bom waktu

1.1K 192 28
                                    

freen bingung sendiri melihat sang kakek, dari saat mereka bertemu sampai sudah selesai makan malam bersama, kakeknya tidak mengatakan apapun, dia berlaga biasa saja, kakeknya bahkan membalas sapaan becky meskipun seadanya.

makan malam tadi sangat tenang dengan diiringi beberapa obrolan becky dan orangtuanya, namun sang kakek tidak ikut andil dalam obrolan itu, sekalinya berbicara dia hanya mengatakan ada yang ingin di bicarakan, dan ya kini semuanya berada di ruang keluarga menunggu apa yang ingin kakeknya bicarakan.

freen melihat sang kakek, dia menebak-nebak apa yang ingin di bicarakan kakeknya, hal baik atau hal buruk hanya itu yang freen pikirkan.

semuanya menunggu kakek freen berbicara, tapi tidak dengan namo, anak itu duduk santai di sebelah ibunya, melihat orang yang memiliki wajah angkuh yang membosankan, kakek ayahnya. melihat dari wajahnya saja namo sudah menebak bahwa apa yang di katakan ibunya tentang kakek ayahnya itu benar, lihat seberapa angkuh wajah laki-laki tua itu sekarang, namo tidak menyukainya.

"apa yang kakek ingin bicarakan?" ucap freen melihat sang kakek

"aku bukan ingin berbicara denganmu" ucap kakeknya melihat freen

"apa?" ucap freen mengerutkan keningnya

"dia putrimu?" ucap kakek freen melihat becky setelah itu dia melihat namo

"iya" ucap becky

"apa pendidikannya?" ucap kakek freen

"dia kuliah?" ucapnya lagi

namo sedikit terusik dengan nada bicara kakek ayahnya, sebelum becky menjawab dia menjawab terlebih dahulu.

"aku tidak kuliah" ucap namo, kini semua mata melihat ke arah namo.

"kenapa?" ucap namo melihat kakek ayahnya

"kenapa kamu tidak kuliah?" ucap kakek freen

"ibumu tidak mampu membiayainya?" ucapnya lagi

"kakek" ucap freen meninggikan suaranya mendengar apa yang di katakan kakeknya

namo tertawa kecil mendengar apa yang di katakan kakek ayahnya, nada bicara laki-laki tua itu benar-benar terdengar seperti merendahkan ibunya.

"ayah, apa seperti ini cara ayah menyambut kedatangan freen setelah beberapa tahun?" ucap ayah freen melihat ayahnya

"aku tidak kuliah karena tidak ingin bukan karena ibuku tidak mampu" ucap namo

"kenapa seperti itu?" ucap kakek freen melihat namo

"apa yang kenapa? ini hidupku aku bebas melakukan apapun" ucap namo

becky melihat namo, dia berharap emosi anaknya tidak terpancing karena ucapan kakek freen.

"ck" gumam kakek freen tertawa melihat namo

"dia benar anakmu?" ucap kakek freen melihat freen

"apa yang kakek katakan?" ucap freen menatap sang kakek

"kenapa kakek mengatakan itu?" ucap freen

"aku hanya ragu dia benar anakmu, kamu pintar mustahil rasanya memiliki anak yang memiliki pemikiran bodoh sepertinya" ucap kakek freen

"kakek" teriak freen

"siapa yang bodoh?" ucap becky mendengar ucapan kakek freen, dia tidak terima anaknya di sebut bodoh.

"anakmu" ucap kakek freen

"dimana letak bodohnya? ini bahkan baru pertemuan pertama anda dengan anak saya, dari sisi mana anda bisa menyimpulkan dia bodoh?" ucap becky menatap kakek freen

Life Together. Where stories live. Discover now