Part 33

217 139 10
                                        

••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                  
                         ••••••💫••••••

Kelas Ryan masih heboh setelah jawaban santai Ryan tadi. Beberapa anak makin penasaran, sementara yang lain sibuk menggoda.

“Hana, ayo jujur! Kalian pacaran, kan?”

“Kenapa lo nyaman banget rebahan di pahanya, Ryan?!”

“Gue sih nggak heran kalau mereka beneran ada hubungan, soalnya vibe-nya beda, bro.”

Sementara itu, Hana masih menutupi wajahnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, dan yang lebih parahnya lagi… Ryan masih tetap santai di pangkuannya!

Oke, ini udah kelewatan.

Hana akhirnya mengumpulkan keberanian, lalu dengan cepat menjepit pipi Ryan dengan kedua tangannya.

“RYAN! BANGUN!” bisiknya tajam, cukup keras untuk Ryan dengar tapi tidak cukup untuk menarik perhatian semua orang.

Ryan membuka satu matanya dan menatap Hana dengan ekspresi malas. “Kenapa?”

“Kamu sadar nggak kita jadi tontonan satu kelas?!” Hana masih berbisik, tapi nada suaranya jelas menunjukkan kalau dia hampir meledak.

Ryan malah tersenyum tipis. “Biarin aja.”

“BIARIN AJA?!” Hana hampir mencubit pipinya lebih keras, tapi sebelum ia sempat
Ryan dengan santainya menutup matanya lagi.

SEISI KELAS HEBOH LAGI.

“WOIIII DIA TIDURAN LAGI!”

“HANA, LO SERIUSAN NGGAK NGUSIR DIA?!”

“RYAN, LO NGERASA NGGAK SIH KALO LO BIKIN HEBOH SATU KELAS?!”

Rama yang masih shock berat akhirnya menaruh kepalanya di meja, menyerah menghadapi kenyataan. “Gue nggak kuat, asli. Ini nggak masuk akal.”

Sementara itu, Hana sudah di ujung kesabaran.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung mendorong kepala Ryan menjauh dari pahanya!

DUG!

Ryan akhirnya terjatuh ke lantai, tapi masih dengan ekspresi santainya.

Suasana kelas langsung meledak dalam tawa.

“GUE KIRA DIA NGGAK BERANI NJIR!”

“RYAN DI-DORONG HAHAHA!”

Hana langsung berdiri dan merapikan rok seragamnya dengan wajah super merah. “Udah, ya! Nggak ada apa-apa! Jangan banyak bacot!”

Lalu, tanpa menunggu Ryan berbicara, ia langsung pergi meninggalkan kelas dengan langkah cepat.

Ryan yang masih duduk di lantai hanya menghela napas dan tersenyum kecil sambil mengusap belakang kepalanya.
“Seru juga.”

Setelah kejadian heboh di kelas, Hana langsung melangkah keluar dengan cepat, hampir tidak peduli dengan tatapan teman-teman sekelas yang masih terperangah. Ia merasa malu setengah mati, dan yang lebih parah adalah kenyataan bahwa semua orang sudah tahu kalau ia dan Ryan mungkin punya hubungan rahasia.

Sambil berjalan cepat, Hana bisa mendengar suara langkah Ryan mengikuti di belakangnya, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ketika Hana hampir sampai di pintu keluar, Ryan akhirnya menghentikan langkahnya dan menyusul Hana.

Part Of ClassWhere stories live. Discover now