••••••~~ HAPPY READING GUYS ~~••••••
~✨~
~✨~
~✨~
~✨~
••••••💫••••••
Setelah meninggalkan kelas bersama Ryan, Hana merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi ia hanya mengikuti langkah Ryan yang membawanya ke koridor sepi di dekat tangga sekolah.
Ryan berhenti, lalu menoleh ke arah Hana. "Aku tahu kamu masih bingung," katanya pelan, "tapi aku cuma mau kamu tahu kalau aku serius. Aku nggak akan maksa kamu buat kasih jawaban sekarang."
Hana menggigit bibirnya, merasa sedikit lega mendengar itu. "Aku juga nggak mau kamu salah paham, Ryan. Aku cuma... butuh waktu buat memahami semuanya."
Ryan mengangguk pelan. "Aku ngerti. Tapi Hana, satu hal yang perlu kamu tahu—aku nggak akan pergi ke mana-mana."
Ucapan itu membuat Hana semakin tenggelam dalam pikirannya sendiri. Perasaan di hatinya semakin jelas, tapi apakah ia benar-benar siap untuk mengakuinya?
Tanpa mereka sadari, beberapa siswa yang kebetulan melewati koridor mulai berbisik-bisik melihat mereka berdua berbicara dengan serius. Hana merasakan tatapan penasaran dari beberapa orang, membuatnya sedikit canggung.
Namun, sebelum mereka kembali ke kelas, Ryan tersenyum kecil. "Kalau kamu udah yakin, aku bakal nunggu jawabanmu, Sayang."
Hana terdiam, wajahnya memanas. Ini pertama kalinya Ryan memanggilnya begitu secara langsung, bukan lewat chat. Ia hanya bisa menunduk dan buru-buru kembali ke kelasnya, meninggalkan Ryan yang tersenyum puas di tempatnya.
Tapi satu hal yang Hana tidak tahu percakapan mereka barusan ternyata tidak luput dari perhatian seseorang yang diam-diam mengamati dari kejauhan.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Hana dan Ryan belum secara resmi mengumumkan apa pun, semakin banyak teman yang mulai menyadari ada sesuatu di antara mereka.
Di kelas, Hana mulai merasa risih dengan tatapan dan bisik-bisik yang muncul setiap kali Ryan menghampirinya. Bahkan, beberapa teman dekatnya seperti Ika dan Risa mulai mendesaknya untuk berbicara jujur.
"Hana, lo serius gak ada apa-apa sama Ryan?" tanya Ika saat mereka sedang duduk berdua di kantin.
Hana menghela napas. "Aku gak tahu harus jawab apa."
"Jujur aja, deh. Kita bukan anak kecil yang gak ngerti," sahut Risa sambil menyuap makanannya. "Kalau kamu emang deket sama Ryan, kenapa gak sekalian aja kasih tau ke semua orang?"
Hana menggigit bibirnya. Ia tahu cepat atau lambat, semua ini akan terungkap. Tapi... apakah ia benar-benar siap?
Sementara itu, di tempat lain, Ryan duduk bersama beberapa temannya. Mereka tertawa, tapi Ryan tetap sesekali melirik ke arah Hana, memperhatikannya dari jauh.
Salah satu teman Ryan akhirnya berkomentar, "Bro, lo mau sampai kapan kayak gini? Kalau emang lo sama Hana, kenapa gak lo kasih tau aja?"
Ryan hanya tersenyum kecil. "Bukan tentang gue siap atau enggak, tapi tentang Hana. Kalau dia belum siap, gue gak akan maksa."
Temannya menghela napas. "Ya udah, tapi lo sadar kan, ini udah bukan rahasia lagi?"
Ryan mengangguk pelan. Ia sudah tahu sejak lama bahwa hubungan mereka sudah hampir terbongkar sepenuhnya.
Sementara itu, tanpa mereka sadari, seseorang di kelas sudah bersiap untuk membuat semuanya menjadi lebih jelas.
Mungkin, dalam waktu dekat, semua orang akan tahu kebenarannya.
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
