Saat mereka berdua berdiri di depan kelas, menunggu bel masuk, Rizfan melihat Risa tertawa kecil bersama Hana. Tanpa sadar, dia tersenyum sendiri.

"Bro, ngelamun?" tanya Arga tiba-tiba sambil menepuk pundaknya.
Rizfan tersentak. "Hah? Nggak."
Arga menyeringai. "Jangan bohong. Lo dari tadi merhatiin Risa, kan?"
Rizfan mendengus pelan. "Bodo amat."

Tapi dalam hati, dia mulai sadar kalau perasaannya ke Risa mungkin lebih dari sekadar teman.

Setelah Risa pergi bersama Rizfan, Hana melihat Ika yang masih duduk di bangkunya, terlihat seperti sedang berpikir. Hana mendekatinya dan menepuk bahunya pelan.

"Kenapa diem aja? Biasanya udah heboh ngajakin pulang," ujar Hana sambil tersenyum.

Ika menoleh dan menghela napas. "Lagi kepikiran sesuatu aja."

Hana mengangkat alis. "Tentang siapa? Reno?" tebaknya.

Ika mendelik, lalu memasukkan bukunya ke dalam tas. "Kok langsung sebut nama dia sih?"

"Soalnya aku tahu kamu pasti kepikiran soal dia," kata Hana santai.

Ika terdiam sebentar sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Aku tuh ngerasa... kayak nggak selevel sama dia, Han. Reno itu anak orang kaya, kehidupannya jauh dari kata susah. Sedangkan aku? Ya cuma orang biasa aja."

Hana mendengarkan dengan serius. "Terus kalau gitu kenapa?"

"Ya, nggak mungkin aja dia serius sama aku," kata Ika lirih. "Mungkin dia cuma anggap aku temen biasa, tapi kalaupun ada rasa lebih, aku nggak yakin dia bakal bertahan lama. Soalnya, kita beda dunia."

Hana menyandarkan tubuhnya ke meja. "Tapi kamu suka dia, kan?"

Ika tidak langsung menjawab, tetapi wajahnya yang sedikit memerah sudah cukup jadi jawaban.

"Ya, suka sih... Tapi aku nggak mau terlalu berharap. Aku nggak mau jatuh terlalu dalam terus ujung-ujungnya kecewa."

Hana mengangguk paham. Ia tahu bagaimana perasaan Ika, tapi di sisi lain, ia juga tahu bahwa perasaan tidak bisa diatur hanya karena status sosial.

Tiba-tiba, suara pesan masuk di ponsel Ika berbunyi. Saat ia membuka chat, ternyata itu dari Reno.

Reno: "Lagi apa? Udah mau pulang belum? Kalau belum, aku tungguin aja biar bisa pulang bareng."

Ika menatap layar ponselnya cukup lama sebelum menoleh ke Hana.

"Dia ngajakin pulang bareng?" tebak Hana.

Ika mengangguk pelan. Hana tersenyum dan menepuk pundak Ika. "Udah deh, jangan mikir yang aneh-aneh. Coba aja jalanin dulu, nggak usah takut beda dunia atau apalah. Kalau dia nyaman sama kamu, ya berarti dia serius."

Ika menatap Hana beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil. "Yaudah, aku coba."

Hana mengangguk puas. "Good. Aku pulang duluan ya, kamu hati-hati pulangnya."

Ika hanya mengangguk sambil membalas chat Reno. Saat ia keluar dari kelas, Reno sudah menunggunya di depan gerbang sekolah dengan ekspresi santai seperti biasa.

"Lama banget sih," kata Reno sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

Ika mendengus pelan. "Ya maaf, namanya juga anak cewek, harus siap-siap dulu."

Reno hanya terkekeh. "Yaudah, ayo pulang."

Mereka berjalan beriringan meninggalkan sekolah, sementara di dalam hati Ika, ada perasaan campur aduk yang tidak bisa ia jelaskan. Apakah ini awal dari sesuatu yang lebih dalam atau hanya perasaan sementara? Ia tidak tahu. Yang jelas, untuk saat ini, ia memilih untuk menikmati momen yang ada.

Setelah bel pulang berbunyi, kelas mulai sepi. Ika dan Risa sudah lebih dulu pulang, begitu juga dengan teman-teman lainnya. Hana masih duduk di kursinya, membereskan barang-barangnya dengan santai.

Tiba-tiba, Ryan muncul di pintu kelas tanpa basa-basi. "Hana, ayo pulang," katanya langsung.

Hana yang masih sibuk memasukkan bukunya ke dalam tas menoleh kaget. "Eh, cepet amat datengnya."

Ryan mengangkat bahu. "Biar nggak kelamaan nungguin kamu. Yuk, berangkat."

Hana akhirnya berdiri dan merapikan seragamnya sedikit sebelum berjalan ke luar kelas. Tapi di saat yang sama, dari tempat duduknya di belakang, Rafen yang baru selesai mengemasi tasnya melihat mereka berdua.

Tatapannya kosong, tapi ada sesuatu di matanya yang sulit diartikan. Dia hanya diam, memperhatikan Hana dan Ryan yang berjalan keluar tanpa melihat ke arahnya sedikit pun.

Perasaan itu muncul lagi. Entah apa, tapi rasanya nggak nyaman.

Rafen melangkah keluar kelas, matanya tanpa sadar tertuju ke arah Hana dan Ryan yang berjalan beriringan menuju parkiran. Dia memperlambat langkahnya, bukan karena sengaja mengikuti, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya terus memperhatikan mereka.

Saat sampai di parkiran, Ryan mengambil helm cadangan dan menyerahkannya ke Hana. Hana menerimanya dengan senyum tipis sebelum naik ke boncengan motor Ryan. Ryan memastikan posisinya nyaman sebelum menyalakan mesin motor.

Rafen berdiri tak jauh dari situ, memperhatikan tanpa benar-benar berniat melakukannya. Saat motor itu mulai melaju meninggalkan parkiran, dia masih terpaku di tempat.

Hana pergi tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.

Rafen menghela napas, tangannya masuk ke saku celana, menatap kosong ke arah jalan. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, sesuatu yang enggak bisa dia jelaskan. Sesuatu yang membuatnya sadar...

Hana benar-benar semakin jauh darinya.

Setelah Hana menghilang dari pandangannya, Rafen menghela napas panjang dan melangkah menuju gerbang sekolah. Langit sore mulai meredup, angin sore berembus pelan, tapi entah kenapa, dadanya terasa lebih berat.

Di tengah perjalanan pulang, dia menatap layar ponselnya, membuka chat Hana yang tak pernah lagi ia balas atau ia kirimkan sejak terakhir kali mereka bicara di rumah sakit. Jari-jarinya sempat ragu, sebelum akhirnya ia mengetik sesuatu.

Tapi setelah beberapa detik, dia hanya bisa menatap pesan itu tanpa keberanian untuk mengirimnya.

Lalu, dengan satu tarikan napas, dia menghapusnya lagi.

Mungkin memang sudah terlambat. Mungkin, sejak awal, dia sudah kehilangan sesuatu yang sebenarnya penting, tapi baru sadar ketika semuanya terasa jauh.

Dengan perasaan yang sulit dijelaskan, Rafen memasukkan kembali ponselnya ke saku.
Tanpa ia sadari, motornya melaju lebih pelan, sementara pandangannya tetap tertuju pada Hana yang pergi bersama Ryan.

                               ✨✨✨

Hii guyss hehe gimana ceritanya?? Seruu gaa?? Yaa aku mulai nulis lagii and klo ada kesalahan kalimat silahkan di komentar 😽 bantu support aku lagii yaahhh thankyou guyss.... JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SUPPORT YAAA
Tunggu kelanjutannya yahh
             

         💫HAPPY READING GUYS 💫
      

Part Of ClassTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon