Hana tersenyum kecil membaca pesannya. Namun, sebelum ia bisa membalas, bel masuk berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai.
Saat jam istirahat tiba, Hana hendak pergi ke kantin bersama Ika dan Risa ketika tiba-tiba seseorang menarik pergelangan tangannya.
"Eh?" Hana menoleh dan menemukan Ryan berdiri di depannya dengan senyum santai. "Ayo ikut aku sebentar."
Ika dan Risa langsung menggoda. "Wah wah, mau pacaran dulu nih?"
Hana hanya bisa tersenyum malu sementara Ryan menggandeng tangannya menuju taman belakang sekolah yang cukup sepi.
Sesampainya di sana, Ryan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya sebuah kotak kecil berwarna biru tua.
"Apa ini?" tanya Hana penasaran.
Ryan membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah gelang perak dengan inisial nama mereka terukir di dalamnya. "Ini buat kamu. Aku pengen kita punya sesuatu yang sama."
Hana terdiam, hatinya terasa hangat. "Ryan… ini cantik banget."
Ryan tersenyum dan mengambil satu lagi dari dalam kotak. "Aku juga pakai yang sama. Jadi kalau kamu lihat ini, ingat aku ya."
Hana tertawa kecil. "Aku kan tiap hari ketemu kamu."
"Tapi kalau lagi nggak bareng, biar kamu tetap ingat aku," jawab Ryan dengan nada menggoda.
Hana akhirnya menerima gelang itu dan mengenakannya di pergelangan tangannya. "Makasih, Ryan. Aku suka banget."
Ryan tersenyum puas. "Baguslah."
Mereka berdua duduk di bangku taman, menikmati momen itu tanpa tergesa-gesa. Sejenak, dunia terasa lebih tenang.
Namun, di balik pepohonan, beberapa pasang mata mengintip dengan penuh rasa ingin tahu.
"Nah, kan! Gue bilang juga apa, mereka makin bucin!" ujar Nayara sambil tertawa pelan.
Risa yang ada di sebelahnya ikut tersenyum. "Fix, kita bakal terus godain mereka mulai sekarang!"
Setelah kejadian di taman belakang sekolah, hubungan Hana dan Ryan semakin dikenal oleh teman-teman mereka. Setiap hari, pasti ada saja yang menggoda atau sekadar meledek mereka berdua.
Namun, hari ini terasa sedikit berbeda.
Saat bel pulang berbunyi, Hana sedang merapikan bukunya di meja ketika tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponselnya.
Ryan: "Aku jemput kamu di depan gerbang, jangan pulang dulu ya."
Hana mengerutkan kening. "Kenapa? Ada apa?"
Ryan: "Udah, ikut aja. Ada sesuatu buat kamu."
Hana penasaran, tapi tetap menuruti permintaan Ryan. Setelah berpamitan dengan Ika dan Risa, ia berjalan ke gerbang sekolah, di mana Ryan sudah menunggu di atas motornya.
"Kita mau ke mana?" tanya Hana begitu ia naik ke belakang Ryan.
Ryan hanya tersenyum. "Rahasia."
Mereka berdua akhirnya melaju meninggalkan sekolah, dengan angin sore yang menambah kesejukan di perjalanan mereka.
Tak butuh waktu lama, Ryan membawa Hana ke sebuah tempat yang cukup familiar sebuah taman kecil di dekat bukit, tempat mereka pernah menghabiskan waktu bersama saat masih berteman biasa.
Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda.
Di tengah taman, ada sebuah meja kecil dengan beberapa makanan ringan dan minuman yang sudah tertata rapi. Beberapa lampu kecil tergantung di dahan pohon, menciptakan suasana yang begitu hangat.
Hana terkejut. "Ryan… ini semua?"
Ryan mengangguk santai. "Aku pengen kita punya waktu berdua yang tenang, nggak di sekolah, nggak diganggu teman-teman. Cuma kita."
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 36
Start from the beginning
