Part 8

208 185 33
                                        

••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~
                                ~✨~

                          ••••••💫••••••

Di Sekolah

Saat Hana baru saja duduk di bangkunya setelah jam pelajaran pertama, seorang guru masuk dan memberi pengumuman.

“Karena ada rapat mendadak, hari ini kalian diperbolehkan pulang lebih awal. Kalian bisa bersiap-siap untuk meninggalkan kelas pukul 10 pagi.”

Seluruh kelas sontak riuh mendengar kabar itu. Beberapa siswa bersorak senang, sementara yang lain langsung mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabari orang tua atau merencanakan kegiatan setelah pulang.

Hana sendiri tidak terlalu bereaksi berlebihan. Ia hanya menghela napas lega karena berarti bisa lebih cepat beristirahat di rumah. Namun, ia tidak menyangka bahwa kepulangannya kali ini akan membuat seseorang diam-diam memperhatikannya lebih dari biasanya.

Setelah pulang lebih awal dari sekolah
Hana baru saja membereskan bukunya ke dalam tas saat tiba-tiba seseorang muncul di pintu kelasnya.

Ryan.

Beberapa teman sekelas Hana yang melihatnya mulai saling berbisik, karena Ryan bukan dari kelas mereka. Sementara itu, Hana sendiri terkejut melihatnya datang secara langsung.

“Hana,” Ryan melangkah mendekat, senyumnya sedikit canggung. “Pulang bareng yuk? Aku bawa motor.”

Hana terdiam sejenak. Biasanya, ia pulang bersama orang tuanya, tetapi hari ini memang tidak ada yang menjemput. Melihat Ryan menawarkan tumpangan, ia pun mempertimbangkannya.

Sementara itu, tak jauh dari tempat mereka berdiri, Rafen yang masih berada di kelas mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Hana serta Ryan. Ekspresinya tampak datar, tapi tatapannya mengeras begitu melihat Ryan berbicara dengan Hana.

Hana akhirnya mengangguk. “Oh Iya, boleh.”

Seketika itu juga, Rafen yang tadinya hanya diam mulai merasakan sesuatu yang mengganggu di hatinya. Ia tak mengerti kenapa, tapi melihat Hana pergi bersama Ryan membuatnya merasa tidak nyaman.

Saat Hana dan Ryan berjalan keluar kelas, Rafen hanya bisa menatap punggung mereka tanpa mengatakan apa pun. Rahangnya sedikit mengencang, namun ia tetap diam di tempatnya.

Apakah Hana memang sudah sedekat itu dengan Ryan? Kenapa tiba-tiba itu mengganggunya?

Di Perjalanan Bersama Ryan

Ryan mengendarai motornya dengan kecepatan yang stabil, sementara Hana duduk di belakangnya dengan tenang. Angin siang yang sejuk berhembus, membuat perjalanan terasa nyaman. Hana sesekali melirik ke arah jalanan, menikmati perjalanan ini tanpa banyak bicara.

Di tengah perjalanan, Ryan tiba-tiba berbicara. “Eh, Hana. Kemarin aku janji mau ngasih sesuatu, kan?”

Hana yang sempat melamun langsung mengingatnya. “Oh, iya. Kamu bilang gitu kemarin. Terus, apa itu?”

Ryan terkekeh pelan. “Rahasia. Aku kasih kalau kita udah sampai.”

Hana mengerutkan kening. “Sampai mana?”

Ryan tersenyum kecil, lalu menambah sedikit kecepatan motornya. “Terserah aku, dong. Percaya aja.”

Hana mendesah. “Jangan aneh-aneh ya.”

Ryan hanya tertawa tanpa menjawab. Hana tidak punya pilihan selain menunggu dan melihat ke mana Ryan membawanya.

Tak lama kemudian, motor mereka berhenti di sebuah tempat yang tampak cukup familiar bagi Hana sebuah taman kecil dengan beberapa bangku kayu dan pohon rindang di sekitarnya. Tempat itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang duduk-duduk menikmati suasana siang.

Part Of ClassWhere stories live. Discover now