48. kill him

340 54 2
                                    

"Persetan! Ini sangat panas!" Kondisi udara berubah drastis, dari yang begitu dingin sekilas waktu menjadi sangat panas. Rasa yang terbakar sama seperti saat huruf merah bereaksi. "Rasanya aku akan mati membawa dendam di sini!"

"Kelinci kecil, di sini tidak ada rumput."

Sebuah suara menuntun pandangan Lyle semakin jauh ke depan. Terlihat Sophia menoleh dengan raut terkejut yang samar, serta sosok besar yang berdiri beberapa jarak di sana. Dilihatnya Sophia sejenak, Lyle berkata sembari menunjuk, "Dia rumputku!"

Ia berjalan seraya terpukau memperhatikan sosok yang selama ini hadir melenyapkan dirinya di dalam mimpi. Menemui makhluk yang selama ini membuatnya menderita ada di dunia nyata, kata seperti apakah yang pantas untuk penyebutan pertemuan ini? "Akhirnya kita berjumpa di kenyataan!"

Sosok itu menanggapi perkataan Duke Muda seolah lucu, memandang sang terkutuk seperti boneka. "Ingin bermain denganku?" tanyanya, menantang.

Seiring dengan Lyle yang mendekati sang Whittaker yang berjuang bangkit, dia melanjutkan, "Saat masuk ke dalam tubuhmu, aku merasa dipermainkan, karna dirimu justru meruntuhkan pepohonan. Sepertinya memang lebih baik aku membunuhmu secara langsung, ya?"

Selama iblis itu berbicara, Sophia terus memaksa Lyle agar menyerahkan pedang yang di genggamannya. Ia bahkan tak sempat memeluk Sophia untuk menenangkan. "Aku setujui ajakan permainanmu!" jawab Lyle sedikit melirik ke atas guna melihat rupa sang iblis.

"Cepat, Lyle!"

"Untuk apa? Biarkan aku saja! Kamu, lindungilah dirimu, di sini sangat panas!" Kaki kanan Lyle maju selangkah, dan kala itu pula Sophia merebut gagang pedang seraya menggoreskan telapak tangannya pada bagian yang tajam.

Darah segar mengalir dari telapak tangan sang istri yang tentunya membuat Lyle membelalakan mata dan merasa terluka, ia tidak tega. Belum sempat dia bertanya, Sophia meneteskan darahnya pada senjata itu. Lantas memberikan senjata pada pemiliknya lagi.

"Aku yakin, kamu bisa. Ibuku, Selene, akan membantumu," ujar gadis itu, tenang.

Napasnya tercekat. Dalam kondisi seperti ini Sophia melukai tangan indahnya? Ia tidak ada waktu untuk merawat sang istri, karna Raja Kegelapan itu sudah mulai mengacungkan pedang api.

Dengan kecepatan kaki, Lyle berlari ke hadapan sang iblis. Memijaki dasar panas seraya menyeret senjatanya. Ia berjuang untuk tidak memikirkan sang istri lebih dahulu, agar kefokusannya tidak hancur. Lelaki itu melompat ke udara, mengarahkan pedang pada perut sang iblis tatkala iblis itu hendak menyerangnya dari bawah.

Alhasil, pedang Duke Muda menembus perut iblis, tetapi luka itu tidak berarti apa-apa bagi sosok itu.

"Bersiaplah untuk mati, Kelinci Bodoh!" hardiknya, sombong.

"Aku selalu bersiap untuk mati!" Lyle menimpali, dan kemudian mengalirkan sihir pada pedang yang perlahan menyerap darah sang istri. Sehingga, sihir dan kekuatan dari darah Whittaker bersatu, membuat pedang menyala seperti api bewarna biru.

Menghindari serangan pedang api Raja Kegelapan, Lyle berkeliling ke belakang mencari area yang menjadi titik lemah sosok itu. Dia berpikir, di mana kiranya itu berada?

Tidak berpikir lebih lama lagi, Lyle menganyunkan pedangnya ke arah pergelangan tangan iblis yang memegang pedang api, sehingga tangan itu putus dan membuat sosok menyeramkan itu berteriak kesal.

'Apa pedangku setajam ini?'

Lengan kiri iblis yang masih utuh mengarah ke depan dan menyerang Sophia yang duduk dengan keringat merambas deras, sebab es-nya mulai mencair. Namun, api itu jatuh ke sisi lain karna ulah angin yang berhembus kencang.

The Cursed Duke's MoonWhere stories live. Discover now