••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
~✨~
~✨~
~✨~
~✨~
••••••💫••••••
Setelah berhasil meninggalkan kelas yang masih penuh teriakan dan godaan, Hana dan Ryan berjalan menuju kantin. Hana masih menunduk, wajahnya sedikit merah karena kejadian barusan.
Ryan, di sisi lain, justru terlihat santai seperti biasa. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku, sesekali melirik ke arah Hana yang masih canggung.
"Kamu malu?" tanyanya dengan nada menggoda.
"Jelas! Kamu gila ya, manggil aku 'sayang' di depan kelas?!" Hana mencubit lengan Ryan pelan.
Ryan hanya tertawa. "Biar sekalian semua tahu, aku serius sama kamu."
DEG.
Perkataan Ryan langsung bikin jantung Hana berdebar lebih cepat.
Tapi, sebelum Hana bisa membalas, mereka sudah tiba di kantin.
Kantin masih cukup ramai, beberapa siswa dari kelas lain juga terlihat di sana. Hana baru saja duduk, ketika tiba-tiba—
"HANA, RYAN!!!"
BRUK!
Risa dan Rizfan langsung duduk di meja mereka tanpa aba-aba.
"GILAAA! KALIAN BERDUA JUGA YA!!!" Risa masih heboh sejak kejadian di kelas tadi.
Hana menghela napas panjang. "Udah, udah. Jangan heboh lagi!"
Tapi Rizfan justru tertawa santai. "Sekarang kita impas, Ry."
Ryan mengangkat alis. "Impas?"
"Kita sama-sama ketahuan."** Rizfan melirik ke arah Risa yang pura-pura sibuk minum jusnya.**
Tiba-tiba, dari arah lain, muncul seseorang yang bikin mereka terdiam.
Rafen.
Ia berjalan melewati meja mereka, sekilas melirik Ryan dan Hana, tapi ekspresinya sulit ditebak.
Hana ikut diam. Perasaannya tiba-tiba terasa aneh.
Ryan menyadari perubahan ekspresi Hana, tapi ia tetap diam.
Rafen tidak berkata apa-apa. Ia hanya berjalan ke meja lain, duduk sendiri sambil memainkan ponselnya.
Risa melirik Hana dan Ryan bergantian. "Eh… kok tiba-tiba jadi canggung?"
Hana menggigit bibirnya.
"Aku nggak tahu…"
Ryan hanya menatap Rafen sebentar, sebelum kembali menatap Hana.
"Kamu masih peduli sama dia?" tanyanya pelan.
Hana terdiam.
Sekarang, hatinya tiba-tiba terasa penuh dengan banyak pertanyaan.
Hana mengalihkan pandangannya dari Rafen, mencoba fokus kembali pada Ryan yang masih menunggu jawaban.
"Aku... nggak tahu," jawab Hana pelan.
Ryan menatapnya tanpa ekspresi. "Kalau kamu masih peduli sama dia, aku nggak akan maksa kamu buat terus sama aku, Hana."
DEG.
Hana langsung mendongak. "Ryan, bukan gitu maksudku!"
Ryan tersenyum kecil, tapi matanya menunjukkan sesuatu yang berbeda. "Aku ngerti kok. Aku cuma nggak mau kamu merasa terjebak dalam hubungan yang setengah-setengah."
DU LIEST GERADE
Part Of Class
JugendliteraturSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
