James benar-benar menjadi tubuh tanpa jiwa. Ia meratapi nasibnya dengan derai air mata sampai sepasang suami istri kaya raya mengadopsinya.

Sejak saat itu pula James merasa baikan. Tawa dan rangkulan hangat Christie, kakak barunya, serta keluarga besar barunya membuat James hidup kembali. Sejak saat itulah James mencoba melupakan masa lalu kelamnya. Didorong oleh keluarga barunya, James berhasil melalui fase tersebut.

Semula segalanya berjalan lancar sampai Ia bertemu kembali dengan kedua mata hitam pekat itu. James merasakan kerinduan yang mengebu-gebu. Ini aneh. Bahkan sejak dulu Ia tak pernah merasakan hal itu pada teman kencannya kecuali pada Hannah, wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya selama kurang lebih satu setengah tahun. Hubungan itu pun masih James rahasiakan. Ia merasa tidak perlu memberitahu keluarganya akan hubungan asmaranya ini. Tapi tidak dengan wanita itu.

Wanita itu berbeda. Wanita itu mengambil alih seluruh fokus James. Kehadirannya bekerja dikantor James membuat James hampir gila. Ia pun memutuskan melakukan penyelidikan terhadap wanita itu dikala teman-temannya mulai membicarakan wanita yang bernama Stella itu.

Proses penyelidikan berjalan cukup lama. James pun menunggu dengan sabar saat jiwa dan hatinya tak lagi sinkron. Posisinya sudah memiliki pacar tapi mengapa Ia seolah tersihir akan mata itu? Ia seolah mengenal wanita itu. Ia ingin merengkuh tubuh itu, memeluknya, menciumnya, melindunginya akan godaan teman-temannya bahkan memberi segalanya pada wanita itu.

Ini aneh dan tak lagi beres.

James pun menjadikan Stella sebagai sekertarisnya. Senyum malu-malu itu membuat James ikut tersenyum. Setiap masalah dalam pekerjaannya menjadi hilang tertelan bumi. Ini menyenangkan. James merasakan debaran dalam hati dan gairah untuk memiliki Stella yang tidak Ia dapatkan dari Hannah.

Sebulan telah berlalu. Hasil penyelidikkan itu pun begitu mengejutkan batin James. Wanita itu ... Stella adalah adiknya, adik tirinya! Oh Tuhan. Bagaimana mungkin hal ini terjadi?

James frustasi. Ia mencoba menghindari Stella namun tidak mampu. Wanita itu telah menjadi sekertarisnya. Ia tak mungkin memecatnya tanpa alasan. Bahkan Stella melakukan pekerjaannya dengan sempurna. James masih ingat, kala itu Ia selalu ke bar untuk sekedar menenangkan perasaannya.

Ia tahu ini salah ... ini tak lagi benar. Debaran ini begitu menyiksa. Ia begitu menginginkan Stella menjadi miliknya.

James tak punya pilihan lain selain menceritakannya pada Hannah. Pacarnya itu pun terkejut berat. Wanita itu menyakinkan James untuk memberitahukan pada keluarganya.

Bagaimanapun itu adikmu, begitulah katanya.

Namun James tak sanggup. Sungguh. Ia telah mencobanya. Ia kehilangan akal. Bahkan disaat teman-temannya membuat taruhan untuk menggoda Stella dan membuat Stella jatuh dalam perangkap mereka, James ingin marah. Ia ingin memukuli mereka, namun Ia tidak mampu. Ia takut rahasianya terbongkar. Akhirnya Ia lah yang maju untuk menjalankan taruhan itu. Beruntung kala itu Hannah mengerti posisinya. Hannah pun mendukung James dengan sepenuh hati.

Stella menerimanya. Stella bahkan menerima uluran tangannya untuk berdansa diacara ulang tahun perusahaan keluarganya. Sentuhan Stella meruntuhkan James. James mengumpat. Ia pun langsung membawa Stella kedalam pelukannya kemudian menciumnya sampai napas keduanya terengah. Tak Ia sadari mereka telah menjadi tontonan.

James menunduk, menatap Stella dengan napas terengah. Begitu pula sebaliknya. Senyum malu-malu itu kembali membuat James terhenyak. Ia mencoba menggeleng, Ia mencoba menjauh namun tubuh itu seolah memanggilnya, tubuh itu seolah memerangkap jiwa dan raganya. Ia tidak berdaya dalam gengaman tangan Stella dan ketika Stella berbalik, menatap kedalam mata James dengan lekat, ketika itu James baru tersadarkan bahwa Ia menginginkan sesuatu yang lebih dari taruhan itu.

KALEIDOSCOPICWhere stories live. Discover now