Tatapan mata Rafen terlihat sayu, seolah menahan sesuatu yang tak bisa diungkapkan. Dia menunduk sedikit, menggigit bibirnya, berusaha mengontrol emosinya agar tak terlihat oleh teman temannya.
Hana menghela napas pelan. Dia ragu sejenak, tapi kemudian ia memberi tahu kan kepada Ika bahwa ketua kelas kita seperti sedang tertekan. Ika yang mendengar itu hanya diam lalu berbicara kecil "Biarin aja seharusnya dia sebagai ketua kelas bisa ikut mengkoordinasikan kelas" kesalnya.
Hana yang mendengar jawaban dari Ika pun langsung terdiam, ia ingin sekali berinteraksi dengan Rafen namun ia ragu dan sedikit takut karena Rafen seperti sedang memendam semuanya.
Rafen mendongak, mencoba tersenyum, tapi senyum itu terlihat dipaksakan.
Hana hanya bisa berdiri di tempatnya, menatap Rafen yang masih berusaha menyembunyikan perasaannya. Ia ingin mendekat, ingin mengatakan sesuatu, tapi langkahnya terasa berat.
Rafen menunduk lagi, menatap meja dengan tatapan kosong. Jemarinya bermain-main dengan ujung jas yang tadi ia lepas, seakan mencari sesuatu untuk dialihkan dari pikirannya.
Hana menggigit bibirnya pelan. Ia tahu bagaimana rasanya menahan sesuatu sendirian, dan itu bukan hal yang mudah. Tapi melihat Rafen seperti ini, ia pun ragu apakah kehadirannya akan membuat keadaan lebih baik atau justru semakin canggung.
Akhirnya, tanpa berkata apa-apa, Hana memilih kembali ke tempat duduknya. Namun, sesekali, matanya tetap mencuri pandang ke arah Rafen, berharap ada sesuatu yang bisa ia lakukan nanti.
Suara obrolan teman-temannya hanya terdengar seperti gumaman samar di latar belakang. Ia tetap diam di tempatnya, sesekali menarik napas dalam seakan berusaha menenangkan diri.
Hana melihat ke arah bangku belakang.
Ada sesuatu yang mengganggunya bukan karena penasaran, tapi lebih kepada perasaan tidak nyaman melihat seseorang yang biasanya ceria kini terlihat begitu murung.
Sementara itu, Ika yang sedang berbicara dengan beberapa teman di dekatnya sekilas menoleh ke arah Hana. Namun, ia tak terlalu memikirkan apa yang dilakukan oleh Hana. Baginya, suasana kelas masih berjalan seperti biasa, dan ia lebih sibuk dengan topik obrolannya sendiri.
Ada keinginan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu, tapi ia juga tak tahu harus mulai dari mana. Dulu, ia tak ragu berinteraksi dengan Rafen, tapi sekarang semuanya terasa berbeda.
Akhirnya, Hana hanya duduk diam, sementara pikirannya terusik oleh sosok yang duduk termenung di sudut belakang kelas.
Anak-anak kelas masih asyik dengan kesibukan mereka di luar. Tawa dan suara kamera terdengar riuh di koridor, sementara beberapa dari mereka sibuk memilih filter terbaik sebelum mengunggah foto ke media sosial.
Di dalam kelas, Rafen tetap diam di bangkunya. Teman sebangkunya sudah pergi keluar, bergabung dengan yang lain, meninggalkannya sendirian di sudut belakang.
Tak ada yang menghampirinya, tak ada yang mengajaknya bicara. Seakan keberadaannya tak begitu diperhatikan di tengah keramaian kelas yang mulai kosong.
Di sisi lain ruangan, Hana masih duduk di tempatnya. Ia melihat bagaimana Rafen tetap diam di tempatnya, sementara yang lain sibuk bersenang-senang. Semua orang tampak menikmati suasana, tapi di bangku belakang, Rafen hanya duduk dengan tatapan kosong, tanpa ada yang benar-benar peduli.
Begitu suara azan Zuhur berkumandang, suasana kelas langsung berubah. Seakan menjadi isyarat untuk pulang, hampir semua siswa mulai bergegas membereskan barang-barang mereka. Suara gesekan kursi dengan lantai terdengar di seluruh ruangan, bercampur dengan suara riuh rendah obrolan yang semakin ramai.
Di lorong, langkah-langkah cepat terdengar ketika siswa-siswi dari kelas lain juga mulai keluar. Beberapa masih sibuk memasukkan buku dan ponsel ke dalam tas, sementara yang lain sudah siap dengan botol minum di tangan, bersiap menuju gerbang.
“Ayo buruan, nanti macet di depan!” seru seseorang di dekat pintu, buru-buru menggantungkan tas di punggungnya.
Di sisi lain, beberapa siswa masih sempat bercanda sambil berjalan santai ke luar kelas. “Nggak usah buru-buru, palingan juga jalanan masih rame,” ucap salah satu dari mereka dengan nada santai.
Gerbang utama keluar masuk sekolah mulai dipenuhi siswa yang berbondong-bondong keluar. Beberapa berhenti sebentar untuk berbincang, sementara yang lain berjalan cepat agar bisa segera sampai di rumah.
Di dekat gerbang, beberapa siswa sibuk mengecek ponsel, memastikan jemputan mereka sudah dalam perjalanan. Sebagian lainnya berdiri di tepi trotoar, menunggu orang tua atau kerabat yang akan menjemput mereka.
Ada juga kelompok kecil yang memilih pulang bersama, bercanda sambil berjalan menuju area luar sekolah.
Suasana semakin ramai dengan suara langkah kaki, obrolan, dan deru motor yang mulai dinyalakan di parkiran. Beberapa siswa masih tertawa di pinggir jalan, enggan langsung pulang. Seperti biasa, setiap kali ada acara besar, sekolah selalu berakhir dalam hiruk-pikuk sebelum akhirnya benar-benar sepi.
Seiring waktu berlalu, satu per satu siswa mulai meninggalkan gerbang utama. Awalnya, suara kendaraan dan obrolan masih memenuhi udara, tetapi perlahan semuanya mulai mereda.
Motor yang tadi berjejer di parkiran kini semakin berkurang, menandakan bahwa sebagian besar siswa sudah pulang. Siswa-siswi yang tadi bercanda di pinggir jalan kini mulai berpamitan satu sama lain, melangkah pergi menuju rumah masing-masing.
Di dalam area sekolah, lorong-lorong yang tadi dipenuhi suara langkah kaki kini mulai kosong. Sisa-sisa kertas dari acara tadi masih berserakan di beberapa sudut, menunggu petugas kebersihan yang segera datang untuk merapikannya.
Di dekat gerbang, beberapa guru dan staf sekolah masih terlihat berdiri, berbincang sebentar sebelum akhirnya ikut meninggalkan area. Hingga akhirnya, gerbang utama yang tadi penuh sesak kini hanya menyisakan beberapa orang terakhir yang masih menunggu jemputan.
Sekolah yang tadinya ramai kini perlahan tenggelam dalam kesunyian.
✨✨✨
Hii guyss hehe gimana ceritanya?? Seruu gaa?? Yaa aku mulai nulis lagii and klo ada kesalahan kalimat silahkan di komentar 😽 bantu support aku lagii yaahhh thankyou guyss.... JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SUPPORT YAAA
Tunggu kelanjutannya yahh
💫HAPPY READING GUYS 💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Class
Fiksi RemajaSilahkan follow sebelum membaca yaa Kehidupan di masa putih abu-abu adalah masa dimana hal baru dimulai, perjalanan yang tak terduga membuat kita tak sadar bahwa selama ini hanya tersisa 1 tahun untuk melanjutkan ke tingkat kelas terakhir. Kelas s...
Part 2
Mulai dari awal
