Hari itu dimulai dengan biasa saja sampai akhirnya Hana melangkah ke dalam kelas dan merasakan ada yang berbeda. Semua orang menatapnya dengan ekspresi penuh arti, beberapa bahkan terlihat menahan tawa. Bisik-bisik terdengar di sudut kelas, dan tatapan mereka tertuju ke satu hal yang jelas Hana.
Ika adalah orang pertama yang langsung menghampiri dengan ekspresi penasaran. "Hana, kamu udah liat grup kelas belum?"
Hana mengernyit. "Belum, emang ada apa?"
Namun, sebelum Ika sempat menjelaskan, Risa sudah lebih dulu menyodorkan ponselnya ke depan wajah Hana. Mata Hana langsung membesar saat melihat foto yang terpampang di layar.
Itu adalah foto dirinya di kelas Ryan kemarin. Dalam foto itu, Hana terlihat duduk bersandar di dinding dengan ekspresi lelah, sementara Ryan…
Ryan rebahan di pahanya.
Seakan itu belum cukup buruk, ada beberapa emoji api dan love yang ditambahkan pada captionnya:
"Aduh, pasangan baru nih? Mesra banget yak 😍🔥"
Dada Hana langsung berdebar kencang. "Ini… siapa yang motret?!" tanyanya panik.
Risa mengangkat bahu. "Gak tau, tapi udah nyebar ke grup kelas kita… dan mungkin juga ke kelas lain."
Hana buru-buru meraih ponselnya dan membuka grup kelas. Chat sudah penuh dengan berbagai reaksi:
"Wah, Hana akhirnya ada yang punya! 😆"
"Ryan, ajarin dong cara dapetin cewek secepat itu!"
"Fix jadian, nggak bisa ngelak lagi!"
"Cieee yang diem-diem tapi ketahuan juga!"
Hana memejamkan mata, merasa kepalanya mulai pening. Ia tidak pernah berencana untuk menyembunyikan hubungannya dengan Ryan selamanya, tapi ia juga tidak ingin ketahuan dengan cara seperti ini.
Tiba-tiba, suara sorakan dari depan kelas membuatnya membuka mata.
Ryan berdiri di ambang pintu.
Tatapannya langsung tertuju ke Hana, dan meskipun ia terlihat sedikit kaget, Ryan tetap tersenyum tipis.
"Hana, bisa keluar sebentar?" tanyanya.
Sorakan di kelas semakin ramai.
"Woiii! Klarifikasi nih?"
"Udah jadian atau belum? Jangan PHP-in Ryan ya, Han!"
"Gaskenn, Hana! Jangan malu-malu!"
Ika dan Risa menatap Hana dengan ekspresi penuh arti, sementara Anissa sudah tertawa puas melihat kekacauan ini.
Dengan perasaan campur aduk, Hana akhirnya berdiri dan mengikuti Ryan keluar dari kelas.
Ketika mereka sampai di lorong yang lebih sepi, Hana langsung berbalik menatap Ryan dengan tatapan penuh tuntutan.
"Ryan… ini semua gara-gara kamu!"
Ryan mengangkat tangan, seolah menyerah. "Sumpah, aku juga nggak nyangka bakal ada yang motret."
Hana menghela napas panjang. "Terus sekarang gimana? Semua orang udah salah paham."
Ryan tersenyum tipis, lalu menatapnya dalam. "Kalau mereka udah mengira kita pacaran… gimana kalau kita beneran pacaran aja?"
Hana terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat.
"Aku gak mau kamu ngerasa terpaksa atau terburu-buru," lanjut Ryan. "Tapi kalau kamu nyaman sama aku… kenapa harus ditutupin?"
Hana menggigit bibirnya. Ia tahu bahwa sejak awal, ia memang menyukai Ryan. Dan sekarang, mereka sudah sampai di titik ini.
Perlahan, Hana menarik napas dalam dan mengangguk pelan. "Oke… Kita jalani aja."
Ryan tersenyum, kali ini lebih lebar. "Berarti… resmi sekarang?"
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 35
Start from the beginning
