PART 17 •Rasa Ingin Tahu•

101K 4.8K 110
                                    

                                       •••

Selama proses pembelajaran berlangsung, pikiran Karen sama sekali tak fokus dengan materi yang di terangkan bapak guru.

Raganya memeng hadir di kelas, tetapi jiwa dan raganya melayang pada kejadian 3 jam lalu bersama Bara di pakiran.

Apa yang Bara katakan tadi pagi, membuat pikirannya sama sekali tak tenang. Seperti ada sesuatu rahasia yang Karen tak ketahui sampai saat ini.

Mungkin Karen memang bukan siapa-siapa bagi Bara tetapi sebagai teman dia berhak untuk tahu menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan temannya.

"Aku khawatir. Aku gak mau kamu sakit atau terluka, itu sama saja kamu membawa aku kembali menuju masa lalu aku yang kelam,"

Kalimat itu seperti menyiratkan sesuatu yang dalam, ketika mengatakan itu pun tatapan Bara seperti sedih tak ada semangat.

Karen ingin tahu, dia tak bisa melakukan apapun jika pikirannya masih tak tenang dan selalu dibayang-bayangi oleh kalimat tersirat tersebut.

"Ren, lo kenapa sih dari tadi tutup mulut terus. Gak kram apa itu bibir seksi lo?" heran Sera sembari menyenggol bahu teman satu bangkunya, Karen.

"Bisa diem gak sih? Gue lagi gak mood buat bercanda," kata Karen datar menatap Sera dingin.

Karen beranjak dari duduknya untuk meminta izin pada Ibu Biologi, ia ingin ke toilet sebentar untuk menenangkan pikirannya yang kacau.

Sesampainya di toilet, ia masuk ke dalam bilik nomor 3 dan menyandar pada pembatas bilik 3 dengan bilik 4. "Hufft..."

"Gue kenapa sih, ih!" Karen mengacak-acak rambutnya frustasi, pikirannya sama sekali tak pernah pergi dari Bara, Bara, dan selalu saja Bara.

Ada apa dengan pikirannya? Jika Karen tak ada rasa sedikitpun dengan Bara, lalu kenapa hatinya seperti mengatakan hal yang sebaliknya?

Ia keluar dari bilik dengan hati gundah, ia tak ingin balik ke kelas sebelum hatinya kembali baik.

"Huft.. Kenapa akhir-akhir ini hati gue jadi gak baik begini sih... Ah!" kesal Karen menatap pantulan dirinya di cermin.

Di toilet ini hanya ada Karen sendiri, semua pintu bilik terbuka menandakan bahwa tak ada orang selain Karen dalam toilet ini.

"Lo Cinta sama bara?" tanya seseorang.

Deg...

Karen terkejut bukan main, dirinya menatap pantulan orang yang bertanya tadi dalam cermin. Itu Jack.

"Jack? Kamu kenapa bisa disini?"

"Jawab pertanyaan aku, baru aku akan menjawab pertanyaan kamu setelah kamu menjawab," ucap Jack melangkah memasuki toilet perempuan lebih dalam lagi.

"Pertanyaan yang mana?"

"Kamu Cinta sama Bara? Atau hanya sekedar suka atau kagum?"

"Hmm..."

"JAWAB AKU, KAREN!" bentak Jack tiba-tiba sembari mencengkeram kuat bahu mungil Karen.

"Ahh.. Aww.. Jack... Sakitt.. Lepas-in..." rintih Karen menatap Jack sayu seakan kehabisan tenaga.

Jack dengan segera melepaskan cengkraman tangannya, ia tak sadar dengan apa yang dilakukan nya. Ia hanya sedang terbawa emosi.

"Ren, asal kamu tahu kalo Bara itu pernah pakai nar--"

"APA! BARA PERNAH PAKAI APA!? PERGI KAMU!" teriak Karen marah mendorong Jack hingga punggungnya terbentur tembok.

"Karen... Dengerin aku dulu..." Jack mendekati Karen namun setiap Jack melangkah maju, Karen melangkah mundur.

BARA POSSESSIVUMWhere stories live. Discover now