69. following me

392 54 0
                                    

Achille terlihat beku dan pucat serta tenaganya seperti habis. Lyle ingat, betapa kasarnya iblis itu bergerak seakan sengaja ingin wadah yang digunakan terluka dan lelah. Karena yang akan merasa kerusakan itu Achille sendiri.

Dia perlu istirahat, maka Lyle memapahnya menuju dipan kacil yang berada dekat jendela. Otomatis menghadap para perempuan yang sudah lepas dari ikatan. Meskipun terlihat memprihatinkan, secercah harapan akan bebas kini semakin nampak di mata mereka.

"Bagaimana jika dia merapalkan kutukan lagi?" monolog Lyle, dapat didengar oleh semua orang. Meskipun suara makian demi makian terus menggelegar di belakang gubuk.

"Cahaya menerangi kegelapan, melenyapkan ketakutan, dan membasmi sumpah serapah. Yang ada, sumpahnya akan berbalik. Mungkin dia tidak mati dengan mudah, hanya saja wujudnya hilang dan kemampuannya berkurang. Dia benar-benar akan menjadi makhluk tidak terlihat dan tidak terdengar. Atau bisa disebut makhluk yang ditinggalkan," sahut Sophia seraya berjalan menghampiri Julia yang disandarkan ke dinding.

Gadis itu duduk di sana dengan menggenggam tangan dingin pelayannya. Dulu saat ia kecil, tangan itu selalu hangat tiap ia sentuh. Sedikit lebih membuka mata, ia meraba nadi Julia.

Sesaat setelah itu, Sophia terlihat terburu-buru memeriksa nadi di titik lain. Leher, dan jantung, sampai-sampai ia menempelkan telinga ke dada kiri Julia dengan raut ketakutan yang begitu ketara.

Cepat-cepat Lyle lebih mendekat dan bejongkok di hadapan Julia. Ia meraba pergelangan tangan wanita tersebut, seiring dengan Sophia yang memukul pelan pipi Julia.

"Julia! Julia!"

Atensi semua orang terpokuskan pada Julia dan Sophia. Memerhatikan seraya mengira-ngira kemungkinan terburuk terjadi.

"T-tidak!"

"Tempat terlaknat ini tidak mungkin merebut Julia dariku!" Nada suaranya tidak stabil. Sophia membawa wanita itu ke dalam dekapannya, namun baru sesaat, Lyle lekas merebut tubuh ia untuk ditenangkan.

Belum pernah Lyle melihat Sophia setakut ini. Tangannya bergetar hebat dengan sorot ketakutan yang tidak bisa dideskripsikan. Entah sejak kapan, nyawa Julia telah melayang.

Semua menghening, hanya makian di belakang gubuk yang dapat menyambar telinga mereka. Mengutuk Whittaker dan D'Lupus untuk segera mati. Sampai hampir menyentuh tengah malam, suara iblis semakin memudar, hingga akhirnya tidak terdengar. Sementara itu, istrinya masih ada dalam dekapan.

"Ingin melihat bulan?" tanya Lyle sangat lembut hingga mampu membuai indra pendengar siapa saja. Pula tangannya terus bergerak mengusap rambut Sophia. Dia tidak peduli meskipun menjadi pusat perhatian, hanya memikirkan bagaimana cara untuk menenangkan hati istrinya. Beruntung sekarang bulan purnama, cahayanya bersinar makin terang di luaran sana.

Sophia mengangguk, Lyle lantas mengangkat gadis itu ke dalam gendongan. Dia menyuruh seorang pria membuka pintu, lalu membawa Sophia keluar.

Ia sangka Sophia akan berseri tatkala melihat bulan, namun gadis itu justru hanya menatap kosong. Bukan kosong seperti biasanya, melainkan seperti ada sesuatu yang hilang di sana. "Kamu harus istirahat, tutup matamu. Aku akan menjagamu," katanya.

Menurut, Sophia memejam secara spontan sembari menikmati belaian Lyle di rambutnya, serta kecupan yang beberapa kali didaratkan pada pucuk kepalanya. Tanpa butuh waktu lama, gadis itu benar-benar terlelap.

Membawa Sophia masuk, di dalam sana semua sudah tertidur. Walau mungkin ada beberapa yang kesadarannya masih berfungsi. Lyle duduk di samping Putra Mahkota yang telah lelap, tidak melepaskan Sophia, ia bersandar ke tembok dengan tatapan mengarah Julia. Ia juga sedikit berharap, wanita itu akan bangun. Berharap kematiannya hanya sementara.

The Cursed Duke's Moonحيث تعيش القصص. اكتشف الآن