“Cepat panggil ambulans!” seru seseorang panik.
Seorang wanita berteriak kecil, “Astagfirullah, masih napas nggak ini anak?”

Sementara itu, di sisi jalan lain, sebuah motor hitam melaju perlahan. Rafa, yang baru pulang dari studio tempat ia biasa latihan musik, menoleh karena melihat kerumunan tak jauh dari tikungan.

Awalnya ia hanya penasaran. Tapi ketika matanya menangkap motor putih dengan stiker kecil berbentuk bintang di bagian spion kiri, jantungnya seakan berhenti berdetak.

“Itu motor Hana,” gumam Rafa pelan, matanya membelalak.

Ia segera memarkir motornya dan berlari ke arah kerumunan. Begitu melihat tubuh Hana tergeletak dengan darah mengalir dari pelipisnya, Rafa langsung terduduk lemas.

“HANA?!”

Orang-orang terkejut mendengar teriakannya.

“Mas, kamu kenal dia?”

Rafa mengangguk cepat. “Iya, iya... dia temanku! Tolong, tolong cepet panggil ambulans!”

Salah satu dari warga bilang, “Udah dipanggil, sebentar lagi datang.”
Rafa menggenggam tangan Hana yang dingin dan penuh luka. Suaranya bergetar, matanya memerah.

“Hana... jangan tidur ya... jangan tinggalin kami... aku mohon.”

Sirene ambulans meraung keras menembus malam. Rafa duduk di dalamnya, menggenggam tangan Hana yang sudah mulai membiru dingin. Perban menutupi sebagian kepala Hana, dan oksigen diletakkan di hidungnya. Paramedis dengan sigap memeriksa tekanan darah dan detak jantung sambil terus memberi instruksi satu sama lain.

“Hana, tolong... kamu harus kuat,” bisik Rafa, suaranya nyaris tak terdengar karena tertelan oleh bising sirene dan detak jantungnya sendiri yang kacau.

Sesampainya di rumah sakit, Hana langsung dibawa masuk ke ruang ICU. Rafa hanya bisa berdiri di luar, tangan gemetar, ponselnya basah oleh keringat.

Dengan napas berat, Rafa akhirnya menekan nomor ibunya. Suaranya bergetar ketika tersambung.

“Bu... tolong hubungi Bu Maya, mamahnya Hana. Hana kecelakaan, Bu... parah. Sekarang lagi di RS Harapan Bunda, di ruang ICU... cepet ya, Bu, kasihan Hana sendirian.”

Ibunya panik, tapi langsung mengiyakan dan bergerak cepat.

Setelah itu, Rafa membuka WhatsApp dan mencari nama Rafen. Ia ragu sejenak, lalu mulai mengetik:

Rafa: Fen, tolong banget... Hana kecelakaan barusan. Parah. Sekarang di ICU RS Harapan Bunda. Aku udah hubungi ibuku buat kabarin mamahnya Hana.
Bisa tolong kamu kasih tau yang lain? Aku gak sempat buka grup, aku nemenin di sini...

Pesan itu langsung centang dua dan tak lama dibalas:

Rafen: Astaga... Iya, gue langsung kabarin anak-anak sekarang. Lo tenangin diri lo ya di sana.

Rafen pun buru-buru buka grup kelas mereka yang sering dipakai buat ngobrol bebas dan urusan tugas.

Rafen: Guys, info penting. Hana kecelakaan barusan, lumayan parah. Sekarang lagi di ICU RS Harapan Bunda.
Buat yang deket sama dia atau yang bisa bantu kabarin keluarga, tolong ya.

Grup langsung ramai. Banyak yang kaget, panik, bahkan nggak percaya.

Anissa: Hah??? Serius, Fen?
Risa: Ya Allah...
Nayara: Kok bisa?! Dia baru update story kemarin...

Sementara itu, Ika yang sedang scrolling IG juga dapat telepon dari tantenya. Saat itulah ia baru tahu kabar dari mulut ke mulut.

Nggak lama kemudian, Ryan yang sedang di kamarnya nerima chat dari Ika:

Ika: Ry... kamu udah tau belum? Hana kecelakaan barusan. Sekarang dia di ICU RS Harapan Bunda...

Ryan langsung berdiri dari tempat tidurnya. Matanya melebar.
Ryan: Hah? Ika... ini beneran?

Ika: Iya... aku juga kaget banget. Katanya Rafa yang nemuin pertama kali.
Tanpa pikir panjang, Ryan langsung ambil jaket dan kunci motor.

Ryan: Aku ke sana sekarang.

Lorong ICU Rumah Sakit Harapan Bunda tampak sepi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas. Rafa duduk menunduk di kursi tunggu, jaketnya masih sedikit basah karena keringat dingin dan udara malam. Kedua tangannya saling menggenggam erat, memikirkan wajah Hana terakhir kali pucat, tak bergerak.

Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari arah pintu masuk. Bu Maya datang bersama adik-adik Hana yang masih terlihat panik dan bingung. Begitu melihat Rafa, Bu Maya langsung menghampiri.

Bu Maya: “Kamu Rafa, kan? Anak Tante Nadie?”

Rafa (berdiri cepat): “Iya, Tante. Saya yang nemuin Hana... Maaf, saya cuma bisa bawa dia ke sini secepat mungkin. Barusan dokter bilang masih ditangani, Tante...”

Bu Maya mengangguk, meski wajahnya jelas menyimpan kegelisahan. Ia memeluk kedua adik Hana erat.

Tak lama kemudian, dari arah berbeda, Ryan datang terburu-buru. Nafasnya memburu, wajahnya terlihat khawatir. Begitu melihat Bu Maya dan Rafa, dia langsung menghampiri.

Ryan: “Tante... Hana gimana?”
Bu Maya: “Masih di dalam, Nak. Tante belum dikasih kabar sama dokternya.”

Ryan melirik Rafa sekilas. Tatapan mereka bertemu. Ada ketegangan tak kasat mata di antara dua laki-laki yang sama-sama peduli pada gadis yang kini terbaring kritis di dalam.

Ryan: “Lo yang nemuin?”

Rafa (mengangguk pelan): “Iya. Gue kebetulan lewat... terus gue kenal warna motornya Hana.”
Mereka terdiam, sama-sama menunduk.

Beberapa saat kemudian, Rafen juga datang menyusul. Dia sudah dihubungi oleh Rafa lebih awal, dan kini matanya menyapu ruangan, melihat semua orang yang hadir. Ia menghampiri Ryan.

Rafen: “Udah ada kabar dari dokter?”
Ryan: “Belum.”

Rafen (nada pelan): “Gue udah kabarin semua anak kelas. Grup rame banget, semua doain Hana.”

Suasana menjadi hening kembali. Hanya terdengar suara pelan dari TV kecil di ruang tunggu dan langkah kaki petugas rumah sakit yang berlalu-lalang.

Kemudian, pintu ruang ICU terbuka sedikit. Seorang dokter keluar, dan semua orang langsung berdiri. Bu Maya paling duluan menghampiri.

Dokter: “Pasien atas nama Hana Nur Azizah sudah dalam penanganan intensif. Sekarang kondisinya stabil, tapi masih belum sadar. Kami akan observasi selama 24 jam ke depan. Sementara, hanya keluarga inti yang boleh melihatnya.”

Bu Maya menutup mulutnya, menahan tangis. Adik-adik Hana langsung memeluk sang ibu.
Rafa dan Ryan hanya bisa berdiri mematung di belakang, perasaan bersalah dan cemas menyelimuti mereka.

                         ✨✨✨

Hii guyss hehe gimana ceritanya?? Seruu gaa?? Yaa aku mulai nulis lagii and klo ada kesalahan kalimat silahkan di komentar 😽 bantu support aku lagii yaahhh thankyou guyss.... JANGAN LUPA VOTE, KOMEN

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Part Of ClassWhere stories live. Discover now