“Hana, sini dulu! Kita foto berempat,” panggil Ika sambil mengangkat ponselnya.
Hana yang masih mengeringkan tangannya langsung berlari kecil menghampiri mereka. Ia mengenakan blouse putih longgar dengan lengan balon yang anggun, dipadukan dengan rok plisket cokelat susu yang melambai lembut tertiup angin pantai. Hijab pashminanya berwarna nude, terikat simpel namun tetap rapi, membuatnya terlihat manis dan elegan.
Mereka mengambil beberapa foto bersama, sesekali membuat pose konyol, sebelum akhirnya duduk di bawah pohon rindang yang tak jauh dari gazebo kecil.
Saat Hana tengah sibuk memilih foto yang bagus untuk diunggah ke Instagram, tiba-tiba Ika berdiri di belakangnya dan menutup matanya dengan kain lembut.
“Eh? Apa-apaan ini?” Hana terkekeh, mencoba melepasnya.
“Ssshh, diem aja, ya! Ikutin aja,” jawab Ika, setengah menahan tawa.
“Lho, lho, aku diapain nih?” Hana berusaha meraba-raba, tetapi Anisa dan Risa langsung menggandeng tangannya, membawanya berjalan perlahan ke arah yang tak ia ketahui.
Di sisi lain, Ryan baru saja tiba di pantai, membawa kado yang sudah ia siapkan. Ia melihat dari kejauhan bagaimana Ika dan yang lain membawa Hana ke suatu tempat, membuatnya tersenyum kecil. Ia pun mempercepat langkahnya, mengikuti dari belakang.
Di Tempat Kejutan
Setelah beberapa menit berjalan, Hana akhirnya berhenti. Ia bisa mendengar bisikan-bisikan kecil di sekelilingnya, tetapi ia masih tak tahu apa yang sedang terjadi.
“Udah siap?” suara Risa terdengar menggoda.
Hana hanya bisa mengangguk pasrah.
“Okay… Satu… Dua… Tiga!”
Kain yang menutupi matanya dilepas, dan begitu matanya terbuka, pemandangan indah terhampar di hadapannya. Sebuah meja kayu kecil yang dihiasi lampu-lampu hias sederhana, dengan beberapa lilin di atas kue ulang tahun berwarna pastel. Ada juga beberapa balon yang diletakkan di sekitar tempat itu, membuat suasana semakin hangat.
Hana menutup mulutnya, matanya berkaca-kaca. Ia tak menyangka teman-temannya menyiapkan sesuatu seindah ini untuknya.
“Ternyata ini…,” gumamnya pelan.
“Tentu aja! Surprise buat kamu,” kata Ika dengan bangga.
Saat Hana masih terharu, Ryan berjalan mendekat dan menyerahkan sebuah kotak kado berukuran sedang dengan pita silver.
“Selamat ulang tahun, Hana,” ucapnya dengan suara lembut.
Hana menatapnya kaget, lalu tersenyum tulus. “Ryan… Kamu jauh-jauh ke sini cuma buat ini?”
Ryan hanya mengangkat bahunya. “Ya… Aku nggak bisa nggak datang.”
Hana menerima kado itu dengan hati berbunga-bunga, lalu melihat semua teman-temannya yang tersenyum penuh semangat.
Momen itu terasa sempurna langit sore yang mulai berubah warna, angin pantai yang menenangkan, dan kehangatan dari orang-orang yang peduli padanya.
Hari ulang tahunnya tahun ini… benar-benar terasa istimewa.Momen Potong Kue & Tiup Lilin
Hana menatap kue ulang tahun di depannya dengan lilin yang masih menyala. Semua temannya bersorak, menunggu ia meniup lilin dan membuat permohonan.
“Cepetan, Han! Lilinnya keburu meleleh,” seru Anisa sambil tertawa.
Hana mengangguk pelan, lalu menutup matanya sebentar untuk berdoa dalam hati sebelum meniup lilin di hadapannya. Begitu lilin padam, sorakan dan tepuk tangan menggema di sekitar mereka.
YOU ARE READING
Part Of Class
Teen FictionSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 9
Start from the beginning
