PART 46 •Sekarang Waktunya•

83.4K 3.7K 151
                                    

Dan sekarang ini adalah waktunya Bara untuk mengambil apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya ke dalam dekapannya kembali.

-Bara Denza

                                         •••

6 tahun kemudian...

"MAA!! KAREN BERANGKAT KE CAFE YA!!" teriak seorang perempuan dewasa dari bawah tangga ke lantai atas.

Sekarang perempuan yang rambutnya sudah diikat kuda seraya menggendong tas yang berisi gitar di dalamnya sedang berusaha mencari mamanya.

Sebenarnya bisa saja dia langsung pergi keluar tanpa berpamitan, tetapi itu bukanlah hal yang sopan. Tidak apa bila ia harus berteriak demi mamanya supaya tahu bahwa ia pergi.

"DAA MAA!! KAREN BERANGKAT SAMA JACK YAA!!"

Setelah berteriak untuk yang kesekian kalinya, perempuan cantik nan manis itu berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri seseorang yang telah lama menunggunya.

"Ayo berangkat, aku udah siap nih," ucapnya seraya menunjukkan tas gitar yang ada di gendongannya.

"Yakin kamu gak mau sarapan dulu? Nanti perut kamu sakit loh," canda Jack.

"Enggak ah, nanti aja di Cafe sekalian kan ada."

Jack terkekeh pelan, mengacak rambut perempuan manis di hadapannya sebentar sebelum menggandeng tangannya untuk keluar bersama-sama.

Ya, kehidupan Karen selama enam tahun ini hanya ia habiskan untuk sekolah dan menghabiskan waktu bernyanyi di Cafe bersama Jack.

Status mereka sama seperti dulu, hanya teman. Namun yang berbeda disini, Jack masih menaruh separuh harapan cintanya pada Karen untuk menerimanya.

Ia tidak memaksa, hanya saja ia masih ingin dekat dengan Karen walaupun tanpa status pacar. Dekat dengannya saja sudah memberikan separuh kebahagiaan untuknya.

Bernyanyi di Cafe, berjalan-jalan, bermain basket, mengobrol adalah kegiatan sehari-hari mereka. Bernyanyi hanyalah untuk mengalihkan perhatian Karen dari dia.

Dia yang telah lama hilang, tidak pernah muncul sama sekali ataupun bertatap muka di hadapan mereka. Selama 6 tahun ini Karen habiskan untuk bernyanyi supaya kenangan yang dulu semakin ia lupakan.

Ia ingin lupa, ia ingin melupakan semua tentang hubungan mereka. Tentang kapan hari jadi mereka, tentang semua perlakuan manis dan buruknya.

Karen ingin, hanya saja terlalu susah. Terlalu susah untuk menghilangkan suatu perasaan yang telah dalam tertancap di lubuk hatinya.

"Jack, kamu udah makan belum?"

Pertanyaan tiba-tiba itu pun memecahkan suasana awkward di atas motor yang telah membelah jalanan ibu kota yang padat ini.

"Belum, Ren. Aku maunya kamu dulu yang makan, baru aku yang makan. Kamu prioritas buat aku."

Pipi Karen bersemu merah, sudah sering ia mendapatkan kata-kata romantis dari Jack tetapi mengapa? Mengapa hatinya tak pernah bisa berlabuh padanya.

Mengapa harus Bara? Mengapa hatinya tidak pernah bisa sekalipun beranjak dari satu nama itu. Nama yang membuat hatinya merasa ingin membenci tetapi tidak bisa.

"Ayolah Jack, kapan sih kamu berhenti acara gombal-gombel gitu?"

"Rasanya kalo aku gak gombal ke kamu, ada yang aneh dengan hidup aku. Berasa ada yang kurang," gombal Jack sedikit melirik ke kaca sepion motornya untuk melihat bagaimana ekspresi perempuan di belakangnya.

BARA POSSESSIVUMOnde histórias criam vida. Descubra agora