Part 23

153 123 18
                                        

••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                  
                         ••••••💫••••••

Hana yang sedang berjalan bersama kelompoknya tiba-tiba melihat sosok yang familiar di antara kerumunan pengunjung museum. Matanya langsung membulat ketika menyadari siapa yang baru saja masuk ke area museum—Ryan.

Tanpa berpikir panjang, tanpa aba-aba, Hana langsung berlari ke arahnya dengan wajah penuh kegembiraan.

"Ryan!!" serunya dengan nada riang.

Begitu Hana melompat dan memeluk Ryan tanpa aba-aba, suasana museum yang awalnya cukup tenang langsung berubah heboh. Beberapa teman sekelas yang melihat kejadian itu langsung bereaksi dengan ekspresi kaget, terkejut, dan tentu saja, penuh antusias.

"WOYYYY! APA GUE SALAH LIHAT?!" Suara Nayara yang paling kencang menggema di dalam museum, sukses membuat beberapa siswa lain menoleh ke arah mereka.

Zayn yang berdiri tidak jauh dari sana langsung menutup mulutnya, menahan tawa. "Gila, ini museum tempat sejarah, bukan drama percintaan," godanya.

Fadlan yang kebetulan baru selesai mencatat sesuatu di buku catatannya hanya bisa mengangkat alis. "Baru kali ini lihat orang lompat kayak atlet terus nyangkut di cowok."

Sementara itu, Ika dan Anisa yang sudah tahu perasaan Ryan sejak awal langsung berpandangan dan menahan tawa.

"Aduh, ini terlalu cepat buat jadi kenyataan," bisik Anisa sambil menyenggol lengan Ika.

Di sisi lain, Risa yang mendengar teriakan Nayara ikut melirik ke arah sumber kehebohan. "Astaga, Hana, lo nggak sadar kita di museum?" tegurnya, meskipun di wajahnya terlihat jelas ia juga sedang menahan tawa.

Namun, yang paling menarik perhatian adalah ekspresi Rafen yang hanya diam melihat kejadian itu. Matanya sempat menatap Hana dan Ryan yang masih dalam posisi canggung setelah pelukan refleks tadi. Tidak ada ekspresi jelas di wajahnya, tapi tangannya mengepal kecil di samping tubuhnya.

Ryan sendiri masih belum bisa berkata apa-apa. Ia menatap Hana yang wajahnya kini mulai memerah setelah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan. "Eh... uhm... Hana?" panggil Ryan pelan, masih sedikit kaget.

Hana yang akhirnya sadar langsung melepas pelukannya dengan wajah super malu. "Astaga! Aku—aku nggak sengaja!" katanya panik, langsung melangkah mundur sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Suasana semakin ramai dengan suara cekikikan teman-teman mereka. Nayara masih sibuk meledek, sementara Zayn dan Fadlan sudah tidak bisa menahan tawa mereka.

"Lah, ini belum ke bagian koleksi museum, tapi udah ada pemandangan langka," celetuk Zayn.

Sementara itu, tiba-tiba terdengar suara dari seorang guru yang berdiri tidak jauh dari mereka. "Anak-anak, ini museum. Tolong jangan berisik."

Seketika, semua langsung diam. Bahkan Nayara yang paling heboh pun langsung tutup mulut dan berdiri kaku. Hana makin merasa malu, sementara Ryan hanya bisa tersenyum kecil, berusaha menenangkan suasana.

Setelah itu, teman-teman mereka mulai membubarkan diri, tapi jelas sekali, kehebohan tadi masih meninggalkan jejak. Ika dan Anisa masih saling kode-kodean, Risa masih sesekali melirik Hana dengan ekspresi penuh arti, dan Rafen hanya diam, lalu berjalan pergi tanpa berkata apa-apa.

Saat Ryan pergi ke museum tanpa banyak bicara, Rama hanya bisa menatapnya dengan ekspresi malas.

"Buset, ninggalin gue gitu aja?" gumamnya pelan sambil menyandarkan tubuh ke kursi kafe.

Part Of ClassWhere stories live. Discover now