PART 40 •Mantan•

66.8K 3.2K 99
                                    

"Aku kecewa Bara.. Hiks... Aku kecewa sama sikap kamu yang benar-benar berubah..."

-Karen Finda Abraham

                                         •••

"Bara... Walaupun kita udah putus. Tapi aku bakalan tetep sayang dan Cinta sama kamu..."

Disini, di hatinya. Seorang penunggu yang biasanya menjaga hatinya telah hilang, sejak penunggu itu pergi hatinya terasa seperti tak ada yang menjaga. Kosong hingga nafasnya terasa sesak.

Perlahan rintik-rintik hujan turun membasahi jalanan hingga semakin lama volume air itu makin bertambah dan semakin deras.

Lautan manusia yang berjalan di trotoar rata-rata memakai payung atau menutupi kepalanya dengan tas.

Setiap kali Karen melihat sepasang kekasih sedang bercanda dengan sang pria yang memegangi payung dan sang wanita yang melingkarkan lengannya di sebelah lengan kekasihnya membuatnya sedikit iri.

Selama ini, dia dengan Bara tidak pernah seperti itu. Tidak pernah bermesraan di bawah hujan, tetapi apa boleh buat? Air sudah terjatuh dan susah bagi kita untuk mengambilnya dengan tangan.

Bumi menangis dan seseorang di antara lautan manusia itu pun juga ikut menangis. Semuanya menangis di kala hujan, mengapa selalu begitu?

Hujan selalu membawa ketenangan bagi setiap manusia, hanya mereka yang tak memiliki hati saja yang tak tahu apa makna hujan.

Segini menyakitkankah rasanya di tinggalkan? Dihina? Dan di campakkan begitu saja? Bahkan Karen sampai melupakan fakta bahwa saat ini kakinya sedang terluka.

Bukan hanya kakinya saja, hatinya pun begitu. Biarlah darah itu mengalir seiring kemana air itu membawanya, mereka sama-sama cairan dan mereka akan jatuh ke tempat yang sama. Lobang.

Perempuan itu berjalan memasuki area Taman, Taman begitu sepi karena saat ini sedang hujan. Biasanya anak-anak kecil ketika sore hari pasti bermain bola ataupun hanya berlari-larian saja.

Perempuan itu mengambil tempat duduk di atas bangku, hanya dia yang ada di area Taman seluas ini. Bahkan suara jangkrik pun tidak terdengar sama sekali.

Diam-diam perempuan itu menangis terisak, air hujan telah menyamarkan air matanya yang mungkin jika saat ini tidak hujan maka orang-orang akan menatapnya dengan aneh.

Kedua tangannya ia letakkan di atas paha, sambil menggenggam satu foto yang membuat hubungannya menjadi terpecah belah dan hancur.

"Hiks... Hiks... Aku gak nyangka ini adalah akhir dari hubungan kita, Bara..."

"Aku sayang sama kamu, tapi aku gak bisa buktiin perasaan aku itu buat kamu..."

"Aku kecewa Bara.. Hiks... Aku kecewa sama sikap kamu yang benar-benar berubah... Argh.. Hiks.." isak Karen, menatap foto itu dengan berbagai perasaan. Sedih, kesal, dan ingin memukul siapapun yang dengan berani-beraninya memotret foto ini.

Dengan segala emosinya yang menjadi satu, perempuan itu merobek foto itu hingga menjadi kepingan yang sangat kecil dan membuangnya sembarangan.

Biarlah foto itu larut kemanapun yang ia mau, Karen sudah menyerah dengan semua ini. Ia tidak ingin berjuang sendirian, lebih baik ia mengalah daripada perjuangannya harus berujung pada akhir yang sia-sia.

"Aku gak akan pergi sebelum kamu tahu yang sebenarnya, Bara, " gumam Karen.

                                       •••

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now