Bab 32 Izin Poligami

700 3 0
                                    

Pagi telah tiba, semburat arunika datang dari berbagai arah dan membuat Julia bangun lebih awal dari biasanya. Namun, di dalam dipan sang suami telah tiada. Entah ke mana perginya dia, karena sedari tadi sudah tak ada pertanda kalau Reno tidak berada di tempat tidur. Akibat pulang larut malam, membuat Julia harus bangun sedikit lebih telat.

Walau pun sebenarnya ini sudah cepat, akan tetapi tetap saja Reno—suaminya lebih dulu bangun. Di hari Selasa, sudah pasti padat kerjaan di kantor, menjadikan Reno harus bangun lebih awal. Tak seperti biasanya, sang suami selalu di bangunkan. Paling tidak dengan bunyi alaram, kali ini tidak berdering sama sekali.

Di dalam kamar tidur pun seperti bau-bau tak sedap, belakangan hari ini selalu begitu. Padahal sudah ber-AC dan banyak pengharum ruangan. Akibat rasa kepo yang teramat tinggi, Julia pun langsung menuruni anak tangga dan berjalan ke luar. Di sepanjang jalan, dia menatap ke bawah dan melirik sang suami.

Sambil mengikat rambut dengan tali rafia, wanita itu pin tiba di meja makan dan benar adanya kalau sang suami sedang berada di sana. Memakai jas hitam, dan sudah selesai makan. Pasalnya dia akan pergi pagi ini juga, akan tetapi yang membuat tercengang bukanlah aktivitasnya yang cepat itu.

Akan tetapi, Nining—sang pembantu belum bangun juga dari dalam kamarnya. Biasanya sebelum subuh dia sudah mondar-mandir di dapur, paling tidak sudah membuatkan minuman hangat untuknya dan sang suami. Dengan mengernyitkan kedua alis, kemudian Yuli pun bergegas membuat susu hangat. Pagi ini dia ingin berlagak sangat cuek, karena separuhnya dia pun tahu kalau sang suami sudah benar-benar tidak berharap lagi padanya.

Setelah membuat susu hangat, Julia pun mendudukkan badan di atas kursi dan memakan biskuit dari dalam kulkas. Dan Reno pun menatap mantap istrinya yang tak berkata apa pun, tidak seperti biasanya. Pagi ini ada yang berbeda, aura Julia kembali setelah sekian lama meredup. Entah siapa yang berhasil membuatnya seperti itu, dan sang suami pun tanda tanya besar.

Dalam situasi saling diam, kemudian Reno menatap ponsel dan dia tersenyum. Entah siapa yang sedang mengirimkan chat padanya, yang pasti kalau sudah begitu akan ada drama baru di rumah tangganya. Gerak-gerik yang perlahan sudah di pahami, dan itu-itu terus sepanjang waktu.

Julia pun membayangkan rasa bosan, dan dia teringat saat bersama Adiwijaya di dalam mobilnya. Pasalnya, tanpa sengaja Julia mencium pipi sang mertua dengan sangat keras. Entah di sadari atau tidak, yang pasti dia dapat memastikan kalau ciuman itu bukanlah hal yang di sengaja. Kali ini, wanita berambut sepinggang itu pun tersenyum tanpa ponsel.

Sang suami merasa aneh dengan Julia, yang tersenyum tanpa ada sebab. Malam itu, ternyata hujan telah menjebak keduanya dalam kendaraan yang sempat bergoyang. Namun, tidak sempat kena tabrak, hanya saja kehangatan pun tercipta sebentar. Sekarang Julia mulai paham, kalau sang mertua tidaklah se-seram yang dia pikirkan sebelumnya.

Malah, akibat malam itu membuat sudut pandangnya berubah sama sekali. Sekarang Julia hanya bisa diam, memakan biskuit dan meneguk susu hangat. Tak berapa lama, wanita itu pun bergerak kembali menuju ke dalam dapur. Di pertengahan ruangan, Reno bangkit dan memanggil istrinya.

"Julia," panggilnya.

"Hmm ...," gumam Julia, dia menoleh. "Ada apa sayang?" tanyanya.

"Ada yang mau aku omongi sama kamu. Apakah kau ada waktu sebentar?" tanya Reno, dia pun sangat berharap kalau istrinya itu mau mendengar.

"Silakan aja, kamu mau ngomong apa?" tanyanya, lalu meraka kembali bertemu dalam ruangan yang sama.

Setelah beberapa menit berdiam diri, kemudian Reno pun gelisah dan tak tahu memulai percakapan dari mana. Sementara Julia pun hanya diam, dia tidak sanggup memulai juga. Pasti akan ada kabar yang mengejutkan, dia pun tarik napas panjang seraya membuangnya dari mulut.

3 Miliyar Sekali EntotTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon