Di sudut lapangan, Risa dan Rizfan masih duduk di bangku panjang dekat pohon, sedikit tertinggal dari teman-temannya yang sudah lebih dulu berjalan ke kelas.

"Capek, ya?" Rizfan membuka obrolan sambil menarik kerah bajunya, mencoba mendapatkan lebih banyak udara.

Risa menghela napas pelan, menyandarkan punggungnya ke bangku. "Banget. Aku udah lama nggak olahraga segininya, rasanya kaki mau copot."

Rizfan terkekeh. "Makanya, tadi pas main futsal, kamu jadi penonton aja. Aku kira kamu bakal ikut lari-lari juga."

Risa mendelik. "Ngapain? Aku bukan tipe yang mau capek-capek ngejar bola kayak kamu."

Rizfan hanya tertawa kecil, lalu mengambil botol minumnya dan menyerahkannya ke Risa. "Mau minum? Aku masih ada setengah."

Risa menatap botol itu sejenak sebelum menerimanya. "Makasih," katanya sebelum meneguk sedikit lalu mengembalikannya.

Sejenak, mereka hanya duduk dalam diam, menikmati angin yang bertiup pelan. Suasana terasa lebih tenang dibanding di kelas yang biasanya ribut.

"Eh, tadi di kelas pada heboh banget ya soal kita," Risa tiba-tiba membuka topik.

Rizfan mengangkat bahu. "Ya, udah bisa ditebak sih. Begitu satu orang tahu, pasti langsung nyebar ke semuanya."

Risa mendesah pelan. "Aku nggak nyangka bakal kayak gini, sih. Rasanya aneh diliatin banyak orang."

Rizfan menoleh ke arahnya, ekspresinya sedikit lebih serius. "Kamu nggak nyesel, kan?"

Risa mengerjapkan mata, lalu tertawa kecil. "Nggak lah. Cuma... ya gitu, kaget aja. Aku bukan tipe yang suka jadi pusat perhatian."

Rizfan tersenyum tipis. "Santai aja. Lama-lama mereka juga bakal terbiasa."

Risa menatapnya sebentar sebelum tersenyum kecil. "Iya, aku harap gitu."

Mereka kembali terdiam sebentar sebelum akhirnya Rizfan berdiri dan meraih tasnya. "Udah yuk, balik ke kelas. Nanti malah dikira kita pacaran diam-diam di sini."

Risa mendengus, ikut bangkit dari bangku. "Padahal emang iya, kan?" candanya.

Rizfan tertawa sambil mengacak pelan rambut Risa, lalu berjalan lebih dulu ke arah kelas. Risa hanya bisa menggelengkan kepala sebelum menyusulnya. Meskipun masih sedikit canggung, mereka mulai terbiasa dengan hubungan mereka yang baru.

Saat jam istirahat kedua, Ika sedang duduk di bangku panjang dekat kantin, menggulir layar ponselnya sambil sesekali menggigit gorengan yang baru ia beli. Suasana kantin cukup ramai, tapi ia tetap menikmati waktu sendirinya sampai tiba-tiba Reno muncul dan duduk di sebelahnya.

"Sendiri aja?" tanya Reno sambil meletakkan minuman dingin di meja.

Ika melirik sekilas sebelum mengangkat bahu. "Lagi males ngobrol banyak. Capek abis olahraga tadi."

Reno tertawa kecil. "Makanya, aku heran kenapa kamu tadi lari-lari juga. Biasanya, kamu nyari alasan biar nggak kena giliran."

Ika mendelik. "Nggak gitu juga. Lagian, tadi aku lagi niat aja."

Reno mengangguk-angguk seolah paham. "Oh, jadi sekarang Ika punya semangat baru, nih? Jangan-jangan ada yang bikin semangat, ya?" godanya sambil menyenggol pelan bahu Ika.

Ika mendengus dan menatapnya tajam. "Nggak usah mulai deh, Ren."

Reno tertawa, lalu membuka botol minumannya dan menyeruputnya pelan. Ada jeda sejenak sebelum ia berbicara lagi.

"Eh, kemarin aku lihat kamu ngobrol sama teman lama kamu dari kelas sebelah. Deket ya?" tanyanya santai.

Ika sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, lalu buru-buru menggeleng. "Nggak juga. Cuma kebetulan ketemu, terus dia ngajak ngobrol. Kenapa?"

Reno mengangkat bahu. "Nggak apa-apa. Cuma nanya aja."

Ika sempat merasa ada sesuatu yang aneh dari cara Reno bertanya, tapi ia memutuskan untuk mengabaikannya. Sebaliknya, ia malah balik menggoda.

"Kamu sendiri kenapa tiba-tiba peduli? Jangan-jangan, kamu yang ada maunya sama aku?" katanya dengan nada menggoda.

Reno tertawa kecil, tapi tidak langsung menjawab. Ia malah menatap Ika sebentar sebelum akhirnya berkata, "Aku nggak tahu, sih. Tapi kayaknya, akhir-akhir ini aku lebih sering ngobrol sama kamu dibanding orang lain."

Ika terdiam sesaat. Kalimat itu terdengar sederhana, tapi ada sesuatu di dalamnya yang membuat suasana sedikit berubah. Reno sendiri tampak tenang, tidak terlihat seperti orang yang baru saja mengatakan sesuatu yang bisa membawa makna lebih.

Untuk menghindari suasana yang semakin aneh, Ika pura-pura sibuk dengan gorengannya dan bergumam pelan, "Yaudah sih, anggap aja karena kita teman baik."

Reno tersenyum tipis. "Iya, mungkin gitu."

Tapi entah kenapa, Ika merasa jawabannya barusan terdengar lebih seperti pertanyaan daripada pernyataan.

Setelah obrolan singkat itu, mereka kembali menikmati waktu istirahat masing-masing. Reno sibuk dengan minumannya, sementara Ika mengunyah gorengannya tanpa berkata apa-apa lagi.

Namun, di dalam hatinya, Ika merasa sedikit aneh. Biasanya, ia dan Reno bisa bercanda tanpa beban, tapi kali ini… ada sesuatu yang berbeda.

Saat bel tanda istirahat berakhir berbunyi, Reno bangkit lebih dulu. "Yaudah, balik ke kelas?" tanyanya santai.

Ika mengangguk dan ikut berdiri. Mereka berjalan berdampingan menuju kelas tanpa banyak bicara.

Tepat sebelum masuk kelas, Reno tiba-tiba menoleh dan berkata, "Ika, kalau misalnya aku ada sesuatu yang penting buat dibicarain nanti… kamu bakal mau dengerin, kan?"

Ika terhenti sejenak, menatap Reno dengan sedikit bingung sebelum akhirnya mengangguk. "Iya, tentu aja."

Reno tersenyum tipis. "Oke, nanti aja deh kalau gitu."

Setelah itu, mereka masuk kelas masing-masing, dan pelajaran kembali dimulai. Namun, di kepala Ika, kata-kata Reno tadi masih terngiang, membuatnya bertanya-tanya… sebenarnya, apa yang ingin Reno bicarakan?

                                 🌷🌷🌷

"Terkadang, perasaan berkembang tanpa kita sadari. Hubungan yang awalnya hanya pertemanan bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Namun, memahami hati sendiri bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu, keberanian, dan kejujuran untuk menyadari apa yang sebenarnya kita rasakan. Karena dalam setiap hubungan, komunikasi dan kesabaran adalah kunci." ~Secd

                               ✨✨✨

Hii guyss hehe gimana ceritanya?? Seruu gaa?? Yaa aku mulai nulis lagii and klo ada kesalahan kalimat silahkan di komentar 😽 bantu support aku lagii yaahhh thankyou guyss.... JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SUPPORT YAAA
Tunggu kelanjutannya yahh
             

Part Of ClassWhere stories live. Discover now