Sore hari setelah pulang sekolah,
Ika, Risa, dan Anissa duduk di bangku mereka, masih memikirkan keadaan Hana.
"Dia nggak bales chat sama sekali," gumam Ika dengan wajah cemas.
"Mungkin dia lagi istirahat, kan dia sakit," ujar Anissa mencoba menenangkan.
Fadlan yang duduk di dekat mereka ikut bersuara, "Terus gimana? Kita ke rumah sakitnya atau nunggu dia bales dulu?"
Mereka semua terdiam sejenak, hingga akhirnya ponsel Ika berbunyi. Hana baru saja mengirim pesan di grup kecil mereka.
Hana: "Maaf, aku ketiduran tadi. Aku di RS Medika Sejahtera, kamar 312."
Setelah itu, Ika, Risa, Anissa, dan beberapa teman lainnya bergegas menuju rumah sakit untuk menjenguk Hana.
Sekitar pukul 18.30, pintu kamar rawat inap Hana diketuk pelan sebelum terbuka. Ika, Risa, dan Anissa masuk dengan wajah penuh kekhawatiran. Mereka baru saja tiba setelah pulang dari sekolah dan langsung menuju rumah sakit setelah melihat status WhatsApp Hana siang tadi.
"Hana!" seru Risa, segera menghampiri tempat tidur Hana. "Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba masuk rumah sakit gini!"
Hana, yang masih terlihat lemah, tersenyum tipis. "Aku baik-baik aja, kok... Cuma kecapekan aja," jawabnya pelan.
"Kecapekan gimana? Kamu dua hari nggak ada kabar! Aku kira kamu ada urusan keluarga atau gimana," kata Anissa sambil menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur Hana.
Ika menatap Hana lekat-lekat. "Jujur deh, Han. Kamu kemana aja selama ini?" tanyanya serius.
Ryan, yang duduk di kursi dekat jendela, hanya diam dan memperhatikan percakapan mereka. Ia tahu ini momen buat Hana menjelaskan sendiri.
Hana menarik napas pelan sebelum akhirnya bicara, "Aku... aku ke luar kota. Aku ke panti asuhan, sendirian."
Ketiga temannya langsung kaget. "Sendirian?" ulang Risa.
Hana mengangguk. "Iya... Aku cuma butuh waktu buat sendiri. Aku mau refreshing, sekalian ngunjungin anak-anak di sana."
"Tapi, kenapa nggak bilang siapa-siapa?" Anissa ikut bertanya.
Hana menunduk, memainkan ujung selimutnya. "Aku nggak mau ada yang khawatir. Aku pikir, kalau aku pergi sebentar aja, nggak bakal ada yang sadar..."
"Kita sadar, Hana," kata Ika, suaranya terdengar lebih lembut. "Kamu nggak perlu selalu sendirian kalau ada masalah atau lagi butuh waktu sendiri. Kita teman kamu, Han."
Hana tersenyum kecil, merasa sedikit bersalah karena sudah membuat mereka khawatir.
Risa melirik Ryan sekilas. "Terus, kenapa Ryan yang bawa kamu ke rumah sakit?" tanyanya penasaran.
Ryan akhirnya buka suara. "Aku kebetulan inget sesuatu tentang Hana, makanya aku langsung ke rumahnya pagi tadi. Pas sampai sana, aku lihat dia demam tinggi dan nggak ada siapa-siapa di rumah. Jadi aku bawa dia ke sini."
Ika, Risa, dan Anissa saling berpandangan sebelum akhirnya menghela napas lega.
"Ya udah, yang penting sekarang kamu udah di rumah sakit dan dirawat," kata Anissa. "Tapi lain kali, kalau mau pergi, kasih tahu salah satu dari kita dulu, ya?"
"Iya, aku janji," kata Hana dengan suara pelan.
Setelah sekitar 30 menit berbincang, seorang perawat masuk ke ruangan dan mengingatkan bahwa waktu kunjungan sudah habis.
"Maaf, Mbak, waktunya sudah jam tujuh. Pasien butuh istirahat," kata perawat itu sopan.
Ika, Risa, dan Anissa langsung mengangguk. "Oke, oke. Hana, kita pulang dulu ya. Cepat sembuh!" kata Risa.
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 15
Start from the beginning
