••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
~✨~
~✨~
~✨~
~✨~
••••••💫••••••
Keesokan Harinya, pagi itu, suasana sekolah masih cukup sepi ketika Hana dan teman-temannya tiba di kelas. Seperti biasa, mereka duduk berempat di bangku panjang dekat kelas, mengobrol santai sambil menunggu bel masuk berbunyi.
Namun, obrolan mereka terhenti ketika seorang cowok mendekati mereka dengan langkah santai. Reno.
Hana melirik ke arah Ika yang langsung menegang begitu melihat Reno. Pipi Ika sedikit memerah, dan seperti biasa, tangannya mulai memainkan ujung hijabnya-tanda kalau dia sedang salting.
"Eh, pagi," sapa Reno dengan senyum khasnya. "Ika, lo udah ngerjain tugas Matematika?"
Ika berkedip beberapa kali, terlihat sedikit bingung. "Eh? Udah, sih. Kenapa?"
"Pinjem dong. Aku lupa ngerjain." Reno nyengir tanpa rasa bersalah.
Ika mendesah pelan tapi tetap mengeluarkan bukunya dari tas. "Jangan cuma nyontek doang, ya. Belajar juga."
Reno mengambil buku itu dengan santai, lalu duduk di sebelah Ika. "Iya, iya, gue belajar kok... sambil nyontek," katanya sambil terkekeh.
Hana, Risa, dan Anissa saling bertukar pandang, menahan senyum melihat interaksi mereka. Jelas banget kalau Reno semakin sering mencari alasan untuk mendekati Ika.
Bel masuk berbunyi, dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing. Namun, ini bukanlah akhir dari pertemuan mereka hari itu.
💫💫💫
Mapel jam pertama yaitu Sejarah
Suasana kelas awalnya cukup tenang saat Bu Ratna, guru sejarah, mulai menjelaskan materi tentang peristiwa-peristiwa penting di masa lalu. Beberapa siswa mendengarkan dengan serius, sementara yang lain mulai bosan dan ada juga yang tampak mengantuk.
"Sejarah adalah cerminan dari masa lalu. Dengan memahami sejarah, kita bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki masa depan," ujar Bu Ratna sambil menuliskan beberapa poin penting di papan tulis.
Namun, suasana serius itu tiba-tiba pecah ketika seorang siswa, Abi, mengangkat tangan dengan ekspresi jahil.
"Bu, saya mau nanya," katanya dengan nada yang sudah mengundang perhatian.
Bu Ratna menoleh ke arahnya. "Iya, Abi. Ada yang ingin ditanyakan?"
Abi menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu berkata dengan nada santai, "Berarti kalau masih inget mantan, itu termasuk belajar sejarah juga, ya?"
Seisi kelas langsung meledak dalam tawa. Beberapa siswa sampai menepuk meja, sementara yang lain tertawa sambil menutup mulut. Bahkan, Bu Ratna sendiri sampai menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil.
"Nah, itu pertanyaan yang menarik," sahut Bu Ratna, berusaha tetap profesional. "Tapi kalau sejarahnya masih membuat susah move on, berarti itu bukan sekadar pelajaran, tapi pengalaman pribadi."
Tawa semakin membahana. Nayara, yang duduk di barisan tengah, langsung menimpali, "Wah, Abi ini curhat terselubung, ya?"
Sontak, beberapa siswa mulai berseru:
"Wah, siapa nih yang belum move on?"
"Abi masih terjebak di masa lalu!"
"Sejarah pribadi yang tidak bisa dilupakan, nih!"
Sementara itu, Hana hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala. Ia melirik ke arah Ika, yang tampak berusaha menahan tawa, sementara Rafen tetap diam di bangkunya, hanya menatap ke depan tanpa ekspresi.
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
