Bab 24 Tabrak-Tabrak Masuk

1.1K 3 0
                                    

Setelah lama berada di dalam toilet, wanita berambut sepinggang itu pun melirik ke samping kanan. Pasalnya, di sana seperti ada orang yang sedang datang. Namun, Mirna tidak langsung kepo dan melihat siapa yang databg itu. Dia pun asyik memperbaiki rambutnya karena sempat berantakan, kemudian dia mulai memakai make-up lagi dan mempercantik diri.

Meskipun sudah terbilang paruh baya, akan tetapi wanita bermata hitam itu tidak terlihat tua. Dia malah lebih muda dan terlihat sangat menawan. Bahkan lelaki siapa saja tidak pernak menolak akan tawaran gilanya untuk berpacatan, atau pun saling mengenal satu sama lain. Mulai dari seorang lelaki yang sudah punya istri dan anak, bahkan sampai anak ABG SMA pun dia pacari.

Asal sama-sama mau dan saling mengisi kekosongan, Mirna tidak tanggung-tanggung dalam membuat mereka sangat betah bersamanya. Untuk saat ini, Mirna tengah berpacaran pada seorang lelaki yang sudah punya istri daj tiga anak. Lelaki itu sangat macho dan sudah berulang kali melakukan aktivitas malam bersama, baik di dalam hotel maupun di rumah keduanya.

Yang membuat Mirna mencintai Arga bukan karena urusan ranj4ng saja, melainkan kasih sayangnya yang semakin hari semakin terlihat nyata. Hidup dalam situasi sebagai simpanan adalah hal yang tidak menyakitkan baginya, karena wanita empat puluh tahun lebih itu hanya menginginkan cinta yang abadi dari seorang lelaki.

Sekalipun tepat di hadapannya, lelaki itu bercumbu pada sang istri dia tak merasa sakit hati. Karena ketika bersamanya, sudah ada jaminan kalau cintanya akan lebih terjaga. Namun, yang paling di benci oleh Mirna adalah, ketika pria yang dia cintai ternyata mendua dengan wanita baru. Itu adalah hal tidak bisa di toleransi lagi baginya, karena kebanyakan brondong yang dia kenal rata-rata seperti itu.

Sekarang Mirna sudah selesai membersihkan rambutnya yang berantakan, dia pun segera ke luar dari dalam ruang toilet wanita dan memperbaiki sepatu. Tak berapa lama, dagunya mendongak dan memerhatikan seorang wanita cantik berdiri di depan toilet pria, dia pun merasa kepo dan bergeming tanpa suara.

Lamat-lamat, seorang pria pun membuka pintu toilet. Yang membuat Mirna sangat terkejut bukanlah wanita itu berdiri di depan toilet pria, akan tetapi dia seperti pernah melihat wanita itu. Namun, dia lupa di mana. Saking keponya, Mirna pun membuka kembali ingatan perihal beberapa bulan lalu di hotel Century ketika dia dan Arga bermalam.

Mereka berselisihan dalam suasana kali itu, dan Mirna seketika teringat dan membayangkan apa yang terjadi di depan sebuah koridor ketika keduanya bertabrakan satu sama lain.

Brug!

Sebuah tas pun melambung ke udara, kemudian jatuh di atas lantai. Kala itu, Mirna menabrak seorang wanita cantik bertubuh semampai di hadapannya. Saking buru-burunya berjalan, dia tidak melihat seorang wanita tengah berdiri dan berjalan lawan arah padanya.

"Ma-maaf, Mbak, saya tidak melihat kamu ada di hadapan saya, karena tadi saya fokus ke Hp saja, sekali lagi maaf," kata Mirna sembari memberikan tas mahal milik wanita yang dia tabrak.

"Eng-enggak masalah juga kok Mbak, aku juga salah karena buru-buru mau masuk ke kamar itu. Karena sudah di tutup, jadi aku segera datang," katanya.

"Kamu mau masuk ke kamar itu, soalnya aku tadi salah kamar. Kirain itu adalah kamar pesanan pacar aku, ternyata bukan," ujar Mirna lagi, dan membuat wanita di hadapannya pun semakin merasa malu.

"Hmm ... ya, udah kalau begitu aku mau ke sana dulu. Soalnya suami aku menunggu di sana terlalu lama," jawabnya seraya menunjuk ruang kamar itu.

Mirna pun mengangguk, dan membiarkan wanita tadi pergi. Yang membuat heran Mirna bukanlah wanita tadi, akan tetapi dia seperti melihat menantunya—Reno ada di sekitar hotel ini. Karena nomor polisi yang terletak di belakang mobil itu tampak sangat jelas, sampai-sampai Mirna pun menarik napas panjang.

3 Miliyar Sekali EntotWhere stories live. Discover now