara menatap Karen yang sudah bercucuran air mata.

"Sejak saat itu aku mulai membenci papa dan saat aku SMA, aku tinggal sendiri dalam mansion pribadiku."

"Apa aku harus bertanya dulu baru kamu bercerita? Bagaimana jika aku tidak pernah bertanya soal ini, apakah kamu akan menyimpannya sendiri sampai mati?" tanya Karen menatap Bara kecewa.

"Maafkan aku soal itu, aku kira kamu tak akan peduli soal itu. Aku kira kamu tak peduli padaku," ucap Bara memegang kedua bahu mungil Karen.

"Siapa yang bilang aku tak peduli padamu? Aku peduli, hanya saja aku tak pernah mengatakannya padamu," kata Karen memeluk Bara sangat erat.

Karen menyayangi Bara, dia tak tahu bahwa kehidupan Bara seburuk ini. Pada kenyataannya Karen tak percaya bahwa ini adalah alasan di balik Bara yang membenci kata orangtua.

Ia menyesal telah menyakiti Bara, ia menyesal telah membuat Cinta Bara bertepuk sebelah tangan dan ia menyesal karena ia hanya bisa mengatakan sayang bukan Cinta pada Bara.

"Maafin aku yang selama ini selalu mengabaikan kamu, dan gak peka sama Cinta kamu, aku hanya ragu dengan perasaan aku," ujar Karen menyandarkan kepalanya pada dada bidang Bara.

"Apa yang harus aku lakukan supaya bisa meyakinkan perasaan kamu, sayang?" Bara mengelus sayang rambut lebat Karen.

Karen terdiam, tak tahu ingin menjawab apa karena hatinya kini tak bisa mengeluarkan suara.

"Kamu mau jadi pacar aku?"

DEG

DEG

DEG

"Maksud kamu apa, Bara?" tanya Karen tak percaya dengan pertanyaan yang Bara lontarkan beberapa detik lalu.

"Ya, aku bertanya apakah kamu mau jadi pacar aku? Kalo enggak ya kamu tinggal bilang--"

"AKU MAU!" teriak Karen bersemangat, menerima Bara untuk menjadi pacarnya.

"Apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan?" tanya Bara tak yakin.

"Yakinlah, apa yang buat aku gak yakin?"

"Kamu gak Cinta sama aku, Karen. Untuk apa menerima jika tidak mencin--"

"Cinta datang karena terbiasa, aku percaya itu. Rasa sayang bisa saja berubah menjadi Cinta jika kita merasa nyaman di setiap waktunya, Bara." potong Karen tersenyum lembut.

Bara masih terdiam dengan segala rasa ketidakpercayaannya, apa benar Karen telah menjadi pacarnya saat ini? Batinnya.

"YAYY AKHIRNYA FINALLY KITA PACARAN!!" sorak Karen bahagia memeluk Bara dengan begitu gemasnya.

"Heyy, kamu kok bengong sih? Kamu gak suka ya aku jadi pac--"

"Hmm..." tiba-tiba saja Bara mencium bibirnya lembut, menekan tengkuknya agar ciumannya menjadi kebih dalam.

Karen terlena dengan ciuman lembut Bara seolah sedang memanjakan bibirnya, Karen mengalungkan tangannya pada leher Bara dan membelas ciuman Bara tak kalah lembutnya.

Ciuman tersebut berlangsung lama, orang-orang tak akan tahu jika mereka sedang berciuman sebab bangku yang mereka duduki tertutup oleh semak-semak.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now