18. the beginning

800 107 4
                                    

Ini merupakan ingatan yang dalam seluruh cerita hanya Lyle-lah yang mengingat. Tepatnya kala ia belum memutar waktu.

Seperti biasanya, salah satu Pangeran yang lahir dari seorang putri—Estelle mendapat keistimewaan bahwa putranya dapat mewarisi gelar pangeran—tersebut selalu bertengkar jika bertemu ayahnya. Itu terjadi selepas ia kembali dari perang, saat usianya masih 13 tahun.

Di saat itu, Putri Estelle yang tak lain ibunya telah meninggal dunia. Semenjak beliau meninggal, ayahnya seperti orang yang tergesa-gesa ingin dirinya segera menikah.

"Aku tidak sudi untuk menikah!" teriak anak laki-laki tersebut. Matanya memanas karena amarah, diliputi kilat memberontak seraya menatap tajam pria dewasa di depan.

Dia, Lyle remaja.

Kepalanya sangat pening sekedar mengatakan kalimat ini.

"Dan aku tidak peduli! Sekalipun kau membunuhku, aku akan tetap menikahkanmu!"

Lyle berasumsi bahwa ayahnya telah gila karena ditinggalkan istrinya. "Tidak akan ada yang menerima lamaranmu untukku, sampai ujung dunia pun."

"Untuk apa aku mencari sejauh itu?!" Dia berseru ketus, dan meninggalkan Lyle yang masih menyulutkan emosi.

Lamaran untuk putranya selalu ditolak, namun Grand Duke terlampau gigih. Hingga suatu hari saat usia Lyle 14 tahun, Grand Duke memberitahu bahwa calon istrinya berasal dari pinggir kota, seorang anak perempuan dari Marquess Florentine.

Tentang Marquess Florentine Lyle sebatas tahu nama keluarganya saja, itu pun karena sebagian besar bangsawan menggunakan jasanya, dan dia tidak pernah mendengar desus bahwa Florentine memiliki gadis kecil.

Suatu hari di musim panas.

"Kalian ikut dengan Grand Duke, bukan? Apa benar Calon Duchess kita itu putri dari Marquess Florentine yang tak pernah diketahui?"

"Benar," jawab kompak dari kedua kesatria yang beraut wajah mirip. Aidan dan Aiden.

"Aku terkejut melihat Calon Duchess! Ah, Lady itu mengingatkanku pada mendiang Grand Duchess." Aidan berpendapat.

"Mereka mirip!" Aiden menimpali.

"Tidak! Itu hanya warna rambutnya saja." Aidan mempertegas, hampir mengajak kembarannya berdebat.

"Ra-Rambut?!" Beberapa di antara mereka bersuara terkejut.

Sedangkan di balik pintu menuju tempat pelatihan, mata Lyle mengencang kuat. Tubuhnya seperti bongkah patung yang tak dapat digerakkan.

Sungguh, kalimat barusan tidak akan pernah menjadi penghiburan untuknya. Alangkah lebih baik jika gadis yang akan dinikahkan denganya tidak mirip sama sekali dengan sang ibu. Dia hanya ingin melupakan ingatan menyakitkan tentang ibunya.

Alasan ia ikut ke medan perang ketika masih 12 tahun pun, hanya ingin merehatkan pikiran dari sang ibu. Tetapi begitu pulang, usahanya seakan ditentang takdir. Ia hendak dinikahkan dengan gadis yang memiliki rambut perak?

Dia takut, bayangan sang ibu akan terus berputar di benaknya hanya karena warna rambut. Itu warna yang sudah dikatakan tidak ada, di mana pun setelah kematian Putri Estelle. Namun tiba-tiba saja ada seorang Lady berambut perak?

Dia menekan rambut ke belakang dengan kasar sehingga membuat dahinya terpampang, rumit memikirkan kejadian ini. Dia takut terobsesi dan ketergantungan padanya. Karena dia sangat menyukai warna rambut sang ibu.

Di musim dingin bulan ketiga, saat alam diliputi salju.

Melaksanakan pernikahan yang tidak bisa dia pahami untuk apa adalah hal yang menyita pikiran. Hubungan politik? Bukankah usianya masih terlalu dini?

The Cursed Duke's MoonWhere stories live. Discover now