Bab 33 Perusahaan Mendadak Aneh

420 2 0
                                    

Setelah turun dari dalam mobil, pria berjas hitam itu menoleh kanan dan kiri. Dia celingukan heran, karena tepat pada pukul 07.15 WIB, sudah tak ada karyawan yang masih berkeliaran. Dia menganggap kalau para karyawan belum datang, dan Reno adalah orang pertama yang menapakkan kaki pagi itu. Kebanggan pun datang sendiri, solah dialah pahlawan dari perusahaan.

Dengan langkah santai, Reno berjalan seraya melepas kacamata hitamnya. Di tangan kanan, sudah ada tas dan beberapa dokumen. Setelah ini, Reno pasti akan di puji dan di puja karyawan karena telah pergi kantor lebih cepat. Namun, ada yang aneh dengan parkiran yang biasanya terbuka sekarang tertutup. Jelas, karena para karyawan belum datang.

Seraya menelan ludah beberapa kali, lelaki bermata hitam itu pun mencoba memasuki teras depan. Di sana sudah ada satpam yang menunggu tamu, dia pun langsung menunduk dan berdiri tegap kala CEO perusahaan datang. Dengan gagahnya, keduanya saling bertemu dan bertatap wajah. Setelah itu, Reno melihat ada yang aneh dengan satpam tersebut.

Seraya menyentuh lengan sebelah kanan, Reno pun berucap pada lawan bicara, "kamu kenapa, Dro. Kok, dari tadi aku lihat seperti takut gitu." Kemudian Reno menoleh kanan dan kiri, dia pun menambah, "apakah ada hantu di sekitar sini?" lanjutnya.

"Eng-enggak, Bos. Semua aman terkendali, silakan masuk dan memulai pekerjaan. Semoga bahagia, dan berhati-hati sampai tujuan," jawab sang satpam itu menggunakan bahasa sesuai KBBI.

Sang bos pun menyengir karena merasa geli. Satpam sekelas Hendro pun mulai lancar berbahasa sesuai kaidah kepenulisan. Biasanya kalau bertemu dengan Reno, keduanya selalu terlibat sebuah percakapan dewasa tentang janda yang sangat cantik. Kali ini perubahan pun terlihat jelas dari depan saja, dan sang CEO merasa kalau ada kemajuan.

"Terima kasih, Dro. Semoga hari-harimu juga bahagia, dan di terima di sisi-Nya," celetuk Reno bercanda padanya.

Lelaki tampan berambut cepak itu meninggalkan sang satpam, dia pun menaiki lift dan hendak menuju ke lantai tiga. Di sana akan ada rapat yang akan dia pimpin, bersama dengan sahabatnya—Dimas. Di sepanjang jalan, Reno hanya bersenandung dan menikmati pagi yang indah ini. Setibanya di ambang pintu, Reno menarik pintu dengan sangat lembut.

Dia pun masuk ke dalam ruangan yang sangat sunyi itu. Namun, kedua matanya tercengang setelah tahu terdapat hal aneh di dalam aula. Matanya pun tercengang, ludahnya mengalir deras dan membuatnya sangat merasa jantungan. Ini adalah kali pertama selama dia menjabat terjadi, seolah-olah sang waktu telah mengejeknya yang baru saja tiba.

Di dalam ruang aula lebar itu terdapat semua karyawan yang diam dan sudah tiba lebih awal. Hari ini adalah hari di mana Reno sudah genap tiga hari tak masuk ke kantor. Dan karyawan pun sangat disiplin serta datang lebih awal. Tak satu pun bergerak, bahkan ketika CEO mereka datang. Makanan tak ada di atas meja, padahal pagi ini dia sengaja tak makan karena ingin makan di tempat rapat.

Semua rencana pun pupus, dan Reno berjalan menuju depan seraya menatap kursi putarnya yang mengarah ke jendela ruangan tanpa ada yang berani menutarnya. Singgah sana tempat di mana dia duduk, sebagai bangku kehormatan para CEO dalam suatu perusahaan.

Setibanya di bangku itu, terdapat kedua kaki yang bergoyang di sana. Kemudian kaki itu menghilang satu dan dengan tangan kanan, Reno hendak menyentuh bangkunya.

Entah siapa yang berani menduduki bangku itu, seraya menarik napas panjang. Emosi pun berubah menjadi ganas setelah melihat hal tersebut. Reno memutarkan bangku, akan tetapu tangannya tak mampu karena berat dan bangku putar tidak bisa bergerak.

Tak berapa lama, bangku pun terputat dengan sendirinya. "Siapa kau, berani sekali menduduki bangku milikku," pekik Reno ngegas.

Para karyawan pun memutar kepala menatap sang bos yang berani berkata sangat kasar itu. Lamat-lamat, orang yang dia bentak pun memutar dan melihat Reno di posisi sangat marah. Kali ini dia pun menelan ludah, memandang lelaki berkumis tipis dengan gaya sangat gagah. Dia adalah Adiwijaya, membawa sebuah piala dan piagam kemenangan dari ajang perusahaan paling populer yang di selenggarakan tadi malam di ibukota negara.

3 Miliyar Sekali EntotWhere stories live. Discover now