••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
~✨~
~✨~
~✨~
~✨~
••••••💫••••••
Setelah makan malam berakhir, mereka keluar dari restoran dan berdiri di dekat mobil masing-masing. Udara malam terasa sejuk, dengan angin lembut yang sesekali berhembus.
"Terima kasih untuk malam ini, Tante Maya," kata Bu Nadie sambil tersenyum. "Kita harus sering-sering kumpul lagi."
Bu Maya mengangguk. "Pasti, kita atur waktu lagi nanti."
Sementara itu, Rafa dan Hana berdiri agak terpisah dari orang tua mereka. Raina dan Rania sudah lebih dulu masuk ke mobil, sibuk dengan ponsel mereka.
"Jadi... gimana rasanya ketemu lagi setelah sekian lama?" tanya Rafa tiba-tiba.
Hana menatapnya sebentar sebelum tersenyum kecil. "Aneh, tapi juga menyenangkan. Aku nggak nyangka bakal bertemu kamu lagi dalam situasi kayak gini."
Rafa mengangguk pelan. "Sama. Jujur, aku agak kaget waktu tahu ternyata kita sekolah di kota yang sama sekarang."
Ada jeda sebentar sebelum Rafa melanjutkan, "Kita bisa ngobrol lagi kapan-kapan, kalau kamu nggak sibuk."
Hana tidak langsung menjawab. Entah kenapa, sejak tadi ia merasa sedikit berbeda. Perasaan yang sulit dijelaskan, seperti ada sesuatu yang familiar, tetapi juga terasa asing pada saat yang bersamaan.
Akhirnya, ia hanya mengangguk. "Iya, kita lihat nanti."
Rafa tersenyum tipis sebelum akhirnya berjalan menuju mobilnya. "Hati-hati di jalan."
Hana hanya membalas dengan anggukan kecil, lalu masuk ke dalam mobil bersama keluarganya.
Di perjalanan pulang, Hana lebih banyak diam. Kepalanya bersandar di jendela, menatap lampu kota yang berpendar di kejauhan.
Kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang berubah?
Ia tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini, tetapi satu hal yang pasti pertemuan malam ini meninggalkan kesan yang lebih dalam dari yang ia bayangkan.
Setelah sampai di rumah, Hana langsung masuk ke kamarnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap pantulan dirinya di cermin. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya sejak pertemuan tadi dengan Rafa.
Ponselnya tiba-tiba bergetar. Sebuah chat masuk dari Ryan.
Ryan: "Kamu udah sampai rumah?"
Hana tersenyum tipis sebelum mengetik balasan.
Hana: "Udah. Kamu kenapa?"
Tak butuh waktu lama sebelum balasan Ryan muncul.
Ryan: "Nggak, cuma mau nanya. Kamu tadi kelihatan agak beda pas cerita tentang teman kecilmu itu."
Hana terdiam. Ia tidak menyangka Ryan akan memperhatikan ekspresinya.
Hana: "Mungkin karena udah lama nggak ketemu aja. Aku juga kaget."
Ryan membaca pesan itu, lalu membalas setelah beberapa detik.
Ryan: "Aku ngerti kok. Tapi kalau ada yang mengganggu pikiranmu, bilang aja ya."
Hana menatap layar ponselnya cukup lama sebelum akhirnya mengetik, "Iya, makasih ya."
Setelah menutup chat, Hana mendesah pelan. Ia sendiri tidak yakin apa yang sedang ia rasakan. Ini bukan perasaan jatuh cinta atau kebingungan karena masa lalu, tapi lebih ke perasaan aneh yang tidak bisa ia jelaskan.
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
