Ryan tersenyum. "Gak apa-apa, Kak. Kami ngerti kok."
Pengasuh itu berjongkok dan mencoba membujuk si anak. "Sayang, nanti Kakak Hana sama Kakak Ryan pasti datang lagi. Kamu jangan sedih, ya?"
Si anak menoleh ke Ryan, lalu tiba-tiba merentangkan tangannya, meminta Ryan menggendongnya.
Ryan tertawa kecil, lalu tanpa ragu mengangkat si anak ke dalam gendongannya. "Masa aku juga harus digendongin dulu biar boleh pulang?" candanya.
Hana terkekeh melihat itu. "Kayaknya emang harus gitu, deh."
Ryan menggendong anak itu sebentar, lalu memeluknya sebelum akhirnya menurunkannya kembali ke pelukan pengasuh.
"Kakak janji, ya, bakal ke sini lagi?" tanya si anak sambil menyeka air matanya.
Hana tersenyum dan mengangkat jari kelingkingnya. "Janji."
Si anak tersenyum kecil, meski matanya masih merah karena menangis.
Setelah berpamitan dengan anak-anak dan para pengasuh, Hana dan Ryan akhirnya berjalan keluar panti, menuju mobil. Saat mereka membuka pintu, suara anak-anak kecil dari dalam panti masih terdengar memanggil nama mereka sambil melambaikan tangan.
Ryan menoleh ke Hana yang masih tersenyum melihat anak-anak itu. "Seru, kan, ke sini?"
Hana mengangguk pelan. "Banget. Aku bakal kangen sama mereka."
Ryan menyalakan mobil, lalu melirik ke Hana. "Kalau gitu, kita harus ke sini lagi lain waktu."
Hana menatap Ryan dan tersenyum. "Iya, pasti."
Mobil perlahan melaju meninggalkan panti, sementara Hana sesekali masih melirik ke kaca spion, melihat anak-anak itu melambaikan tangan dari kejauhan.
Setelah meninggalkan panti asuhan, Ryan mengarahkan mobilnya menuju jalan utama untuk pulang. Namun, bukannya langsung kembali, ia justru membelokkan mobil ke arah sebuah mall yang cukup ramai di tengah kota.
Hana melirik Ryan dengan kening berkerut. "Eh, kita mampir dulu?" tanyanya heran.
Ryan mengangguk santai. "Iya, sekalian jalan-jalan dulu. Dari tadi kamu cuma sibuk main sama anak-anak kecil, belum sempat beli sesuatu buat diri sendiri, kan?"
Hana tersenyum tipis. "Aku gak perlu apa-apa kok."
Ryan tertawa kecil. "Bukan soal perlu atau enggak, ini lebih ke menikmati waktu aja. Lagian, siapa tahu ada sesuatu yang menarik buat kamu."
Tanpa menunggu jawaban, Ryan sudah memarkir mobilnya di basement mall dan segera keluar. Hana menghela napas, akhirnya ikut turun juga.
Saat masuk ke dalam mall, suasana ramai langsung terasa. Banyak orang yang lalu-lalang, beberapa pasangan, keluarga, dan anak muda yang sibuk dengan belanjaan mereka.
Ryan memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Ayo, kita lihat-lihat dulu."
Hana hanya mengangguk, membiarkan Ryan memimpin jalan. Mereka melewati beberapa toko pakaian, sepatu, dan aksesori. Ryan sempat berhenti di sebuah toko hoodie dan menarik satu yang berwarna biru tua.
"Ini bagus, kayaknya cocok buat kamu," katanya sambil mengangkat hoodie itu ke arah Hana.
Hana mengerutkan dahi. "Kenapa harus aku?"
Ryan mengangkat bahu. "Karena aku inget kamu sering pakai hoodie. Ini warna yang pas buat kamu."
Hana melihat hoodie itu sebentar, lalu tersenyum tipis. "Ya udah, aku coba dulu."
Setelah mencoba dan merasa cocok, Ryan langsung membayarnya tanpa membiarkan Hana menolak.
"Kamu serius banget, ya?" gumam Hana saat mereka keluar dari toko.
Ryan hanya tertawa kecil. "Anggap aja hadiah kecil buat hari ini."
Mereka kemudian berjalan ke lantai bawah, di mana ada food court yang penuh dengan berbagai macam jajanan.
Hana langsung tertarik dengan sebuah stand yang menjual waffle dengan es krim. "Kayaknya enak," gumamnya sambil melihat menu.
Ryan mengikuti arah pandangan Hana. "Ya udah, aku pesenin."
Setelah beberapa menit, mereka duduk di salah satu meja dengan waffle dan minuman dingin di depan mereka.
Hana menggigit wafflenya dan mendesah puas. "Ini enak banget."
Ryan tersenyum sambil menyeruput minumannya. "Lagian, siapa suruh nolak tadi? Coba dari awal kamu langsung bilang mau, pasti dari tadi udah makan."
Hana hanya mendengus pelan, tapi senyum kecil tetap bertahan di wajahnya.
Setelah menghabiskan makanan dan minuman mereka, mereka kembali berjalan mengitari mall sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang.
Dalam perjalanan pulang, suasana agak hening di dalam mobil. Hana menatap keluar jendela, menikmati pemandangan kota di sore hari. Ryan melirik Hana sekilas sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka percakapan.
Ryan: "Hari ini lumayan seru, kan?"
Hana: mengangguk pelan "Iya, lumayan."
Ryan: "Tapi aku masih penasaran, kenapa tiba-tiba kamu mutusin buat ke panti asuhan sendirian?"
Hana: menghela napas "Aku cuma lagi pengen sendiri aja. Tapi ya gitu, ujung-ujungnya malah gak sendiri juga."
Ryan: tertawa kecil "Ya, aku kan cuma nemenin. Kamu bisa aja nolak kalau gak mau."
Hana: tersenyum tipis "Aku gak keberatan, sih."
Mereka melanjutkan percakapan ringan tentang anak-anak di panti, terutama tentang anak kecil yang menangis saat mereka hendak pergi. Ryan juga berbagi sedikit cerita masa kecilnya, yang mungkin bisa membuat Hana semakin nyaman untuk terbuka.
Saat perjalanan hampir sampai di area rumah Hana, tiba-tiba mereka melewati sebuah jalan yang cukup sepi. Tiba-tiba, ada seorang pengendara motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dan hampir menabrak mobil Ryan.
Ryan dengan cepat membanting setir, membuat mobil sedikit oleng sebelum akhirnya bisa kembali stabil. Hana terkejut dan refleks berpegangan pada dashboard mobil.
Hana: "Astaga! Itu tadi hampir aja!"
Ryan: menghela napas panjang "Orang kayak gitu tuh nyusahin banget, bisa bikin kecelakaan."
Hana: masih deg-degan "Untung kamu bisa ngerem cepat."
Setelah kejadian itu, suasana di dalam mobil sedikit berubah, dengan Hana yang masih merasa syok. Ryan berusaha menenangkan dengan mengatakan bahwa semuanya sudah aman.
Sesampainya di rumah Hana, ia turun dari mobil sambil membawa tas belanjaannya. Namun, sebelum masuk, Ryan memanggilnya.
Ryan: "Hana."
Hana: berhenti dan menoleh "Ya?"
Ryan: tersenyum kecil "Jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya."
Hana terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.
✨✨✨
Hii guyss hehe gimana ceritanya?? Seruu gaa?? Yaa aku mulai nulis lagii and klo ada kesalahan kalimat silahkan di komentar 😽 bantu support aku lagii yaahhh thankyou guyss.... JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SUPPORT YAAA
Tunggu kelanjutannya yahh
💫HAPPY READING GUYS 💫
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 14
Start from the beginning
