Part 32

206 133 10
                                        

••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                  
                         ••••••💫••••••

Pagi itu, Hana datang ke sekolah lebih awal seperti biasa. Ia langsung menuju kelasnya dan duduk di kursinya. Ika, Risa, dan Anissa baru tiba beberapa menit kemudian.

Saat mereka mulai mengobrol tentang persiapan lomba paskibra, Hana melirik sekilas ke arah Rafen. Sejak kemarin, ia merasa Rafen sedikit lebih sering menghampirinya, meskipun hanya untuk sekadar berbicara singkat sebelum kembali ke teman-temannya.

“Hana, kamu perhatiin nggak sih? Rafen tuh sekarang lebih sering deketin kamu,” celetuk Risa sambil tersenyum menggoda.

“Apaan sih, nggak juga,” Hana mengelak sambil mengambil bolpennya dari dalam tas.

“Iya, bener. Aku juga lihat, tiap ada kesempatan, dia pasti nyamperin,” tambah Anissa.

Ika yang dari tadi sibuk dengan ponselnya ikut menyahut, “Kalau kayak gitu terus, Ryan bakal cemburu nggak, ya?”

Hana langsung terdiam sejenak. Ia tak ingin membahas Ryan atau Rafen lebih jauh. Namun, sebelum ia sempat menjawab, suara seseorang menyela pembicaraan mereka.

“Hana.”

Hana mendongak dan mendapati Rafen sudah berdiri di samping mejanya. Teman-temannya otomatis terdiam dan memberi ruang bagi Rafen untuk berbicara.

“Ada apa?” tanya Hana dengan nada biasa.

“Bisa ikut sebentar?”

Hana menatapnya ragu. Namun, karena teman-temannya juga ikut menunggu reaksinya, ia akhirnya berdiri dan mengikuti Rafen keluar kelas.

Mereka berjalan sampai ke area dekat tangga yang agak sepi. Rafen tampak sedikit gelisah sebelum akhirnya berbicara.

“Kamu kenapa, sih? Kok tiba-tiba dingin banget sama aku?” tanyanya tanpa basa-basi.

Hana mengerutkan kening. “Dingin gimana?”

“Kamu kayak ngejauhin aku. Kalau aku nyamperin, kamu selalu buru-buru balik ke teman-temanmu. Aku ngelakuin sesuatu yang salah?”

Hana terdiam sejenak, mengingat kembali interaksinya dengan Rafen belakangan ini. Ia memang tidak bermaksud menjauh, tetapi mungkin tanpa sadar ia bersikap lebih menjaga jarak.

“Aku nggak ngejauhin kamu, Raf. Aku cuma… nggak mau bikin suasana jadi aneh,” jawab Hana akhirnya.

“Aneh gimana?”

Hana menarik napas. “Aku tahu kamu lihat Story Instagram-ku waktu itu. Aku nggak sengaja masukin kamu ke daftar teman dekat. Mungkin itu bikin kamu salah paham atau gimana, makanya aku jadi agak menjaga jarak.”

Rafen menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. “Jadi kamu ngejauhin aku cuma gara-gara itu?”

“Bukan cuma itu. Aku juga nggak mau bikin masalah sama Ryan. Dia kan temen kamu.”

Rafen menghela napas, lalu bersandar pada dinding di belakangnya. “Ryan juga nggak ngomong apa-apa soal itu ke aku.”

“Tapi aku tetap harus hati-hati,” ujar Hana pelan.

Suasana sempat hening sebelum akhirnya Rafen berkata, “Ya udah, kalau itu yang bikin kamu lebih nyaman.”

Hana sedikit terkejut mendengar nada pasrah dalam suara Rafen. Sebelum ia sempat membalas, Rafen sudah berbalik dan berjalan kembali ke kelas tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Part Of ClassWhere stories live. Discover now