••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
~✨~
~✨~
~✨~
~✨~
••••••💫••••••
Malam Hari
Di dalam kamarnya yang tenang, Hana duduk di kursi belajar, membiarkan pikirannya melayang jauh. Earphone-nya terpasang, mengalunkan lagu-lagu yang entah kenapa semakin membuat hatinya terasa kosong. Setelah semua kejadian hari ini—pertengkaran kecil dengan Rafen, suasana kelas yang tiba-tiba ramai membicarakan dirinya, dan masalah di rumah yang terus menghantuinya—Hana merasa butuh waktu untuk sendiri.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Ia melirik sekilas layar yang menyala.
Ryan: "Han, besok masuk sekolah nggak?"
Hana terdiam, jemarinya menggantung di atas keyboard ponsel. Sebelum menjawab, ia menghela napas panjang. Tidak, besok ia tidak ingin ke sekolah. Ia butuh menjauh dari semua orang, dari kebisingan yang terasa menyesakkan akhir-akhir ini.
Hana: "Nggak. Aku mau jalan-jalan sendiri ke luar kota, ke panti asuhan."
Pesannya terkirim. Tak sampai beberapa detik, tanda "sedang mengetik..." muncul di layar.
Ryan: "Sendiri?"
Hana: "Iya. Aku mau refreshing, sekalian nemenin anak-anak di sana. Sebelum ke sana, aku mau mampir ke supermarket dulu beli jajanan buat mereka."
Pesan itu diikuti dengan emotikon tersenyum, seolah Hana mencoba meyakinkan Ryan bahwa dirinya baik-baik saja.
Namun, jawaban Ryan berikutnya justru membuatnya terdiam.
Ryan: "Kalau gitu, aku ikut."
Hana mengernyit. Ia tidak menyangka Ryan akan menawarkan diri. Namun, di sisi lain, ia juga tidak bisa menyangkal kalau kehadiran Ryan mungkin akan sedikit membuat perjalanannya lebih tenang.
Hana: "Terserah kamu."
Pesannya terkirim, dan ia segera meletakkan ponsel kembali ke meja. Ia berbaring di tempat tidur, menarik selimutnya hingga ke dada. Meskipun matanya terpejam, pikirannya masih sibuk memikirkan banyak hal.
Besok akan jadi hari yang berbeda.
Perjalanan Dimulai
Pagi-pagi sekali, sebelum rumah benar-benar ramai, Hana sudah bersiap-siap. Ia mengenakan pakaian yang lebih santai blus putih longgar dengan celana kulot hitam dan menata kerudungnya dengan rapi. Setelah memastikan semua barangnya lengkap, ia meninggalkan rumah tanpa banyak bicara dengan keluarganya.
Di luar, udara pagi terasa sejuk. Hana berjalan menuju supermarket terdekat untuk membeli beberapa camilan dan permen untuk anak-anak di panti asuhan. Tak butuh waktu lama, ia sudah selesai berbelanja dan berdiri di depan supermarket, menunggu Ryan yang katanya akan menjemputnya.
Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Kaca jendela sebelah sopir diturunkan, menampakkan Ryan yang tersenyum kecil.
"Udah siap?" tanyanya.
Hana mengangguk. "Udah. Kamu beneran ikut?"
Ryan terkekeh, membuka pintu mobil dari dalam. "Udah keburu penasaran, masa nggak jadi?"
Hana hanya tersenyum kecil, lalu masuk ke dalam mobil. Begitu pintu tertutup, Ryan kembali menjalankan mobilnya, melaju menuju perjalanan yang belum pernah mereka duga sebelumnya.
CZYTASZ
Part Of Class
Dla nastolatkówSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
