PART 2 •Challenge•

280K 16.7K 1.5K
                                    

•••

Saat ini Bara bersama katiga temannya. Ari, Leo, dan Bagas sedang nongkrong-nongkrong ganteng di cafe depan sekolah.

Jujur, setelah kejadian kemarin pikiran Bara benar-benar campur aduk antara mencoba memikirkan Karen dan melupakan Karen.

Yang mana yang akan ia pilih? Memikirkan atau melupakan?

Karen itu sangat cantik menurutnya.

Cantik dalam artian imut, menggemaskan dan polos.

Sementara ketiga temennya menatap bingung Bara yang sedari tadi mengacak rambutnya frustasi setelah menghabiskan 3 Batang rokok.

"Bar, lo kenapa sih? Gak biasanya lo kayak orang kebanyakan hutang." kata Leo polos.

"Agrhh, ini bukan masalah hutang tapi masalah cewek. Lo tahu kagak? Kalo adiknya Devan itu cantik banget?" ucap Bara diiringi suara frustasinya.

"Ohh, masalah cewek? Tinggal tembak doang susah amat lu?" ucap Ari enteng seraya menghisap rokoknya.

"Elo mah gampang ya ngomong, tapi susah di guenya."

Sebenarnya setelah pulang sekolah ini mereka janji untuk nogan alis nongkrong ganteng, hanya saja satu anggotanya belum terlihat kakinya. Devan.

"Itu kecoak lama banget datengnya ya? Lagi ngimeng tuh anak?" tanya Bagas asal nyerocos.

"HAYY!! TEMAN-TEMAN TERSAYANGKU YANG PALING GANTENG! ABANG DEVAN DATANG MENJEMPUT KALIAN!!" teriak Devan setelah sampai di menjadi temannya.

"Gak usah berisik lo ya, gua tonjok juga lo sekarang!" desis Bara menggeram seraya menunjukkan kepalan tangannya.

Devan hanya cengengesan kemudian mengambil posisi duduk di tengah-tengah lalu berdeham layaknya seorang presdir yang akan memulai rapat penting.

"Gak usah songong lu!" guman Ari sok menakutkan lalu membawakepala Devan menuju ketiak baunya.

"AKHHH!! MAMAA!! ABANG TERSAKITIII!!" teriak Devan alay anak layang seperti jablay.

Jangan pernah lupa dengan Devan, si lebay versi cowok yang sayangnya menjelma sebagai cowok ganteng alias cogan.

Suara bunyi lonceng dipintu masuk Cafe berbunyi, menandakan ada pengunjung baru yang datang.

Orang itu berjalan pelan-pelan menuju meja para cowok, ada hanya bungkus rokok juga 4 botol bir Bintang.

Karen tidak suka dengan hal-hal yang berbau buruk di matanya, apa kakaknya juga sama dengan teman-temannya? Merokok dan meminum alkohol? NOO!!!

Tiba-tiba seorang gadis berambut sebahu berdiri tepat di belakang abangnya kemudian memanggil abangnya.

"Abang, pulang yuk. Karen gak suka disini." cicit Karen pelan sambil menunduk Malu-malu.

Tidak suka di tatap seperti itu oleh teman abangnya, mereka melongo seperti menatap sesuatu yang limited edition.

"Karen? Udah selesai belanjanya? Duduk dulu, Ren. Abang baru sampe lohh, masa langsung pulang?" kata Devan seraya mengelus rambut lmbut adiknya.

Karen memang meminta ijin dengan Devan untuk mampir sebentar ke mini market sebelah Cafe lalu menyusul abangnya setelah selesai.

"Tapi abang aku gak nyaman disini." kata Karen pelan agar tidak terdengar sambil mengarahkan matanya pada Bara yang merokok dengan santainya.

"Bar, matiin rokok lo, tolol. Udah tahu gua ngajak adik gua, masih aja ngotot buat ngerokok." omel Devan seperti emak-emak.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now