putus asa

1.4K 211 33
                                    

"baiklah, jika seperti itu keluar saja dari keluarga ini" ucap kakeknya sontak membuat ayah dan ibu freen kaget mendengarnya

"kamu bukan lagi bagian keluarga ini, dan akan kakek pastikan kamu tidak akan bisa berkerja di manapun, jadilah gelandang seperti yang kamu inginkan" ucapnya menatap freen

"ayah" teriak ayah freen menatap ayahnya

"ayah tidak berhak mengeluarkan freen dari keluarga ini, aku ayahnya tidak akan pernah mengizinkan itu" teriak ayah freen

"kakek" ucap freen menatap sang kakek

"jika seperti itu kenapa kakek tidak membunuhku saja?" ucap freen

"freen" ucap ayahnya mendengar ucapan freen

"dari kecil aku selalu mengikuti kehendak kakek" ucap freen

"saat aku kecil kakek tidak pernah mengizinkan ku bermain dengan anak-anak lain" ucap freen

"kakek hanya menyuruhku belajar dan belajar, dan mengatakan aku tidak boleh seperti ayahku, karena aku cucu satu-satunya di keluarga ini" teriak freen

"aku sudah mengorbankan banyak hal dalam hidupku hanya untuk menuruti semua kemauan kakek, tapi kakek sama sekali tidak pernah memberiku pilihan" teriak freen

"selama ini aku tidak bahagia dengan hidupku, sama sekali tidak bahagia" teriak freen

"aku merasa hidup dalam penjara" teriak freen

"aku merasa terkurung dalam hidupku sendiri" teriak freen dengan tangisnya

"alih-alih melakukan semua itu, kenapa kakek tidak membunuhku saja?" ucap freen menatap sang kakek

"bunuh saja aku, aku mohon" ucap freen lirih dengan tangisnya

tangisan freen terdengar pilu bagi semua orang yang ada di sana, laki-laki yang selama ini terlihat baik-baik saja kini memperlihatkan kerapuhannya pada semua orang.

"freen jangan bicara seperti itu" ucap ayahnya menatap sedih freen

"ayah, berhentilah berkata seperti itu padaku" ucap freen melihat ayahnya

"jangan bilang aku harus menuruti kehendak kakek lagi" ucap freen

"selama ini aku hidup karena aku tidak bisa mati" teriak freen menatap sang ayah

"tapi ayah hanya selalu bilang jangan seperti itu" teriak freen

"turuti saja kemauan kakek mu" teriak freen

"kamu harus berusaha lebih keras" teriak freen

"kamu hanya sedang terpuruk" teriak freen

"berhentilah bicara omong kosong seperti itu" teriak freen menatap sang ayah

ayah freen memejamkan matanya, dia merasa bersalah, mengingat dulu saat freen mengeluh padanya dan mengatakan tidak ingin mengikuti perintah kakeknya lagi, dia selalu mengatakan seperti apa yang freen katakan tadi.

freen menundukkan kepalanya, emosinya begitu menggebu-gebu terhadap semuanya, dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"kakek" ucap freen melihat kakeknya

"apa kedua mata itu terlihat hidup?" ucap freen menatap kakeknya

"ini tidak hidup" teriak freen menunjuk matanya

namo dan becky hanya bisa memperhatikan freen, mereka merasa tidak perlu ikut campur dalam pembicaraan tiga orang yang terus berseteru di depannya, karena ini urusan keluarga freen, mereka membiarkan freen meluapkan emosinya pada sumber lukanya selama ini, yaitu keluarganya sendiri.

Life Together. Where stories live. Discover now